‼️END‼️
"The real, sarapan pagi dengan roti!"
"Gue mau kita putus!"
"Kenapa? Lo mulai anggap gue kakak?"
"Makin gila lo, gue baru tau ada orang yang segila ini."
"Makasih untuk pelukannya tadi."
"Beruntung juga ya mereka bisa punya guru olahraga sec...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Erthan sedang menggedor pintu kamar Nada. Sebenarnya pemiliknya ada di dalam, tetapi sama sekali tak membuka pintu itu.
"Nada buka!!!"
Tetap saja, Nada belum membukanya. Erthan pun bahkan berusaha mendobrak pintu itu, tetapi hasilnya nihil, tetap tidak bisa.
"NADA!!"
Cklek
Akhirnya pintu itu terbuka, sebelum Nada membuka suara. Erthan lebih dulu menarik Nada kedalam dan menutup pintu itu kasar.
Ia mendorong Nada ke dinding membuat sang empu meringis kesakitan.
"Apaan sih, kenapa lo jadi kasar sama gue!!"
"Jawab gue Racha ada dimana, pasti lo yang bawa dia pergi, 'kan!"
"Kenapa harus tanya gue?"
"Lo jangan pura-pura, sekarang kasih tau gue dia dimana!"
Nada bersedekap dada. "Gue gak tau."
"Nada, lo jangan main-main!" geram Erthan.
"Okey," Nada menganggukkan kepalanya pelan," Emang gue yang bawa dia pergi!"
Erthan mengepalkan tangannya dan memukul dinding yang berada disamping kepala Nada. Nada kaget, bahkan dia memejamkan matanya.
"Kenapa lo lancang gini hah?!"
Nada langsung menatap Erthan dengan sinis. "Ini salah lo juga gak angkat telepon dari gue, jadi gue ke apartemen lo, dan ternyata malah nemuin dia disana."
"Terus kenapa lo malah bawa dia pergi, Nada?!"
"Dia yang minta, gue cuma nurutin kemauannya."
Erthan mengacak rambutnya sendiri dengan berdecak kesal,"Sekarang dia ada dimana?"
"Gak tau, dia kabur gitu aja, gue malas kejar."
Erthan frustasi, dia mengacak rambutnya kasar dan berteriak keras.
"Apa yang terjadi? Kenapa dia bisa di apartemen lo?"
"Bukan urusan lo!" Erthan ingin pergi tetapi lengannya di cekal oleh Nada.
"Lo ada rasa sama dia?"
Erthan menoleh kearah Nada. Dia menyentak tangan nya dari Nada, setelah itu keluar dari kamar itu.
"Saingan gue banyak banget ternyata."
Sebenarnya rumah itu suasananya sedang panas-panasnya. Tadi pagi sekitar jam 3 tuan Hanzka mengamuk, itu di karenakan dia yang mendapatkan kabar jika istri mudanya dibawa oleh Racha.
Dan saat itu juga dia mengerahkan anak buahnya agar mencari keberadaan Racha, dan juga Aranthae yang ingin ia kasih pelajaran karena ulah laki-laki itu Kanaya bisa dibawa pergi.
