14. Pertempuran

29 0 0
                                    

Jam 22

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam 22.32 Fanika sudah sampai di depan ruko kosong, dia melihat disana ada 3 lelaki yang sedang berdiri didekat motor masing-masing dengan pandangan menatap kearah mobilnya.


"Kenapa harus mereka!!"

Ia bergumam dengan nada kesal. Setelah itu keluar dari mobil dan melangkah kearah ketiga lelaki itu.

"Wih cewek ternyata."

Sontak Fanika menatap datar lelaki yang lebih tinggi dari dua lelaki lain disana.

Lelaki lain dan berekspresi dingin, namun berwajah lucu maju satu langkah. "Sekarang aja berangkat!"

Fanika melihat satu persatu motor itu. "Yakin pakai motor?"

"Kenapa enggak?" ujar lelaki itu balik tanya.

"Kalian belum dikasih tau berapa lama kita diperjalanan?"

"Belum, emang berapa lama?!" kata lelaki yang sedari tadi diam.

"Mungkin hampir 3 jam!"

"What, beneran??"

"Hm." Fanika melangkah menuju mobilnya, ia menatap kearah mereka. "Pake mobil ini, motor kalian simpan di garasi ruko!"

Setelah itu Fanika masuk kedalam mobilnya. Sedangkan ketiga lelaki itu mengikuti perkataannya. Ketika sudah, ketiganya menaruh barang-barang mereka di bagasi mobil.

Mereka masuk kedalam mobil dan Fanika langsung mengendarai mobil itu.

"Nama lo siapa?" tanya lelaki tinggi itu.

"Fanika!"

Lelaki tadi mengangguk. "Gue Bryan, itu yang pake jaket kulit warna hitam, baru pake kaos putih didalamnya itu Gio. Nah, yang celananya robek robek di lutut itu Aranthae!"

"Heh kutu badak ini style, you know!"

"Lo mau jalanin misi apa adu visual sih bocil."

"Bocal bocil bocal bocil matta lo lima!" seru Aranthae tak terima dengan perkataan Bryan.

Bryan terkekeh kecil, "Sshuttt, diem." Lalu Bryan memutar badannya kearah belakang. "Bocil gaboleh bacot!"

"Si anying sini lo!!" Dia ingin mencakar wajah itu tetapi terhalangi oleh Seatbelt yang ia pakai dan juga ditambah Gio menahannya.

"Gedeg banget coek pen gue cakar muka dia yang sok kecakepan itu!"

"Maap keun gueh nih yeh, tapi gueh emang cakevp!"

"Muka lo yang kek bocil anjay, lo yang bocil bocil bocil bocil bocill!!"

"Affah affah, gueh tidack mendengarnya?!"

"SII ANJI-"

Secara tiba-tiba Fanika mengerem mobil itu yang membuat ketiga lelaki itu kaget, karena pada dasarnya Fanika mengemudikan mobil tadi laju.

RACHA THE GESREKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang