7. Oikawa

1.1K 117 29
                                    

15.49

Kuroo yang merenggangkan badannya karena baru saja bangun dari tidur siangnya. Untung saja dia masih sempat tidur dan mengisi tenaganya kembali.

Krukk....

Suara itu berasal dari perutnya, ia rasa lambungnya sudah mulai kosong dan minta di isi.

Kuroo segera memegang perutnya yang bunyi itu sambil berkata. "Sabar ye, kita liat kulkas dulu ada makanan apa kaga."

"Terus gimane? Pasti lu kena tolak, kan tadi?" suara Bokuto dari ruang tamu terdengar oleh Kuroo yang baru saja turun dan berjalan kearah dapur. Dapat di lihatnya bahwa ia sedang berbicara dengan Oikawa di sofa.

Oikawa mengerucutkan bibirnya. "Gua mau bilang enggak, tapi gua kena tolak."

Bokuto tertawa renyah mendengar pengakuan Oikawa itu. Sungguh, ini sangat lucu baginya. Entah sudah kali ke berapa Oikawa gagal dalam kencan butanya.

"Kasian banget lo hahahaha." ucapnya diiringi tawanya.

"Dah balik lu Wa? Tumben cepet amat." ucap Kuroo dengan suara yang cukup kencang agar Oikawa mendengarnya.

"Udah kena tolak. Ngapain lama-lama di sono." balas Oikawa dari sofa.

Kuroo yang mendengar itu hanya mengangguk kecil. Ya... Ini sudah di perkirakannya sih. Oikawa memang selalu gagal dalam kencan butanya. Membuat Kuroo tidak heran lagi.

Mata Kuroo bergerak kesana kemari ketika membuka kulkas untuk mencari apakah ada sesuatu yang bisa dirinya makan. Hingga akhirnya pandangannya tertuju pada puding mangga sisanya semalam.

"Lumayan, belum kadaluarsa ini." Kuroo segera mengambil puding itu dan menutup pintu kulkas kemudian berjalan kearah kedua temannya yang sedang asyik bersenda gurau itu.

"Oh iya, ceweknya tadi cakep kaga?" tanya Kuroo sambil menghempaskan bokongnya di tengah-tengah kedua temannya itu. Membuat Bokuto mengendus sebal karena mau tak mau ia harus bergeser dan memberikan Kuroo tempat untuk duduk.

Oikawa memejamkan matanya seolah berfikir keras. "Tipe gua sih....."

"Berarti gak cakep tuh cewek. Tipe lu kan aneh." remeh Bokuto.

Kuroo mengangguk sambil memakan pudingnya. "Iya, setuju bet sama Bokuto. Tipe lu gak banget."

"Eh iya lu gak beliin kita makan Wa?" tanya Bokuto.

"Males... Beli sendiri dong, punya kaki kan lu berdua?"

Ting!

"Yee kan sekalian, lu tadi lagi di luar juga."

Kuroo berhenti memakan pudingnya kemudian meraih handphonenya yang berbunyi dari saku celananya. Dan menatap handphone itu.

"Males ah, kalo laper tuh beli sendiri! Gosah nyuruh-nyuruh!" ucap Oikawa.

Bokuto mengerucutkan bibirnya. "Ya gua juga males, makanya harusnya lu yang beliin makanan buat gua!"

"Itung-itung bantuin orang, dapet pahala."

Ekspresi bingung terpampang tipis di wajah Kuroo setelah ia mengetik di layar handphonenya. Ia menatap Oikawa dan Bokuto secara bergantian kemudian kembali menatap handphonenya.

Kuroo menarik nafasnya kemudian menyodorkan handphonenya pada Bokuto. Dan ia pun kembali menatap Oikawa yang berada di sebelahnya.

"Bener, lu tega emang ngeliat temen lu sendiri kelaperan?" tanya Kuroo.

"Tega tega aja sih, selain bukan gua yang kelaperan mah."

Kuroo tertawa mendengar itu. "Bejat lo." Kuroo melirik lewat ekor mata untuk melihat Bokuto yang sedang menatap handphonenya. Dapat di lihatnya Bokuto terkejut di sana.

House[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang