19. Mengusir setan

696 96 10
                                    

Oikawa membuka matanya kemudian menoleh pada Bokuto yang berada di sebelahnya. Bokuto tampak pucat dan terlihat ketakutan.

Menyaksikan itu tentu saja membuat Oikawa khawatir. Dia segera merubah posisinya menjadi duduk dan menoleh pada ranjang Bokuto yang ada di sebelah ranjangnya.

"Bok, lu kenapa? Masih sakit kaki lu?" tanya Oikawa.

Bokuto menggeleng kemudian menatap Oikawa. Tanpa bertanya pun Oikawa tahu bahwa itu adalah tatapan seseorang yang takut. Tetapi, apa yang Bokuto takuti?

Ah.... Oikawa tahu. Kemungkinan besar Bokuto di teror oleh sosok yang ada di rumah mereka.

"Wa, dia mantau kita...."

Oikawa tahu pembicaraan ini mengarah kemana, "Dia mantau dari mana?"

Bokuto melirik kearah sudut ruangan rumah sakit, di situ ada sofa panjang yang seharusnya di gunakan oleh orang yang menunggu mereka tetapi, sofa itu kosong. Tak ada siapa-siapa.

Oikawa mengikuti lirikan mata Bokuto dan di dapatinya sofa itu kosong. Atau mungkin Oikawa yang tidak bisa melihat mereka. "Sofa?"

"Sebelahnya." Bokuto kembali menatap Oikawa.

"Mukanya kesel, dan dia bawa gergaji di tangan kanannya dan gunting di tangan kirinya Wa...."

Oikawa terbelalak mendengar itu. Tunggu... Itu adalah sosok yang di lihatnya kemarin pada saat dia sedang cosplay menjadi tali tambang.

"Dia ngedeket ke kita?"

Bokuto menggeleng. "Gak, dia diem sambil natep kita tajem."

"Bok, ini udah ada yang gak beres kita harus ke orang yang bisa." ucap Oikawa sambil menatap Bokuto serius.

Bokuto mengangguk. "Gua juga satu pemikiran sama lu, tapi kita lagi gak bisa kemana-mana."

"Kuroo bisa!"

Bokuto tersenyum miris. "Kuroo udah gak ada dari pas gua bangun."

Deg

Tangan Oikawa gemetar mendengar itu. Kuroo meninggalkan mereka? Kenapa? Bukankah dia tidak percaya hal seperti itu?

Sial, satu-satunya yang memiliki keberanian besar diantara mereka adalah Kuroo. Dan orang itu malah pergi? Yang benar saja.

"Dia pergi..." Bokuto menghela nafas lega.

"Iya, Kuroo pergi." Oikawa berucap dengan tampang kesalnya.

"Bukan, maksud gua sosok itu."

"Tapi Kuroo juga pergi Bok! Dia ninggalin kita!" balas Oikawa.

"Wa, Kuroo emang pergi. Tapi dia bakalan balik!"

"Lu gak seharusnya sepercaya itu sama dia Bok, dia aja gak percaya sama apa yang kita omongin." Oikawa berkata dengan nada kesalnya. Sungguh, ia sangat kesal dengan Kuroo saat ini. Jika saja Kuroo ada di hadapannya pasti dia sudah meninjunya.

"Kita harus percaya, dia satu-satunya harapan kita. Siapa tau dia manggil orang pinter!" yakin Bokuto.

"Bok, kita lagi ngebicarain Kuroo." dia menatap lekat Bokuto cukup lama. "Kuroo aja gak percaya sama setan, apa lagi sama orang pinter."

••••••

"Kuroo dah gede ya sekarang, ayo ikut Kakak bersihin rumah itu." Kurona berucap sambil tersenyum manis.

Kuroo yang mendengar itu hanya menatapnya kesal. "Kak, udah aku bilang aku gak mau ikut Kakak ngebersihin rumah ataupun ngeluarin setan!"

Senyum manis Kurona seketika menghilang dan di gantikan oleh tatapan mengejeknya. "Eh? Kenapa? Masih gak percaya sama setan?"

House[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang