27. Tangisan

666 86 12
                                    

Oikawa terus berlari menyusuri lorong tak berujung itu sambil sesekali menoleh ke belakang. Dia masih mendengar suara gergaji yang kencang itu.

Tetapi, herannya... Setan psikopat yang tadi mengejarnya itu tak kunjung terlihat.

Oikawa menggelengkan kepalanya. Seharusnya dia bersyukur karena setan itu tidak menampakkan dirinya. Bukannya malah heran. Dia kembali fokus ke depan. Sungguh, kakinya sudah terasa pegal akibat terus berlari tanpa henti.

Karena sudah merasa lelah, Oikawa menghentikan nafasnya. Dia memegang tembok yang ada di sebelahnya dan mengatur nafasnya yang menderu tak karuan itu.

"H-hah.... G-gila kali, ya? Sampe kapan gua harus lari kayak gini?" keluh Oikawa sambil mengusap wajahnya yang penuh dengan peluh.

"H-hiks... H-hiks...."

Samar, Oikawa mendengar ada suara tangisan yang sangat lirih dan menyayat hati.

"H-hikss... T-tolong......"

Oikawa tertegun mendengarnya. Dia meminta tolong, apakah Oikawa harus membantunya?

Tetapi... Bagaimana jika suara itu bukanlah suara manusia?

"Hiks... Hiks... S-s-sak-it..."

Oikawa menggelengkan kepalanya, sepertinya yang menangis itu memang orang. Lagi pula memangnya setan bisa merintih kesakitan?

Dia melangkah kakinya untuk mencari sumber suara itu. "Hoi, kamu ada di mana?" Oikawa bertanya sambil menyusuri beberapa ruangan yang ada di lorong itu.

"H-hiks hiks...."

Suara itu makin nyaring terdengar di telinganya. Dan langkahnya terhenti ketika dia tiba di salah satu ruang yang ada di sana.

Ruangan itu tidak memiliki pintu, jadi Oikawa bisa leluasa untuk melihatnya terlebih dahulu.

Dia berdiri tepat di depan ruangan tak berpintu itu. Di dapatinya seseorang dengan rambut sebahu bewarna pirang-hitam sedang menenggelamkan wajahnya sambil membelakangi dirinya. Oikawa menduga itu adalah perempuan.

"Hey, ngapain di situ?" tanya Oikawa.

"Hiks hiks... Dia... Gak ngenalin s-saya.... Hiks... Hiks.."

Oikawa menyerngit heran mendengar itu. Siapa yang tidak mengenalinya? Oikawa? Ayolah, bahkan ini pertama kali Oikawa berjumpa dengannya.

"Maaf... Tapi kan ini pertama kali kita ketemu." ucap Oikawa sambil melangkah mendekat pada perempuan itu.

"Jangan nangis, masa cantik-cantik nangis." ucap Oikawa tepat di belakang perempuan itu.

"Hiks... S-saya be-hiks neran ca-cantik?"

Oikawa tersenyum mendengar itu. "Iya dong! Makanya berhenti nangis, ya?"

Perempuan itu mengangguk kemudian menoleh pada Oikawa. "Iya." sambil mengatakan 'iya' dia mendongakkan kepalanya dan tersenyum pada Oikawa.

Oikawa yang menyaksikan itu ikut terseyum. Tapi... Senyum ketakutan.

Pasalnya....

INI ADALAH SETAN YANG DIA LIHAT DENGAN WAJAH BAGIAN KANAN YANG HANCUR SETENGAH DI KAMAR TIDURNYA TADI!!

"Beneran cantik, kan?"

Oikawa hanya tersenyum dan mengangguk. "Iya." dia membalikkan badannya dan dengan cepat berlari sekuat tenaga meninggalkan ruangan itu.

"OASU TERNYATA SETAN!!!!!"

Oikawa berteriak tanpa menghentikan larinya. Dia benar-benar ketakutan. Gak lagi-lagi dia menghampiri suara tangisan atau suara yang meminta tolong.

House[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang