28. Ketemu

650 79 6
                                    

Oikawa hanya bisa mengikuti langkah Kuroo yang berlari di hadapannya ini. Sungguh, dia masih terkejut dengan Kuroo yang tiba-tiba muncul di hadapannya dengan sok keren itu.

Oikawa ingin memukulnya, tapi berkat sahabat bodohnya itu dia tidak jadi mati.

"Lu dari mana aja Kur? Gua hampir mati kalo lu telat sedetik aja." ucap Oikawa sambil mengurangi laju larinya akibat Kuroo yang melakukan hal itu.

"Tapi lu kan gak mati." ucap Kuroo sambil mengusap peluh yang membasahi dahinya.

Oikawa menatapnya kesal dan melepaskan tangannya dari cengkraman Kuroo. "Kalo lo lama datengnya gua bakalan ma-"

Belum selesai Oikawa berbicara, tiba-tiba saja Kuroo sudah menutup mulutnya menggunakan tangannya itu.

"Ssttt diem anjir, kayak ada suara langkah kaki." ucap Kuroo.

BRUKK

Baru saja Kuroo berkata seperti itu, tiba-tiba saja ada yang menubruk dirinya dengan sangat keras. Dan itu berhasil membuatnya meringis pelan.

"HELP HELP KAWA TOLONGIN GU-"

Orang itu berkata sambil mundur beberapa langkah dengan mata terpejam, orang yang di maksud tak lain dan tak bukan adalah Bokuto.

"Tolongin apee?" tanya Oikawa.

Berkat pertanyaan Oikawa. Bokuto pun membuka kelopak matanya yang tertutup. Dan dapat di saksikan olehnya Oikawa dan Kuroo yang ada di hadapannya sambil menatapnya dengan tatapan lempeng mereka.

Bokuto yang menyaksikan itu sontak mendekat kearah mereka dan mengalungkan tangannya di leher kedua sahabatnya itu.

"HUAAA GUA KIRA KITA GAK BAKAL KETEMU LAGI!!!" pekiknya sambil merangkul dua orang itu.

Sementara Oikawa dan Kuroo hanya bisa meringis kesakitan. Sungguh Bokuto sangat berat.

"Anjir turun Bok, lu berat!!" kesal Kuroo.

Mendengar itu, Bokuto pun melepaskan mereka kemudian menatap kedua orang itu secara bergantian hingga akhirnya tatapannya fokus pada Kuroo.

"Lu kemana aja Kur? Pliss gua sama Kawa ketakutan gak ada lu!!!" ucap Bokuto sambil menunjuk-nunjuk Kuroo.

"Lu doang Bok, gua mah kaga." sangkal Oikawa.

"BOHONG BET YA LU WA!!"

Kuroo hanya memperhatikan kedua temannya yang sedang beradu mulut itu hingga akhirnya dia melerai mereka.

"Udah lu berdua jangan ribut dulu, kita harus keluar dulu dari sini!"

"Gua tau kita emang harus keluar, tapi gimana caranya?" tanya Oikawa sambil menatap Kuroo heran.

Kuroo memperhatikan sekelilingnya kemudian pandangannya tertuju pada pintu yang tertutup yang tak jauh dari mereka. "Pertama-tama, kita masuk ke sono dulu." ujarnya sambil menunjuk pintu itu.

Bokuto menyerngit heran. "Hah? Ngapain?"

Kuroo memutar matanya malas akibat pertanyaan Bokuto. "Banyak tanya lo, udah masuk dulu ayo." tanpa banyak basa basi, dia segera menyeret Oikawa dan Bokuto untuk memasuki ruangan yang dia tunjuk beberapa saat lalu.

~

Kuroo duduk di tengah-tengah ruangan itu setelah mengunci pintu dan menaburi sesuatu di tiap sudut ruangan. Tanpa bertanya pun Kuroo tahu bahwa temannya itu menatapnya heran.

"Lu berdua cape, kan?" tanya Kuroo sembari duduk di lantai.

"Cape lah anjer, gua di paksa lari mulu...." kesal Oikawa.

"Nah, kalo gitu kita istirahat dulu di sini. 30 menit." ucap Kuroo dengan santai.

Bokuto yang mendengar itu hanya bisa melemparkan tatapan tak percayanya. Mereka sedang berada di sebuah bangunan yang tak mereka kenali. Dan lebih parahnya lagi mereka di kejar oleh setan. Bisa-bisanya Kuroo malah menyuruh istirahat dulu selama 30 menit.

"Wait wait... Lo nyuruh kita istirahat sedangkan setan itu bisa dateng kapan aja?" Oikawa bertanya dengan tatapan tak percayanya. "Jangan bercanda Kur, lo mau mati disini?"

"Gua juga tau kali kapan waktunya istirahat kapan kaga. Dan sekarang waktunya istirahat!" ucap Kuroo sambil menatap Oikawa kesal. "Lagian setan itu gak bakal bisa masuk ke sini selama 30 menit."

Oikawa menyerngit heran mendengarnya. "Kenapa dia gak bisa masuk?"

"Lu apain ruangan ini Kur?" tanya Bokuto.

Kuroo mengedikan bahunya tanda tak tahu kemudian dia menatap kaki Oikawa dan Bokuto. Ah.... Rantai itu masih terpasang di sana.

Dia harus melepasnya, untuk jaga-jaga agar Oikawa dan Bokuto tidak di tarik lagi secara tiba-tiba.

"Kaki lu berdua ngerasa pegel kaga??" tanya Kuroo beralih menatap kedua sahabatnya itu.

Mereka mengangguk cepat dan berkata serempak. "Pegel lah."

"Oh... Ya udah gua bikin gak pegel lagi, ya?" Kuroo membuka telapak tangannya lebar-lebar dan tak lama kemudian sebuah katana muncul di sana.

Bokuto dan Oikawa yang menyaksikan itu tentu saja terkejut bukan main. Wow, apakah Kuroo sudah beralih profesi menjadi pesulap?

"OH JADI ITU KATANA YANG TADI LU PAKE!!" heboh Oikawa.

"KUR ITU KOK BISA KAYAK GITU? LU APAIN COK?!" heboh Bokuto.

Kuroo yang mendengar itu hanya menghela nafasnya. Ck, membuatnya kesal saja.

"Ntar gua jelasin, lu berdua diem dulu."

Kuroo bangkit kemudian berjalan kearah Oikawa dan Bokuto dengan menghunuskan katananya. Bokuto dan Oikawa yang menyaksikan itu tentu saja heran sekaligus ketakutan.

Kuroo, seperti ingin membunuh mereka.

"B-bentar Kur bentar... Lu gak mau bunuh kita, kan?"

Kuroo menggeleng. "Gak minat."

Tepat setelah mengatakan itu Kuroo mengayunkan katananya dengan cepat tanpa aba-aba membuat Oikawa dan Bokuto menutup mata mereka.

SREKK

SREKKK

House[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang