18. Rumah Sakit

691 97 2
                                    

Kuroo menatap kedua temannya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit itu dengan tatapan campur aduk. Tadi, pada saat mereka di perjalanan Oikawa jatuh pingsan. Dan tentu saja itu membuat Kuroo makin panik dan segera bergegas menuju rumah sakit. Untungnya mereka segera di tangani ketika sampai di rumah sakit. Dan dokter pun menyarankan agar keduanya di rawat inap saja. Dan tanpa pikir panjang Kuroo pun menyetujui hal itu.

Sungguh, Kuroo tak paham lagi apa yang terjadi disini. Kenapa kedua temannya bisa seperti ini? Kenapa gangguan yang terjadi malah makin ekstrim? Kenapa hanya dia yang tidak di rantai dan di ganggu separah teman-temannya? Kenapa? Kenapa?

Dia mengacak rambutnya frustasi, Kuroo tidak tahu harus berbuat apa lagi sekarang. Di tambah rantai yang melilit kaki mereka berdua tak kunjung hilang dan terlepas.

"Gua harus ngapain?" gumamnya.

"Lagian emang ini semua beneran ulah setan?"

Sejak tiba di rumah sakit, Kuroo selalu memikirkan ini. Dia masih tidak terima jika ini semua memang ulah setan atau makhluk halus. Tetapi ini juga sedikit di luar nalar dan tidak bisa di jelaskan oleh logika, menurut Kuroo.

"Tapi manusia juga gak bisa ngelakuin hal kayak gini, kan?" dia menatap sendu kedua temannya yang terbaring lemah itu.

Di hati kecilnya terbesit sebuah rasa bersalah karena dia tidak pernah percaya pada apa yang dikatakan oleh kedua orang itu tentang setan yang selalu mengganggu mereka. Jika saja Kuroo percaya, mungkin saja hal ini tidak akan terjadi, kan?

Kuroo bangkit dari duduknya kemudian berjalan kearah ranjang Bokuto, dia menatap kaki Bokuto yang di perban itu dan perlahan pandangannya turun pada rantai yang melilit kakinya.

Kuroo menggerakkan tangannya untuk memegang rantai itu. Dan sesaat ketika ia memegang dapat di dengarnya bahwa Bokuto meringis pelan, tetapi matanya masih terpejam.

"Ssh, sakit."

Kuroo segera melepaskan tangannya yang memegang rantai itu. Dan pandangannya kembali menatap Bokuto dengan sayu.

"Kamu udah inget aku belum?" tepat di telinganya, Kuroo mendengar suara yang berbisik lirih sambil diiringi kekehan kecil.

Dia sontak menoleh ke sebelah kanannya, namun tidak ada siapa-siapa di sana.

Oke, Kuroo rasa setan ini sudah kelewatan.

Dia mengepalkan kedua telapak tangannya kesal, iya kesal. Bukannya takut, dia malah kesal karena setan itu masih menerornya sampai ke rumah sakit. Ck, yang benar saja, seberapa besar energi setan itu?

Kuroo menatap Bokuto kemudian merongoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah cincin bewarna silver lalu memasangkannya di jari tengah tangan kiri Bokuto.

"Gua pergi, jaga diri lu berdua baik-baik."

Setelah berkata seperti itu, tanpa menunggu Bokuto dan Oikawa terbangun. Kuroo pun bergegas meninggalkan ruang rawat kedua temannya itu.

House[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang