37. Sebelum Mati

703 88 8
                                    

"Kehidupan kamu gimana Ken sejak kita gak ketemu lagi?" Kuroo bertanya sambil terus menatap Kenma yang berjalan beriringan dengannya dengan tatapan lurus ke depan.

Dapat Kuroo lihat bahwa Kenma menyunggingkan senyum kecil atas pertanyaannya dan tak lama Kenma menjawab.

"Kamu nanya kehidupan aku gimana, padahal aku udah mati." Kenma terkekeh pelan. "Aneh."

Kuroo tertohok mendengarnya. Ah, benar juga. Kenapa dia menanyakan hal yang bodoh seperti itu?

Kuroo mengusap tengkuknya untuk menenangkan dirinya yang merasa malu akibat ucapannya sendiri. "T-tapi kan kamu mati gak tepat setelah kamu pindah...." Kuroo berkata dengan suara yang lirih yang makin lama makin mengecil hingga akhirnya menghilang.

Kenma tersenyum tipis kemudian mengangguk. "Iya. Aku sempat tinggal di rumah ini kurang lebih 5 tahun, kalo aku gak salah ingat?"

Kuroo berhenti mengusap tengkuknya dan memberikan fokus penuhnya pada Kenma. Menatap wajah Kenma yang sudah hancur setengah itu dengan tatapan sendu.

"Dan habis itu?"

Kuroo memang tidak bisa menyaksikan wajah Kenma sepenuhnya. Karena terhalang oleh beberapa rambutnya. Tetapi dia tahu satu hal yang pasti.

Suasana hati Kenma berubah menjadi sedih akibat pertanyaannya.

"Mereka bunuh kita."

"Mereka yang awalnya aku kira baik sama kita ternyata kita cuman di jadiin bahan mainan mereka doang."

"Cuman buat kesenangan mereka."

"Cuman mainan sekali pakai yang kalo batrenya habis bakalan langsung di buang."

Kenma menoleh kepada Kuroo dan menatapnya kosong. "Mereka kayak gitu ke aku dan saudara aku, Kuroo....."

Hati Kuroo terasa tersayat mendengar perkataan Kenma. Bahkan kakinya saja sampai berhenti melangkah akibat melihat ekspresi Kenma yang seperti meminta pertolongan darinya.

"Ken..... Kenapa kamu gak cari tahu dulu asal usul mereka sebelum kamu iyain tawaran mereka?"

Kenma juga ikut berhenti melangkah mendengarnya. "Aku masih gak paham sama kayak gituan."

"Aku nganggep semua orang baik."

"Dan aku rasa Kak Iwa juga nganggep kayak gitu."

"Sebelum akhirnya kita bertiga tahu kenyataan bahwa mereka ngasih kita rumah cuman biar mereka bisa nyiksa kita sampe mati di kemudian hari."

•••••

Flashback on~

Iwaizumi membuka kasar pintu kontrakannya yang kecil itu, dia baru saja pulang dari sekolahnya. Dan tidak seperti biasanya, wajah senang terukir jelas di wajah Iwaizumi.

Kenma dan Akaashi yang menyaksikan Kakaknya terlihat senang itu tentu saja terheran.

Apa yang terjadi?

Mengapa Iwaizumi sesenang itu?

"Kakak kenapa?" pertanyaan itu lolos dengan enteng dari mulut Akaashi ketika menyaksikan Iwaizumi yang mulai mendekat pada mereka berdua.

Iwaizumi berjongkok kemudian menatap Kenma dan Akaashi dengan tatapan berbinar.

"Kakak tadi ketemu sama seseorang! Katanya dia mau ngebiayain hidup kita!" Iwaizumi berkata dengan senyum yang tak kunjung luntur dari wajahnya.

House[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang