24. Akaashi

764 98 5
                                    

Crakk

Craakk

"T-TOLONG!!!!!"

"B-berhenti!! Berhenti lakuin itu!" laki-laki dengan surai hitam yang diikat di sudut ruangan dengan wajah dan tubuh yang sudah babak belur itu berkata dengan keras agar suaranya tak kalah oleh suara gergaji mesin yang menggema itu.

"STOPP!! KALIAN PUNYA KUPING GAK?! SAYA BILANG STOP!!!" dia berteriak sambil berusaha melepaskan diri dari kursi yang mengikatnya.

"K-kak.... Tolong-"

"HAHAHAHAHAHAHA...."

"KAKAK BAKALAN NOLONGIN KAMU! KAMU TAHAN! KAKAK BAKALAN CARI BANTUAN!" ucap sang surai hitam sambil menatap sang adik yang sudah bercucuran darah tak berdaya itu.

"BANGSAT! GUA BILANG STOP ANJIR! JAUHIN GERGAJI LO DARI ADEK GUA!!" pekiknya pada orang berpakaian serba hitam yang sedang asyik memotong jari-jari sang adik.

"Eh... Berani merintah?" orang itu melirik tajam lelaki bersurai hitam yang ada di sudut ruangan. Membuatnya meneguk ludah kasar akibat tatapan tajam dari pelaku yang sedang menyiksa adiknya itu.

Tak

Tak

Tak

Ringisan pelan juga terdengar dari sudut ruangan lainnya. Disitu terdapat lelaki bersurai hitam lainnya yang sedang di tusuk-tusuk di bagian tangan dan juga kaki.

Sang Kakak yang menyaksikan itu melotot tak percaya. "WOY BERHENTI! BANGSAT! LEPASIN ADEK GUA!!"

Bukannya mendengar perkataannya kedua orang itu malah makin menjadi.

Salah satu dari mereka bergerak menuju kearahnya kemudian memegang wajah sang Kakak dengan tangan berlumuran darahnya.

"Kamu Kakak 'kan? Kamu serius gak bisa nolongin adek kamu sendiri?" tanya orang itu dengan seringainya.

Sang Kakak hanya melotot mendengar itu kemudian menggeleng. Dia masih berusaha melepaskan dirinya dan menyelamatkan kedua adiknya yang sedang di siksa itu.

"Gua bisa nolongin dia! Gua bakalan nolongin dia!"

"Lu bertiga gak usah sentuh mereka! Lepasin mereka!!" ucap Kakak dengan nafas yang menderu.

"Em.... Muka kamu terlalu bersih, sini aku bantu kotorin."

Tak

Takk

Takk

"Hahaha lihat, muka kamu ngeluarin darah."

"Hiks... K-kak I-wa..."

Sang Kakak makin melotot menyaksikan wajah adik tercintanya di tusuk tusuk oleh gunting dan pecahan kaca.

"WOY LEPASIN KENMA! JAUHIN TANGAN KOTOR LO DARI DI-"

CRAKK

"ARGGHHHHH..."

"KAK IWA!!!"

"Kamu berutang kata makasih sama saya."

"Hati kamu sakit 'kan ngeliat mereka di siksa?" orang itu mencabut kedua gunting yang baru saja ia tancapkan pada mata sang Kakak.

"Karena saya baik, saya tusuk mata kamu biar kamu gak ngeliat mereka." orang itu berucap sambil tersenyum.

Oikawa menutup mulutnya yang terasa ingin muntah. Sungguh ia benar-benar tidak kuat menyaksikan ini. Dan apa-apaan ketiga orang itu? Bagaimana bisa mereka menyiksa orang dengan sesantai itu?

House[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang