16. Cermin

702 94 7
                                    

Bokuto menatap pantulan cermin yang ada di hadapannya dalam diam. Tadinya ia sedang berpose dengan berbagai macam gaya. Tetapi, tiba-tiba saja kegiatannya terhenti ketika melihat cermin itu mulai timbul bercak bewarna merah kental.

Bokuto membeku menyaksikan itu, kenapa dan bagaimana bisa, cermin yang ada di hadapannya ini mengeluarkan darah dengan sendirinya.

Prak

Bokuto menoleh ke sebelah kananya karena mendengar seperti ada suara benda yang jatuh. Gayung yang tadinya ia taruh di dalam bak mandi tiba-tiba saja terjatuh tanpa sebab ke lantai kamar mandinya.

Bokuto berjalan kearah gayung itu untuk mengambilnya. Ia berusaha untuk tetap tenang meskipun dirinya sudah ketakutan setengah mati.

"Angin kali, ya?" gumamnya sambil mengambil gayung itu dan menaruhnya di tempat semula.

"Kamu gak logis, angin emang bisa jatohin gayung yang ada di dalem bak?"

Bokuto spontan menoleh mendengar bisikan lirih tepat di telinganya itu. Siapa? Siapa? Siapa yang membisikinya? Dan lagi itu terlalu jelas untuk di katakan hanya halusinasi.

"Dah dah dah, dah gak bener." Bokuto segera berbalik sepenuhnya. Ia berniat untuk segera keluar dari kamar mandi.

Namun, dia kembali terkejut ketika melihat cermin besar itu.

Yang tadinya berlumuran darah. Kini malah ada banyak tulisan di sana, seperti.

"Bunuh bunuh bunuh."

"Kamu takut ya sama aku?"

"Mata saya mana?"

"Sakit...."

"Kok kamu jahat sih?"

Bokuto meneguk ludahnya kasar ketika membaca tulisan demi tulisan itu. Dan tiba-tiba saja ia merasa aneh dengan hawa kamar mandinya.

Dan tanpa pikir panjang, Bokuto segera keluar dari sana.

Dan tepat di balik pintu kamar mandi, terdapat sosok dengan semua isi perut yang mencuat keluar dan di lumuri darah  menatap lurus dengan tatapan kosong.

"Kalo kamu kayak gitu, nanti Kakak bisa marah."

•••••

Bokuto keluar dari kamar mandi dengan tergesa-gesa, sial apa-apaan itu tadi? Sangat mengerikan dan sedikit di luar nalar.

Brak

"Aduh...."

Bokuto merintih ketika tubuhnya menabrak sesuatu pada saat sedang berjalan akibat tidak memperhatikan sekeliling. Bokuto menoleh dan di dapatinya Oikawa yang sedang mengusap kepalanya sambil merintih sesekali.

"Arghh! Bok lu nape sih?! Sakit tau!" kesal Oikawa.

Bokuto menyerngit mendengar itu, "Hah? Kok gua? Orang lu yang kenapa jalan buru-buru makanya nabrak, kan!"

Mendengar itu Oikawa segera mengingat suatu hal, dia memegang pundak Bokuto dengan serius. "Oh iya! Lu dengerin gua! Gua tadi mimpi aneh!"

"Mimpi apaan?"

"Mimpi kalo gua mau di gergaji sama orang yang gak ada mata!".

Pasti mimpi itu sangat mengerikan, pikir Bokuto sebelum akhirnya berkata. "Terus gimana?"

"Gua langsung bangun!"

House[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang