Teneng teneng teng teng teng tereng teng
Bokuto yang sedang duduk manis di sofa sambil menonton tv tiba-tiba saja mengalihkan fokusnya dan menatap kearah tangga ketika mendengar alunan melodi beethoven fur elise yang terdengar jelas di telinganya.
Bokuto mengedihkan bahunya tak peduli, dia berfikir mungkin saja itu Kuroo yang sedang mendengarkan lagu dengan suara yang kencang sehingga tembus ke lantai satu.
"Tumben, biasanya tuh anak gak demen lagu klasik." ucap Bokuto entah pada siapa dan kembali menonton tv.
Tereng teng tereng tereng teng teng teng tereng teng tereng
Bokuto hanya diam dan mendengarkan lagu tersebut, jujur Bokuto tidak terlalu menyukai lagu ini. Dia agak takut mendengarnya. Menurutnya lagu ini sedikit horor.
Bokuto menyerngit ketika suara itu makin jelas di telinganya. Tunggu... Ini bukan suara handphone, suara yang di hasilkan dari handphone dan piano asli itu berbeda. Dan Bokuto rasa suara ini berasal dari piano sungguhan.
Tapi...
Di rumah mereka tidak ada keyboard atau pun piano.
Bokuto meneguk ludahnya ketika memikirkan hal itu, ia menggelengkan kepalanya untuk menepis pikiran itu. Dan ia segera mengambil remote tv lalu menekan tombol powernya. Bokuto masih berusaha positif thinking jika suara itu berasal dari tvnya.
Clip
Televisi itu Bokuto matikan.
Tapi...
Suara itu masih terdengar jelas di telinganya, dan suara itu terdengar sangat merdu dan indah seolah mengajaknya untuk menghampiri sumber suara itu.
Tetapi, perlu kalian ingat lagi.
Bokuto itu penakut.
Dan rasa takutnya itu lebih besar dari rasa penasarannya.
Prankk
Dia segera menoleh ke arah dapur karena mendengar ada sesuatu yang jatuh di sana. Ia menduga bahwa itu adalah panci yang terjatuh karena angin. Meskipun mustahil karena panci mereka ada di dalam lemari.
Fyuhhhhh
Pada saat ia sedang memperhatikan kearah dapur tiba-tiba saja ia merasakan ada yang meniup lehernya. Membuat Bokuto makin merinding dan ketakutan. Apa lagi mengingat fakta bahwa hanya dia dan Kuroo yang ada di rumah ini dan Kuroo sedang berada di kamarnya, jadi tidak mungkin yang meniup leher serta yang menjatuhkan panci itu adalah Kuroo.
Kurona? Mungkin saja itu Kurona, kan?
Tidak, itu lebih tidak mungkin. Karena Kurona sudah pulang sejak 1 jam yang lalu.
"Plis siapa aja tolongin gua...." Bokuto menutup kedua telinganya dengan tangannya dan ia menekuk lututnya keatas untuk menyembunyikan wajahnya.
Sungguh, Bokuto benar-benar ketakutan kali ini.
Clip
Teng terereng terereng terereng teng teng
Bokuto mengintip dari balik lututnya. Matanya membulat ketika menyaksikan bahwa televisi yang baru saja ia matikan kembali menyala dan menampilkan sebuah chanel yang buram.
Dan, suara piano itu tak kunjung hilang.
Prank
Bruk
Prank
"Hiks hiks..."
Bokuto semakin ketakutan ketika suara tangisan lirih itu ikut menghiasi telinganya. Suara tangis yang sama seperti yang ia dengar pada saat ia baru saja pulang shift malam.
"Sakit...."
"Hiks hiks."
Tereng teng teng teng teng teng
"Gunting?"
Prankkk
Terereng terereng teng teng
Ceklek
"Cape banget gua!! Gila mau cuti satu bulan gua besok!"
Pintu rumah terbuka dan menampilkan Oikawa yang baru saja pulang kerja dengan tampang lelahnya. Dan seketika permainan piano, isakan tangis, serta suara barang yang berjatuhan dari dapur itu berhenti.
Bokuto menurunkan tangannya yang tadi ia gunakan untuk menutup telinga, ia mendongakkan kepalanya perlahan. Pada saat kepalanya telah terangkat sepenuhnya, dapat di lihatnya bahwa televisi itu masih tetap menyala dan menampilkan saluran yang buram.
Tetapi, ada sebuah tulisan di dalamnya.
"Kamu takut sama aku?"
Membaca tulisan itu tentu saja membuat Bokuto takut bukan main, ia segera loncat dari duduknya dan berlari ke arah Oikawa yang baru saja tiba dan sedang mengunci pintu.
"WA!!! TV KITA RUSAK!!!" Bokuto berucap sambil bersembunyi di balik badan Oikawa.
Oikawa yang mendengar itu tentu saja heran, rusak? Bagian mana yang rusak?
Pandangan Oikawa segera mengerling menatap tv itu, dan dapat di lihatnya bahwa tv itu menampilkan sebuah acara sinetron seperti biasanya. Jadi dimana letak rusaknya?
"Rusak bagian mana sih anjir? Orang itu lagi film sinetron." ucap Oikawa sambil menunjuk televisi itu.
Bokuto yang mendengar itu melirik kearah televisi, dan benar saja. Itu hanya menampilkan sebuah acara sinetron biasa.
"G-gak Wa!! Tadi itu burem terus ada tulisan kamu takut sama aku? warna merah!!" bantah Bokuto.
"Tapi kaga ada anjrot, udah ah gua mau mandi habis itu tidur. Capek gua!!" Oikawa melangkahkan kakinya, ia berniat untuk meninggalkan Bokuto. Namun, ia mengingat suatu hal yang membuat langkah kakinya terhenti dan kembali menatap Bokuto. "Kak Rona udah balik, kan?"
Bokuto mengangguk sambil mematikan tv itu dengan rasa heran dan takut yang menyelimuti dirinya. "Udah."
"YES!!" Oikawa kembali berjalan dengan riang kearah kamar mandi, ada untungnya dia lembur. Dia jadi tidak merasakan masakan Kurona yang rasanya berantakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
House[✔]
HorrorRumah dengan harga miring? Tentu saja ada kisah di balik itu, kan?