Kuroo menatap datar Oikawa yang menatapnya dengan penuh tatapan serius itu.
"Wa, lo kayaknya bener-bener kecapean." ujar Kuroo.
Oikawa menggeleng untuk membantah hal itu. Ia tidak merasa capek. Bahkan pekerjaannya saja belakangan ini tidak terlalu menumpuk. Jadi ia yakin jika yang ia lihat itu bukan halusinasi karena ia sedang lelah.
"Gua gak capek." bantahnya.
"Gua bener-bener liat lu masuk gudang tadi."
"Tapi nyatanya gua gak ada masuk gudang sama sekali hari ini." balas Kuroo.
Oikawa meneguk ludahnya susah payah mendengar pengakuan Kuroo. Ia menggeser badannya agar lebih dekat dengan Kuroo. Oikawa saat ini takut. Entah apa yang ia takutnya Oikawa juga tidak tahu.
"Kur... Gua udah beberapa kali ngeliat lu masuk gudang." tutur Oikawa.
"Dan setiap gua tanya ke lu, lu gak pernah masuk gudang."
"Kalo emang lu gak masuk gudang, terus yang gua liat siapa Kur?"
Kuroo mengedihkan bahunya, "Halusinasi lu."
"Gak mungkin gua halusinasi sampe berkali-kali." bantah Oikawa.
"Tadi juga pas masak lu tau?"
Kuroo menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya. "Apa?"
"Telor yang gua pegang....." Oikawa menjeda perkataannya dan membuat Kuroo semakin penasaran. "Berubah jadi bola mata manusia."
Kuroo menyerngit mendengar itu. "Kok bisa?"
Oikawa menggeleng. "Gak tau!!"
"Dan gua rasa.... Sosok yang menyerupai gua yang Bokuto dan elu liat itu emang beneran ada Kur."
"Bukan halusinasi."
Kuroo menggeleng kemudian mendorong Oikawa agar menjauh darinya. Ini Kuroo merasa gerah akibat Oikawa yang terlalu mepet kepadanya.
"Maksud lu ada itu apa?"
"Dan lu geseran, gua gerah!"
Perempatan siku muncul di dahinya seolah kesal karena Kuroo mendorongnya agar menjauh.
"Maksud gua ada itu.... Ya mereka, makhluk halus yang hidup berdampingan sama kita."
Kuroo memutar bola matanya seolah jengah dan malas dengan apa yang Oikawa bicarakan. Yang benar saja, maksudnya yang ia lihat dan Kuroo sempat lihat pada saat itu adalah hantu?
"Gak nyambung." balas Kuroo.
Oikawa berdecak sebal mendengar itu. Setelah semua yang ia katakan pada Kuroo, Kuroo masih saja tidak mempercayainya. Ayolah..... Harus dengan cara apa Oikawa lakukan agar Kuroo percaya.
"Emangnya lo gak pernah di ganggu apa sama mereka?! Kalo iya lo beruntung banget sih."
Kuroo diam sejenak mendengat itu. Sebenarnya ia juga beberapa kali bisa di bilang menerima gangguan itu. Tetapi, ia tidak menghiraukannya dan malah menolak fakta bahwa ia memang di ganggu oleh para makhluk halus itu.
"Enggak, gua gak pernah di ganggu." jawab Kuroo dengan nada tegasnya.
Oikawa menatapnya tak percaya, serius? Kuroo sama sekali tidak pernah di ganggu? Enak sekali. Oikawa dan Bokuto saja pernah di ganggu, mengapa Kuroo tidak pernah? Sangat tidak adil.
"Curang." cibirnya.
Oikawa melipat kedua tangannya yang masih berlumuran darah itu di depan dada. Entah kenapa ia kepikiran tentang Bokuto dan Kuroo yang melihatnya sudah ada di rumah pukul 2 siang. Sedangkan Oikawa saja masih ada di cafe.
Memikirkan itu entah kenapa membuat Oikawa merasa sedikit merasa bersalah pada Bokuto. Ia jadi tidak enak karena mengatakan bahwa Bokuto hanya salah lihat. Tetapi jika hanya salah lihat tidak mungkin sampai berbicara, kan?
"Oh ya, lu jangan cerita kejadian yang lu alamin ini ke Bokuto deh. Tau sendiri kan tuh anak kayak mana. Yang ada malah ketakutan dia nanti." ucap Kuroo dan bangkit dari duduknya lalu berjalan ke kamarnya yang ada di lantai 2.
Oikawa yang mendengar itu hanya diam. Yang dikatakan Kuroo memang benar, bisa-bisa Bokuto nanti ketakutan dan tidak bisa tidur dengan nyenyak. Jika itu terjadi bisa-bisa ia akan jatuh sakit. Tapi.... Oikawa juga tidak bisa memendam pengalaman mengerikan ini sendirian.
"Pusing gua... Mending nyuci nih tangan." ujarnya sambil berjalan kearah kamar mandi.
Setelah ia berjalan tiba-tiba saja pintu gudang yang tadinya tertutup rapat itu terbuka dengan sendirinya.
"Kok mata saya kamu jatuhin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
House[✔]
HorrorRumah dengan harga miring? Tentu saja ada kisah di balik itu, kan?