Oikawa menatapnya tak percaya akibat kalimat yang baru saja terlontar dari mulut sahabat jabriknya itu.
"Kur... Lo beneran bisa ngusir mereka?" tanya Oikawa.
Kuroo mengangguk. "Iya, gua bisa."
"Dan lu berdua harus bantu gua."
"Kita bakal bantu lu... Tapi gimana caranya kita bantu lu?"
Kuroo menatap Oikawa dan Bokuto dengan tatapan seriusnya. "Dengerin gua baik-baik.."
Oikawa dan Bokuto mengangguk akibat mendengar ucapan Kuroo yang sangat serius itu.
"Bawa tiga setan itu ke dalem gudang."
Bokuto menyerngit mendengar itu. "Gudang rumah kita?"
Kuroo mengangguk. "Iya, gudang rumah kita."
"Bentar bentar.... Lu nyuruh kita bawa mereka ke gudang rumah sedangkan kita lagi gak di rumah? Kur, lu yang bener aja..." ucap Oikawa.
"Lu salah tanggep Wa." Kuroo memperhatikan sekelilingnya kemudian menatap lempeng kedua sahabatnya. "Saat ini kita lagi ada di rumah. Cuman ada banyak ruangan yang di tambahin sama mereka."
Oikawa menganga mendengar itu. Bagaimana bisa setan menambah ruangan dalam sekejap? Membuat Oikawa kagum sekaligus takut saja.
"Emang bisa kayak gitu?"
Kuroo mengangguk. "Bisa. Dan kita harus bawa mereka ke gudang.. Ah atau gak ruangan yang mirip kayak gudang deh."
"Terus habis itu??"
"Gua bakal ngusir mereka."
"Kalo mereka kabur dari sini gimana?"
Kuroo menggeleng. "Gak mungkin mereka kabur."
"Bang Moran udah masang pelindung di sekitar rumah ini biar mereka gak kabur. Dan juga dia jaga di depan rumah."
"Kenapa lu gak nyuruh Abang lu masuk aja Kur? Biar dia nolongin kita." ucap Bokuto.
"Gak bisa, rumah ini cuman bisa di isi sama 3 manusia doang."
Keheningan melanda mereka tepat setelah Kuroo berkata seperti itu.
Tereng teng teng
"Suara piano itu...." lirih Bokuto sambil menatap kearah pintu.
Kuroo berdecih pelan mendengarnya. "Sial, cuman sebentar doang, ya?"
"Kita harus mencar buat nyari mereka bertiga!" ucap Kuroo.
"Gua bakalan kasih tau ciri-cirinya biar lu berdua gak bingung."
"Yang pertama, setan yang lu liat Wa. Setan yang megang gergaji sama gunting. Dia Kakak pertama dari 3 bersaudara. Na-"
"Namanya Iwa?"
Kuroo terkejut mendengar Oikawa berkata dengan tampang linglung sekaligus bingung. "Lu kenal dia?"
Oikawa menggeleng. "Enggak..." dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gua mimpiin dia beberapa saat yang lalu."
Kuroo mengangguk-anggukan kepalanya. "Oke... Dan yang kedua, ini cuman dugaan gua. Tapi ini setan yang mainin piano dan yang organ dalemnya keluar."
"Namanya Akaashi, kan Kur?"
Kuroo menyerngit mendengar itu. Kenapa Bokuto bisa mengetahuinya?
"Lu mimpiin dia juga?"
Bokuto diam sejenak sebelum akhirnya menggeleng. "Enggak...."
Bokuto tersenyum getir mendengarnya. "Dia pacar gua."
Kuroo dan Oikawa menganga tak percaya mendengarnya dan serempak mereka berkata. "HAH?! DIA PACAR LU?!"
Bokuto mengangguk. "Iya..."
"K-k-kok lu bisa punya pacar?!"
"Gua manusia Wa...."
"Gak, maksud gua..... Lu gak tau dia udah gak ada?" Oikawa bertanya dengan hati-hati agar tidak menyinggung hati Bokuto.
"Gua baru tau beberapa saat yang lalu." dia menatap Oikawa dengan tatapan lesunya. "Pas gua koma, dia dateng bahkan sempet nahan gua biar sama dia terus."
"LO PERNAH KOMA?!" Kuroo bertanya dengan intonasi tinggi. Raut wajahnya sangat terkejut saat ini.
Bokuto mengangguk. "Iya per-"
"KOK LO BISA BALIK LAGI?!"
Ctak
"Syukur kek anjir Bokuto balik lagi malah nanya kek gitu, tolol." kesal Oikawa sehabis menjitak kepala Kuroo.
Kuroo mengusap kepalanya dan berkata. "Ya habisnya... Jiwa Bokuto pas lagi koma itu kan di tahan sama Akaashi, ya gua kaget lah kalo dia bisa balik lagi."
Kuroo menatap Bokuto, "Terus lu gimana kok bisa balik lagi?"
"Kayak ada yang bisikin gua kalo gua gak boleh di sono, dan gua nyelonong aja kabur ninggalin Akaashi." jawab Bokuto.
Kuroo menghela nafasnya lega. "Pinter, untung lu pinter!"
Bokuto hanya mengangguk mendengar itu. "Tapi Kur... Selepas gua bangun dari koma gua gak ngeliat Akaashi lagi."
"Dia main piano di suatu tempat di rumah ini. Makanya lu gak liat dia." jawab Kuroo.
"Beneran? Gua takut dia marah karena gua maksa pergi..."
"Jujur aja Bok, kata gua dia gak punya hak buat marah. Secara yang dia lakuin itu salah."
Bokuto tersenyum mendengar itu. "Iya Kur gua juga tau..... Tapi dia ngelakuin itu juga pasti ada sebabnya Kur.."
"Ya.... Gua tau itu..." lirih Kuroo.
Oikawa menatap Bokuto dan Kuroo yang tampak bingung serta tidak rela itu. Dia tidak paham apa yang terjadi dengan dua sahabatnya itu. Namun yang pasti, Oikawa tahu bahwa mereka memiliki hubungan dengan makhluk yang akan mereka usir ini.
Menepis rasa penasaran akibat tingkah sahabatnya, Oikawa lebih memilih bertanya siapa satu setan lagi.
"Kur, satu lagi siapa?"
Kuroo menatap Oikawa beberapa saat lalu menatap kearah lain. "Setan yang mukanya hancur setengah dan beberapa jari tangannya putus."
"Dia yang pertama kali gua liat di rumah."
"Dia yang nyamar jadi lu pas lu lagi kencan buta."
"Nama dia... Kenma. Anak bungsu dari ketiga bersaudara ini. Dan dia kembarannya Akaashi."
"Informasi lu detail banget." ucap Oikawa.
"Gua udah ninggalin lu berdua tanpa ngomong apapun ya kali gua balik informasinya cuman setengah-setengah." ucap Kuroo.
"Ya ya ya, jadi kita harus mulai dari mana?" tanya Oikawa.
"Kita harus berpencar dan sesuai yang gua omongin tadi, bawa mereka ke gudang." jelas Kuroo.
Kuroo merongoh saku jaketnya kemudian menyodorkan sebuah kalung pada Oikawa. "Pegang, jangan di lepas. Kemungkinan besar lu bakalan ketemu sama Iwaizumi, dia yang energinya paling kuat di sini."
Oikawa mengambil kalung itu kemudian mengangguk. "Gimana lu bisa ta-"
Terereng terereng terereng
Teng
Teng.
BRAKKKK
Tepat setelah suara piano itu berhenti, lantai yang sedang di duduki oleh mereka tiba-tiba saja hancur dan mengakibatkan mereka terjatuh ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
House[✔]
HorrorRumah dengan harga miring? Tentu saja ada kisah di balik itu, kan?