Bab 16

4 1 0
                                    


Bab 16 Sambutan Menyedihkan

Perjalanan pulang tidak mengesankan bagiku. Aku kelelahan, sepanjang jalan aku tertidur, tak mendengar lagi celotehan Jan yang tiada hentinya. Aku sudah lelah menghadapinya. Sudah cukup bagiku berdebat kemarin-kemarin. Perjalanan pulang dilakukan lebih cepat. Op nekat mencari jalan tembus dibantu Ken. Ternyata Ken mengetahui seluk beluk wilayah Gdu. Bersarang di Wilayah Gdu ternyata ada manfaatnya bagi Ken.

Aku terbangun ketika Jan membanting kemudinya. Aku terkejut bukan main. Takut ada sesuatu yang enggak-enggak terjadi. Ternyata bukan apa-apa, hanya Jan yang lebay ketika melihat binatang lewat dihadapannya. Aku tidak tau apa jadinya, kalau dia berjalan kaki dengan para dayang dan prajurit. Apakah dia akan berlari? Itu lucu sekali.

Gara-gara Jan, aku tidak bisa tidur kembali. Lagian sebentar lagi akan sampai. Aku mengenal wilayah ini. Wilayah Agung, artinya kita akan sampai tidak lama lagi. Ken begitu lihat mengarahkan rombongan seceepat ini. Aku yakin, pasti Op merasa tersaingi.

Ketika gerbang dibuka, aku terkejut bukan main. Bukannya kita akan disambut dengan meriah, atas keberhasilan yang telah diraih.

Malah, para petinggi menyambut kami dengan ritual menyedihkan. Mereka menggunakan  pakaian hitam-hitam. Mengira kalau kami akan mati!?

Aku melebarkan mataku. Menyebalkan sekali!

Sialan, malah disambut ritual nan menyedihkan. Tapi tidak apa-apa, anggap ini kejutan menarik untuk seluruh penghuni kerajaan. Tuan Puteri Kle masih hidup. Bahkan membawa Nyaga kemari, alias Ken Putera Mahkota yang menjadi naga jadi-jadian.

"Rombongan Tuan Puteri Kle sudah kembali. Mari memberi hormat sepenuh hati, hormat!" perintah pemandu kerajaan.

Semua orang menunduk hormat. Raja, Ratu dan Putera Mahkota Van diundang ke luar, menyambut kedatangan kami. Anehnya Raja, Ratu dan Putera Mahkota Van menunduk hormat. Jika situasi tidak menegangkan seperti ini, aku sudah pasti akan tertawa kencang, sesuka hatiku.

"Tuan Puteri Kle, terimakasih atas pengorbananmu. Kami sungguh , tak akan lupa perjuanganmu."

Ritual menyedihkaan itu akan diberlangsungkan. Wah-wah mereka benar-benar salah paham. Jiwa memberontakku tidak bisa diam.

Sebelum Op maju untuk menjelaskan, aku sudah membuka kereta kudaku paksa. Aku melanggar aturan kerajaan. Orang-orang mengiraku liar sekali. Tapi tidak apa. Pasti mereka akan memaafkan aku ketika mendapatkan berita baik dariku.

Garis bibirku memiring. Aku dirudung rasa kepercayaan diri yang tinggi.

"Berhenti!"

Pusat perhatian beralih padaku. Aku tersenyum bangga, akhirnya setelah sekian lama mengharapkan peristiwa ini terjadi, akhirnya terjadilah.

Pemimpin upacara kebingungan, "ada apa Dar, ini penghormatan pada sahabatmu, Tuan Puteri dari kerajaan Vol. Kenapa kamu menghentikannya?"

Ekspresi orang-orang yang mengadakan ritual ini tampak serius. Mereka menghakimi tindakanku yang dianggap bodoh. Seperti biasanya, mereka menganggapku berandalan dan suka memberontak.

"Tidak sopan!" Hentak salah satu orang padaku.

"Berani-beraninya menghentikan acara sakral!" Gejolak emosi dapat kurasakan. Jantungku berdegup kencang. Aku terlalu terburu-buru.

"Yang mulia dia orang yang tidak tepat untuk ikut Tuan Puteri. Dia bahkan masih selamat saja."

Aku marah.

"Kenapa? Karena Tuan Puteri Kle tidak mati!"

Ucapanku mengencarkan isi kerajaan. Mereka langsung ribut tanpa aba-aba. Semua orang menangis haru. Tidak menyangka apa yang telah terjadi.

Ratu, naluri seorang ibu itu langsung mendekat padaku. "Benarkah? Aku begitu yakin, Puteriku tidak akan mati, dia begitu cerdas. Tapi dimanakah dia? Kenapa tidak muncul?" tanyanya lembut sekali, ya tuhan begitukah Ratu menyayangi Kle? Indah sekali tatapan kasih sayangnya itu. Aku sampai terpana sekian detik.

"Tuan Puteri Kle ada di kereta kudanya, aku mohon untuk segera menyiapkan tempat Tuan Puteri untuk beristirahat, Aku yakin dia sangat lelah sekali, sekarang."

Orang-orang yang menghujatku terdiam.

Ratu mengangguk patuh, "Baiklah, hentikan upacara ini. Siapkan untuk tempat istirahat Puteriku. Dia pasti kelelahan. Dayang Senior Tsi, kamu begitu berpengalaman, aku percaya kamu orang yang tepat untuk memimpin hal ini."

"Lalu siapa dia?" Tanya Raja menyerahkan jemarinya ke arah Ken.

Ken menarik napasnya panjang, ini akan menjadi keempat kalinya dia mengenalkan diri. "Hormat saya, Yang Mulia Raja," Ken menundukkan tubuhnya hormat.

Raja membalas hormat Ken padanya. Raja tampak tak sabar atas penjelasan Ken. Beliau begitu antusias.

"Baiklah Yang Mulia Raja, akan aku jelaskan. Akulah Nyaga yang menghantui pemikiran kalian sampai membuat upacara penyambutan, maksudku mengira Tuan Puteri Kle akan meninggal selepas menemuiku. Sebelumnya, maafkan atas kekacauan yang aku lakukan. Sungguh semua ini diluar kendaliku. aku sudah menceritakannya pada Tuan Puteri Kle, dua sahabatnya, satu lelaki tua katanya ayah dari Dar, si keriting nan unik dan seluruh orang yang mengikuti rombongan ke Wilayah Gdu. Baiklah aku akan mengulanginya kembali. Perkenalkan aku Ken, dari kerajaan Mal. Aku penerus satu-satunya dari kerajaan Mal. Penerus terdahulu mati perlahan karena menjadi Nyaga. Entah karena membunuh penerima gen-gen sepertiku atau seperti Tuan Puteri Kle atau pula karena mati terbunuh. Mereka tidak memiliki pengetahuan untuk mencari cara hidup. Sedangkan seratus tahun lalu, penerus kerajaan berhasil lolos dari kutukan gen yang katanya 'istimewa'. Aku tidak tidak tau kenapa dia berhasil. Yang pasti, aku yakin aku memiliki harapan, seperti Tuan Puteri Kle. Aku ke wilayah Gdu untuk mencari pemilik suhu keterbalikan denganku, ya yang aku maksud, tuan Puteri Kle, namun aku terlanjur mati akal. Suhu panas membakar jalan pikiranku. Perlahan wujudku menjadi Nyaga tidak terkendali. Aku pasrah, demi apapun aku menyerahkan diri apa jadinya nanti. Walaupun sebenarnya aku tak ingin ibuku menangis terus. Karena melihat jasad anaknya yang kedua kalinya."

Raja tertegun, "ternyata kamu benar adanya?" aku kira, kamu hanyalah omong kosong sahabatku."

Ampun Yang Mulia Raja, izin melaporkan. Aku tau menemukan sedikit fakta. Naga alias Nyaga yang membunuh kakakmu ialah naga jadi-jadian. Dia berasal dari kerajaan yang tidak jauh dari kerajaan Vol. Maaf karena lancang karena telah mengingatkanmu pada peristiwa menyedihkan waktu itu. Aku yakin Yang Mulia dapat mengerti apa yang aku sampaikan. Salam Hormat."

Ken mengangguk anggun.

"Kamu begitu tampan, aku sampai tidak menyangka jika sebenarnya kaulah seorang Nyaga yang telah menghantui kerajaanku."

Ken kikuk, dia kaku sekali. Menjadi Naga sekian lama membuatnya sedikit lupa menjadi manusia.

"Maafkan aku Yang Mulia Raja. Aku tidak pernah sadar melakukannya. Layaknya Tuan Puteri Kle yang dingin kekuatannya menggerogoti tubuhnya, begitupun aku, kekuatan panasku mengerogoti tubuhku, otak-otakku hingga otakku terbakar. Aku mati akal."

Raja tertawa renyah. "Tidak apa-apa Tuan Putera Mahkota dari kerajaan Mal. AKu mengerti itu, sudah dua kali aku mengalaminya dan menyaksikannya. Bedanya dulu, kakakku mati. Sedangkan kali ini, aku bersyukur sekali, anakku, Puteriku satu-satunya tidak mati karena Nyaga. Artinya kalian berdua harus saling melengkapi, bukan? Puteriku membutuhkan suhu panas darimu dan kamu membutuhkan suhu dingin dari Kle. Untuk mendinginkan otak-otakmu yang terbakar setiap saat?"

Ken takjub, Raja dari kerajaan Vol begitu pintar. "Ya Yang Mulia, anda begitu Cerdas sekali. Kami saling membutuhkan, bukan seharusnya saling membunuh. Catatan kerajaan telah salah mengartikan. Wajar saja, satu dua pengalaman belum menghasilkan kesimpulan yang sesuai, aku mengerti akan itu."

"Baiklah, Tuan Putera Mahkota. Anggap saja kerajaan ini juga milikmu, tetaplah di sini beberapa waktu. Tolonglah aku untuk memulihkan Puteriku."

Anggukkan anggun Ken terpatri. "Baik Yang Mulia, itu semua dalam kendaliku. Sudah menjadi kewajibanku untuk memastikan Tuan Puteri Kle baik-baik saja. Kami saling terhubung antar suhu. Jika salah satu kami mati, salah satunya juga akan mati. Itulah jaminanku padamu Yang Mulia Raja."

***
18/12/22

Lesap [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang