÷ 13

16.9K 1.9K 149
                                    

Di baca aja sampai akhir 💓

[ 💋 ]

Jeongguk benci kesedihan.

Jeongguk juga benci saat dia menangis.

Ia tidak suka dengan rasa kecewa ini.

Dan ini bukan hal yang harusnya ia rasakan.

Namun apa yang bisa di lakukan? semua yang dia katakan olehnya memang benar adanya.

Menatap malaikat kecil yang ada di dalam ranjang itu dengan senyuman kecilnya.

Namun, sekali lagi, perasaan tak bisa di bohongi, malam ini, di hadapan sang buah hati yang tenang, Jeongguk berhasil mengalirkan air matanya.

Tangannya bergerak meraih ponsel, dan men-dial seseorang.

Selang sekitar sepuluh menit kemudian, yang di telfon akhirnya datang.

Pintu itu di buka, Jeongguk tak bereaksi apapun ketika keduanya sudah saling berhadapan.

Menatap kosong pada pria yang ada di depannya.

"H-hey?"

Bambam. Teman dekatnya, yang selalu bersedia menjadi teman terbaik untuknya.

Tidak mempertanyakan lebih, namun tubuh untuk bergerak maju dan mulai memeluk Jeongguk dengan hati-hati.

Dan di saat itu juga, pria tersebut bisa merasakan jika tubuhnya ikut bergetar karena Jeongguk yang menangis secara tiba-tiba.

Bambam tak banyak bicara, pria itu tau, jika temannya butuh ruang untuk melampiaskan ini semua.

Di depan pintu, keduanya saling berpelukan, dengan satu pria yang masih saja menunggu Jeongguk tenang dalam tangisnya.

Mungkin cukup lama ia menangis, sampai akhirnya pelukan itu di lepas, tangan itu bergerak mengusap jejak air mata di pipi temannya.

"Lega?" Jeongguk pun mengangguk kecil.

Lalu, Bambam dengan santainya menarik pemuda itu duduk di atas sofa yang tersedia.

Saling berpandangan dalam diamnya.

"Kenapa? Hm?"

"Kalau udah siap, silahkan cerita."

"Kalau belum, gapapa. gue akan tungguin sampai lo siap."

Helaan berat itu terdengar di telinga Bambam, Jeongguk menundukan kepalanya sejenak, lalu kembali mendongak dan menatap teman di depannya.

"Bam?"

"Ya?"

"Salah ga sih kalau gue terlalu jatuh?"

Sempat mengerjap bingung, "Jatuh?"

Jeongguk mengangguk kecil.

"Lo tau kan? gue bukan tipe orang yang pandai nyembunyiin perasaan?"

"Hm, terus? kenapa emangnya?"

Manik itu kembali mengabur karena air mata yang kembali menggenang.

Tangannya di raih oleh Bambam secepat mungkin, di genggam dan di elusnya halus.

"Hey? It's okey.. take your time, kalo udah siap cerita, gapapa, gausah di paksain."

Namun Jeongguk menggeleng atas penuturan itu.

"Gue disini sadar diri kok, gue siapa."

"Kita juga, ketemu hanya karena kebetulan."

"Toh, itu juga karena kerjaan."

Mr. Kim - taekook ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang