Bab 3

622 62 2
                                    

Tertatih-tatih membawa Junhui pulang, Soonyoung dari tadi terdiam. Ia harusnya meledak sekarang, tidak, tidak, belum. Ia harus memastikan Junhui masuk kedalam rumah dan mengistirahatkan kakinya. Mencapai pintu rumah Junhui, Soonyoung mengambil kunci rumah dibawah pot besar samping pintu, terbiasa hapal dimana kedua saudara kembar itu menyimpannya.

Ia membiarkan Junhui menopang tubuhnya pada dinding, dan kembali membantunya masuk langsung ke kamar Junhui. Soonyoung membiarkan tas miliknya tergeletak begitu saja sebelum berkacak pinggang memandang Junhui.

"Lo tuh ya! Arrghhhhh..." Soonyoung mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia menghembuskan nafas panjang kemudian berucap, "Lo out, gak usah ikut tampil."

Junhui mendongak terkejut, "Nggak bisa gitu dong! Gue pasti sembuh kok! Ini cuman kram doang nyong! Lo jangan lebay deh."

"Nggak! Pokoknya lo out! Gue gak mau ya ambil resiko kacau pas tampil. Lo yakin itu cuman kram!? Lo tuh belum sembuh dari keseleo kemarin Ju! Plis deh gak usah egois!" balas Soonyoung sama ngototnya.

"Lo yang egois!" teriak Junhui. Ia menatap Soonyoung marah, "Lo sama gue persiapin ini bareng. Bikin koreo berminggu-minggu lamanya, terus lo dengan entengnya bilang gue out!?"

"Ju!!"

"Apa!!??"

Wajah Soonyoung merah padam, ia mengepalkan tangan bersiap meninju seandainya saja Junhui sedang dalam keadaan baik.

"Bebal banget lo anjing!" Soonyoung berakhir keluar, membanting pintu kamar Junhui dengan keras meninggalkan si pemilik dengan nafas terengah marah.

Junhui menatap pintu kamar dalam diam, samar-samar ia bisa mendengar Soonyoung berbicara dari luar.

"Kenapa?"

"Kembaran kamu tuh, ngeyel banget dibilang gak usah tampil."

Tunggu... Wonwoo? Dahinya mengerut, dan seketika terkesiap begitu pintu kamar terbuka menampilkan Wonwoo dengan wajah datar. Junhui balik menatap, acuh tak acuh.

"Apa!? Mau debat juga!?" ucapnya kasar.

Wonwoo menghembuskan nafas pelan, memperhatikan kaki Junhui sebelum duduk disampingnya. "Kan gue udah bilang jangan pergi Ju, lo belum sembuh."

Junhui hanya diam memainkan lidah di dalam mulutnya dengan tangan terlipat.

"Soonyoung juga bener, gak usah tampil dulu." mata Junhui seketika menatap Wonwoo. Menyala seolah menyatakan protes.

"Soonyoung tuh khawatir sama lo Ju, gue juga. Lo tampil cuman sehari gue tau, tapi siapa yang bakal tau kalo lo gak bakal kenapa-kenapa? Lo pasti gak mau kan ngerusak penampilan yang udah Lo sama Soonyoung buat dari lama? Jadi nurut ya, sekaliii aja."

"Tapi Won..."

"Gak tampil sekali gak bakal bikin lo mati Ju," potong Wonwoo cepat. Ia menghembuskan nafas lagi berat, "Ju, Lo tau gak sih gimana gue ngerasa bersalah sama Mami Papi, karena biarin lo jadi dancer gini? Lo tau kan Mami Papi gak suka lo jadi dancer? Gue biarin lo karena gue tau segimana sukanya lo sama dance, so plis sekali aja Ju, lo jangan batu. Toh gue gak larang kalo kaki lo baik-baik aja."

Mendapati Junhui yang terdiam, Wonwoo akhirnya pergi, membanting pintu seperti yang dilakukan Soonyoung. Junhui langsung menyadari Wonwoo marah begitu dia membanting pintu. Wonwoo tidak pernah berkata kasar ataupun meninggikan suaranya saat sedang marah, tapi membanting barang yang ada di sekitarnya seperti tadi.

Menghembuskan nafas kasar, Junhui akhirnya berbaring, termenung menatap plafon kamar. Ia sudah tidak bisa berkutik kalau Wonwoo membawa nama Mami dan Papi. Tau sendiri, seandainya mereka masih hidup, mungkin ia tidak bisa menari selamanya.

🐶🐱

"Jadi gitu Ji..."

Jihoon mengangguk-angguk mengerti, mata masih fokus pada deratan kalimat di laptop sementara telinganya fokus pada cerita Junhui. Ia terdiam sejenak, sebelum berpaling dari layar, mengambil kopinya, dan menatap Junhui yang tengah menopang pipi dengan tangan kirinya.

"Jadi kenapa lo gak dateng kesana? At least lo bisa support temen lo meskipun gak ikut tampil."

Menghembuskan nafas panjang, Junhui mengaduk-aduk jus yang ia pesan dengan bosan. "Gak mau gue, takut sakit hati. Univ sebelah kan juga jauh, gak ada yang nganter."

"Lo kan ada motor?"

"Kuncinya disita sama si Wonu. Katanya gue gak boleh make motor sebelum sembuh beneran. Padahal kan ya,-" ucapan Junhui terjeda saat mata Junhui menangkap sosok jangkung yang selalu ia liat.

Tanpa sadar, ia tersenyum bodoh membuat Jihoon ikut melihat arah pandang Junhui. Ia mengernyitkan dahi begitu Jihoon mengenali orang yang Junhui lihat.

"Padahal apa?" tanya Jihoon jutek.

"Padahal apa? Hm.. eh tadi gue ngomong sampe mana ya?"

Jihoon menaikkan alis kanannya melihat Junhui gelagapan, masih tersenyum bodoh. Seketika sebuah ide terlintas di kepalanya. Ia berbalik menatap ke belakang dengan tangan terangkat.

"Gyu! Sini Gyu!"

"Eh, Ji kenapa lo panggil!????" Junhui panik, ia dengan refleks membenarkan rambut, ingin terlihat rapi.

"Gue pengen kopi lagi dong satu."

"Lah kopi lu masih ada bang,"

"Bukan gue, buat temen gue. Caffe latte ya," Junhui jarang meminum kopi, tapi Jihoon tau kopi apa yang suka ia minum. Junhui terpaku saat matanya bersitatap dengan gebetannya itu.

"Naksir lo sama si Mingyu?" tanya Jihoon begitu Mingyu pergi.

"Hah? Oh, hmm.. gak juga. Gue cuman suka liat dia."

Sepertinya Junhui tidak sadar, wajahnya bersemu merah. Khas gadis yang sedang kasmaran.

"Oh Lo suka sama dia?"

"Enggak, b aja." Junhui masih menyangkal, menghindari mata Jihoon.

"Boong banget lo. Gue liat ya, lo kalo kesini suka nyari-nyari dia, terus senyum gak jelas. Gue cepuin sama abang lo," ancam Jihoon.

Junhui mendengus seolah tak takut dengan ancaman Jihoon. "Cepuin aja sana, lagi..." ucapannya terhenti teringat saat Wonwoo menemui Mingyu disini. Mereka saling kenal.

"Jangan dong Ji!"

***

Okeee jadi pair pertama gyujun yah, coba tebak pair nya ada siapa lagi.

btw mau curhat, aku lagi belajar bikin sosmed au gitu. Eh ternyata lumayan susah ya, dikit-dikit edit waktunya, belum lagi foto, belum lagi kalo typo. terus ya aku liat author au tuh kudu kreatif sementara otakku flat gak asik. zona amanku cuman nulis narasi kek gini 😔

jadi gitu deh gak penting bgt, tapi makasih dah baca.

Sampai jumpa lagi!

•yuaa

2 MINUS 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang