Bab 4

571 55 7
                                    

Suara televisi langsung bergema begitu Junhui menginjakkan kakinya keluar dari kamar. Junhui berjalan menuju dapur sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Jam setengah delapan pagi seperti ini seharusnya ia sudah membuat sarapan, harus Junhui yang buat karena Wonwoo sama sekali tidak bisa berada di dapur. Terakhir kali Wonwoo berada di dapur, ia membuat panci gosong dan satu pisau patah. Entah apa yang dia lakukan tapi itu berhasil membuat Junhui mengamuk, dan melarang nya memasuki area dapur.

Junhui berakhir dengan mengambil satu gelas air dan menghampiri Wonwoo, duduk disampingnya.

“Soonyoung mau kesini, kita sarapan bubur aja. Gue udah nitip tadi.”

Wonwoo mengangguk tanpa sedikitpun menoleh dari tv. Junhui terdiam mengamati tontonan di depannya, sesekali melirik Wonwoo sambil berdehem.

“Btw, lo kenal Mingyu Won?”

Mata Junhui buru-buru kembali menatap Tv saat Wonwoo menoleh kearahnya. Ia menyandarkan punggungnya, seolah tengah santai padahal jantungnya berpacu. Sedikit. Yah, sedikit kok.

“Iya, kenapa?”

“Enggak. Keinget aja lo ketemu dia di kafe waktu itu. Ngapain?” Junhui berpindah posisi, menyenderkan sebagian tubuhnya untuk berbaring pada lengan sofa.

“Dia nyewa kamera gue.”  Wonwoo punya banyak kamera dan Mingyu ada di jurusan Fotografi, masuk akal. Tapi mereka kenapa bisa saling mengenal?

Junhui menyimpan pertanyaan itu dalam kepalanya. Wonwoo adalah orang yang sangat peka, jangan sampai dia menanyai Junhui kenapa dirinya menanyakan Mingyu. Ia akhirnya terdiam sampai Soonyoung menerobos masuk rumah dengan dua kantong plastik besar di tangan.

“Ju minum Ju, gue haus banget.” Soonyoung meminum air yang sudah Junhui minum setengah di meja. Junhui memutar mata dengan cuek, membuka satu plastik yang tampaknya berisi camilan dari minimarket sementara plastik berisi bubur ia serahkan pada Wonwoo, menyuruhnya untuk membawa mangkuk.

“Tumben lo bawa camilan, ” kata Junhui sambil mengabsen makanan. Matanya langsung menangkap banyak bungkusan permen yupi, keripik, susu kotak, coklat, dan  dua kaleng kopi?

Junhui baru saja hendak bertanya saat ia menatap Soonyoung, dan sahabatnya itu langsung menjawab, “Itu... Wonwoo nitip tadi.” Junhui terdiam, sebelum Wonwoo akhirnya kembali dari dapur membawa tiga mangkuk bubur.

“Lo tau dong Soonyoung mau kesini?”

“Ya iya, kan semalem lo udah ngomong sama gue Ju.”

Junhui tidak mengingat itu, tapi akhirnya ia mengedikkan bahu memakan buburnya. Matanya melirik kearah Soonyoung yang basah oleh keringat.

“Lo naek apaan dah kesini? Kek capek banget,” tanyanya.

“Gue jogging,”

“Hah!? Dari rumah!??” Junhui refleks membeo kaget. “Gila jauh banget nyong, pantesan dah lo capek.”

“Capek banget, makanya lo ambilin gue minum dah. Gue masih haus,” ucap Soonyoung disela-sela memakan buburnya.

“Won minum Won.” bukannya berdiri sendiri, Junhui dengan seenaknya menyuruh Wonwoo. Dan Wonwoo dengan lempengnya berdiri menuju dapur mengiyakan suruhan Junhui.

“Eh Ju lo mau ikut—” Soonyoung mendadak berhenti begitu Wonwoo kembali dari dapur. Mata Junhui menatap nya, berkedip-kedip.

“Ikut apa?”

Soonyoung menghembuskan nafas kecil. “Enggak, nanti aja deh.”

🐶🐱

Junhui membaringkan tubuhnya di atas kasur Joshua. Sedangkan si pemilik kamar tengah berkutat dengan laptop, duduk menjulurkan kaki dilantai beralaskan karpet. Mata Junhui fokus pada ruang obrolan di handphonenya, sesekali terkikik kecil membuat Joshua beberapa kali melirik kearahnya, penasaran.

“Chat sama siapa sih? Bahagia banget kayaknya,” ucap Joshua.

“Hehe, gue lagi suka sama orang kak.”

Tubuh Joshua langsung berbalik, menatap Junhui yang berbaring di belakangnya. Dibandingkan dengan kembarannya Wonwoo, ataupun kakak sepupunya Jeonghan, Junhui terbiasa jujur dengannya. Entah kenapa, tapi Joshua ingat Junhui pernah bilang ia lebih nyaman bercerita dengan dirinya karena Joshua lebih seperti temannya dari pada kakak sepupu. Tapi ia tidak pernah mengira Junhui akan terang-terangan mengatakan sedang menyukai seseorang.

“Siapa?” tanya Joshua.

Pertanyaan Joshua Junhui jawab sambil duduk mengacungkan handphonenya. Yang menampilkan seorang foto laki-laki tengah memegang kamera. Junhui dapat dari Mingyu sendiri, setelah satu minggu kemarin mereka lumayan sering bertemu dan mengobrol setelah insiden Mingyu menumpahkan kopi ke bajunya saat ia bersama Jihoon waktu itu.

Junhui sih senang, merasa bersyukur waktu itu kopinya tergelincir dari tangan Mingyu sehingga mereka bisa dekat sekarang. Gak dekat banget sih, cuman ya gitu. Pokoknya Junhui senang.

“Mingyu? temennya Vernon itu,” kata Joshua sedikit tersenyum melihat respon Junhui yang terkejut.

“Hah? Masa sih? Aduh dunia sempit banget kayaknya. Gak elo, gak Jihoon, gak si Wonu, kok bisa pada kenal sama dia sih?” keluh Junhui kembali merebahkan tubuhnya.

Joshua tertawa kemudian berdiri memilih berbaring disamping Junhui untuk memeluknya. “Jeonghan juga tau. Dia lumayan famous, makanya banyak yang kenal.”

Junhui beringsut mendekatkan dirinya pada tubuh Joshua, balik memeluknya. “Kak, tapi lo jangan bilang-bilang gue suka sama dia ya?”

“Kenapa?”

“Kak.. plis deh, lo tau kan kembaran lo itu udah kek titisan setan?”  Joshua tergelak seketika. Tentu saja ia tidak lupa, bagaimana Jeonghan selalu ikut campur masalah percintaan Junhui, dan ya terkadang juga Wonwoo ikut-ikutan.

“Gak kerasa udah gede aja nih adek gue. Udah deket sampe mana lo?”

“Ya gak kemana-mana kak, emangnya mau kemana?” bibir Junhui mencebik. Lagian Junhui juga tidak yakin Mingyu menyukainya. Ia hanya merasa Mingyu baik padanya karena ia teman Jihoon. Dan juga karena ketumpahan kopi. Jadi Junhui juga hanya berlalu baik kalau kalau Mingyu mengajaknya mengobrol via chat atau telepon sesekali.

“Kenapa gak lo ajak jalan?”

Drrt! Drrt!

Handphone Junhui bergetar sebelum ia bisa menjawab Joshua. Matanya membola seketika begitu ia melihat layar dan langsung menunjukkan nya pada Joshua.

 Matanya membola seketika begitu ia melihat layar dan langsung menunjukkan nya pada Joshua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

hei hei, hellooo. ini ceritanya gak bakal panjang banget, yah meskipun gak ada draft tapi aku nulisnya enjoy karena alurnya sederhana. Jadii, kayaknya bakal sering update deh hehe (kayaknya) jan percaya ya, aku plinplan gak jelas.

Makasih udah baca dan vote!

•yuaa

2 MINUS 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang