Bab 13

456 60 28
                                    

“Bulan.. hehehe.”

“Bagus kan Ji? Moon Junhui.” Wonwoo meremat setir, merasa panas Junhui terus menyebut marga nya dengan Moon. Wonwoo tidak suka, Junhui adalah saudaranya, selalu dan tetap akan menjadi keluarga Jeon sampai kapanpun.

Jihoon dan Junhui terdorong ke depan begitu Wonwoo menekan rem tiba-tiba dan turun membuka pintu mobil dengan kasar. Ia melirik ke luar melihat mereka sudah sampai di rumah Junhui.

“Turun!” Wonwoo berdiri menyuruh Junhui untuk keluar.

“Jiji, ini di kosan lo bukan sih? Kok gue gak bisa liat? Eh kayaknya gue sakit, masa kepala lo muter-muter.” Junhui mendekatkan tangan, menangkup kepala Jihoon.

“Ju, ayo turun,” ucap Jihoon melirik Wonwoo yang sudah seperti akan meledak.

“Ji bulan kan cantik ya? Ih pas dong, Mingyu bilang gue cantik.”

“Hehehe, Moon Junhui cantik. Eh, Moon Junhui nama gue kan ya?”

Sudah berapa kali Junhui menyebut dirinya Moon sekarang? Wonwoo tidak tahan lagi, ia membiarkan emosi menguasainya saat ia menarik Junhui untuk turun, menyeretnya dengan menjambak rambut Junhui.

“Aw! Jiji! Kepala gue ada yang makan! Jiji!”

Wonwoo menyeret Junhui ke kamar mandi dengan langkah panjang, ia tak memperdulikan keluarga nya yang shock melihat dirinya menyeret Junhui, dan telinganya mendadak tuli saat Junhui terus menjerit memanggil Jihoon. Nafas Wonwoo memburu, melempar Junhui pada bathtub dan menyalakan shower.

“Wonwoo!”

“Wonwoo!”

Jeonghan dan Joshua berlari mengikuti Wonwoo. Memperhatikan saat ia menyiramkan air pada Junhui yang mabuk.

“Haaah... Hujan! Hujan!” tangan Junhui terulur menyimpannya di atas kepala.

“Belom sadar juga lo!?” Wonwoo berteriak, melempar shower sembarang arah.

PLAK!

“SADAR GAK LO!!” satu tamparan mendarat di pipi Junhui.

“Wonwoo! Stop!”

PLAK!

“SADAR GAK LO! JEON JUNHUI!!!”

“Wonwoo udah!” Tubuh Wonwoo di tarik oleh Joshua, namun ia meronta, berusaha maju untuk kembali menampar Junhui yang basah kuyup.

“LEPAS!!” Wonwoo berteriak serak, Joshua hampir tidak kuat menahannya.

“Wonwoo! Udah!” suara Mama bahkan tidak mencapai telinganya.

“JEON JUNHUI SIALAN!! LO GAK AKAN PERNAH JADI MOON!!!” Jeonghan membantu Joshua untuk menarik Wonwoo dari kamar mandi.

“DENGERIN GUE!!!!” Joshua dan Jeonghan akhirnya lepas tangan begitu Papa menarik Wonwoo menjauh, memasuki kamarnya. Suasana langsung hening seketika, hanya terdengar suara air yang Junhui mainkan juga suara Mama yang khawatir.

“Juju! Juju ayo bangun nak, kamu gak apa-apa sayang?”

Junhui bergumam tak jelas, sambil tertawa sesekali.

“Cepet bawa Juju ke kamar, ganti bajunya.” Joshua mengangguk, menarik Junhui untuk berdiri.

“Jeonghan, kamu bantuin dong.”

Jeonghan mengedipkan mata, kemudian mundur. “Ih gak mau! Jeonghan gak mau baju Jeonghan jadi basah, Shua kuat kok!” Jeonghan berjalan memimpin, “Itu bocil kan gak ada isinya.”

Joshua mendengus, menatap benci pada Jeonghan, namun tak urung memapah Junhui memasuki kamarnya.

Sementara itu, Jihoon berdiri diteras, mendengarkan semuanya dan sekarang ia tidak tahu harus bagaimana. Ia hendak masuk, tapi ia tidak yakin apa itu hal yang tepat, ia hendak pergi tapi ia membawa laptop dan kunci mobil Wonwoo bersamanya.

2 MINUS 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang