Bab 10

418 59 18
                                    

Kalau diingat-ingat, harusnya Junhui sudah mulai curiga saat mendengar Wonwoo mengatakan aku-kamu pada Soonyoung. Atau saat mereka berjalan bergandengan tangan, dan saat kehujanan bareng itu, harusnya Junhui sudah bertanya. Atau mungkin dirinya saja yang bodoh, karena tak sadar akan gerak gerik mereka. Bahkan selama bertahun-tahun.

Junhui tahu dari tadi Soonyoung menatapnya dari kursi samping depannya. Harusnya Junhui mengambil kursi yang jauh, supaya setidaknya ia bisa mendengarkan dosen sedikit lebih fokus. Meskipun sebenarnya bohong sih, Junhui tidak bisa fokus dari awal dosen masuk sampai sekarang kelas sudah berakhir. Keliatan nya saja Junhui sedang fokus, padahal aslinya enggak.

“Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya,” teman temannya yang lain satu persatu mulai keluar dari kelas begitu dosen mengakhiri kelas.

“Ju, ayo ngomong sama gue.” Seperti yang sudah Junhui duga, Soonyoung mendekati nya.

Basi, Junhui membatin sambil memasukkan satu-satunya buku yang ia bawa kedalam tas. Ia berdiri, hendak berjalan keluar kelas namun tangannya dicekal Soonyoung.

“Ju! Plis!” beberapa orang yang ada di kelas mulai melirik kearah mereka, merasa aneh dengan sepasang teman yang biasanya kompak terlihat sedang perang.

“Apa!? Lo mau gue gimana!? Mau jelasin yang kayak gimana!?” suara Junhui meninggi dan menjadi tontonan, tapi rupanya mereka yang jadi tontonan tidak peduli.

“Lo pacaran sama si Wonu dari SMA, di belakang gue. Bikin gue kayak orang dongo, selama bertahun-tahun. Lo se-nggak percaya itu sama gue!?”

“Enggak Ju! Dengerin gue dulu makanya!”

“Gak usah! Udah gak penting. Lagian apa peduli gue? Gue bukan temen lo. Si Wonu juga bukan siapa-siapa gue,” ucap Junhui pada akhirnya berjalan keluar dengan Soonyoung yang masih mengekor.

“Maksud lo apa? Ju! Juju!!” Soonyoung berusaha mengejar Junhui, tapi akhirnya berhenti begitu menyadari terlalu banyak mata yang mengawasi pertengkaran mereka.

“Gue doang yang nganggep temen.” Junhui bergumam sambil berjalan menuju parkiran. Ia mengeluarkan kunci motornya, sebelum matanya menangkap mobil yang ia kenal, bersama pemiliknya yang tengah berjalan kearahnya.

“Ju.”

Uh apalagi ini? Junhui bahkan masih emosi setelah berbicara dengan Soonyoung. Kenapa Wonwoo ikut-ikutan merecokinya.

“Masuk mobil,” kata Wonwoo.

“Ngapain? Gue bawa motor.” mata Junhui mencari-cari motornya diantara jejeran motor yang sama sama tengah parkir. Ia bisa mendengar Wonwoo menghela nafas berat.

“Semalem tidur dimana?”

“Ngemper di jalan.” ah itu dia! Junhui akhirnya menemukan motor maticnya, berada di ujung. Ia memasang helm, bersiap pergi.

“Lo pulang kemana!?” tangan Wonwoo menekan rem, membuat Junhui tidak bisa melaju.

“Bukan urusan lo! Minggir!!” tangan Wonwoo akhirnya lepas setelah Junhui melanjutkan, “Mending anterin pulang tuh pacar lo.”

😼🐯

Jihoon membuka headphone yang ia kenakan begitu suara gedoran pintu terdengar. Gedoran itu begitu keras, sampai sampai mengalahkan musik yang mengalun di telinganya. Ia berdecak kesal, memutuskan untuk berdiri.

“JI!! JIHOON!!! BUKA!!”

Junhui langsung mendorong masuk begitu Jihoon membuka kunci. Si pemilik ruangan melotot melihat Junhui yang memeluk tas besar bersamanya, entah berisi apa.

“Kenapa sih Ju?”

“Gue mau nginep,” kata Junhui, mengeluarkan baju yang ia bawa dari rumah, dan mulai merapikannya untuk disimpan di lemari Jihoon.

“Hah?” Jihoon masih memproses saat melihat Junhui yang dengan santainya mencampurkan pakaian dengan miliknya.

“Tumbenan banget lo nginep di kosan gue? Biasanya juga nginep di rumah si Soonyoung? Lagi berantem lo?”

Tangan Junhui berhenti, dan menghela nafas mendudukkan dirinya diatas kasur. “Gue lagi punya masalah, dan itu orang salah satu sumber masalah gue. Makanya sekarang gue nginep disini.”

Bahu Jihoon mengedik tak peduli. Ia memilih untuk kembali berkutat dengan komputernya. “Udah ijin abang lo belom? Gue gak mau kalo dia entar nanya nanyain lo ke gue.”

“Lo blokir aja kontaknya, kalo dia nanyain gue gak usah lo bales. Dia bukan abang gue.”

Mendengar nada pahit yang di keluarkan Junhui, Jihoon menoleh melihat Junhui yang tampak tak bersemangat. Wajahnya terlihat muram. “Lo ada masalah sama abang lo?”

“Dia bukan abang gue!!” Junhui tanpa sadar berteriak. Air matanya mulai bergerumul, mengancam menetes.

Jihoon terkesiap, sedikit kaget mendengar suara Junhui. Biasanya Junhui acuh tak acuh saat Jihoon memanggil Wonwoo dengan sebutan abangnya, kenapa sekarang marah? Mendengar Junhui yang mulai terisak pelan, akhirnya Jihoon berinisiatif mendekat.

“Ju, kenapa?”

“G..gue hiks Ji, gue marah banget.” telapak tangan Junhui menutup wajahnya.

“Iya marah kenapa? Mau cerita?”

Tangan Junhui mengeluarkan map coklat yang ia bawa di tas nya, membiarkan Jihoon membukanya, sementara Junhui  bercerita tentang pertengkarannya dengan Wonwoo kemarin. Juga dengan Soonyoung sepulang kelas.

“Ju... Ini beneran?” Jihoon merapikan berkas yang selesai ia lihat, mengembalikannya pada Junhui.

Kepala Junhui mengangguk, “Kalo gak bener, dia ngapain marah Ji? Pantesan dia larang gue masuk kamarnya mulu.” ia mengusap air matanya sebelum melanjutkan, “Lo pasti nyadar, gue sama dia gak ada mirip miripnya.”

“Terus gimana? Lo gak mau ngomong dulu gitu, empat mata bareng si Wonu?” Jihoon menyarankan.

Junhui memilih untuk berbaring, menatap langit-langit kosan Jihoon. “Ngomongin apa?” gumamnya pelan.

“Ji, gue emang gampang banget di bohongin ya? Bisa bisanya... Ji, lo gak ada bohongin gue kan?”

“Gue kapan bohongin lo? Yang ada tuh, lo korek korek mulu kehidupan gue sampe hafal semua.” Jihoon menghembuskan nafas pelan kembali pada komputer nya.

Junhui terkekeh, air matanya kembali menetes. “Ji, gue ngekos aja kali ya? Gak punya tempat pulang gue. Gue juga kayaknya harus mulai nyari kerja deh, gak mau gue make duit orang.”

“UKT lo tuh gede Ju, lo mau nyari kerja apaan?”

“Gak tau, onlyfans cepet gak si?”

Mata Jihoon melotot, menghadap Junhui yang tengah berbaring sambil menutup matanya. “Lo jangan gila Ju!”

“Nggak lah. Nyari sampingan jadi model bisa kali, gue kan lumayan cakep. Kata Mingyu juga gue cantik hehehw...”

“Sinting,” gerutu Jihoon. “Mending lo tidur aja lah, gue temenin nyari kosan entar kalo beneran mau ngekos.”

***
Wkwkwk

Nanti update lagi ((beneran)) ini mah, hari ini pokoknya.

Makasih dah baca!

•yuaa

2 MINUS 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang