-III-

1.3K 34 0
                                    


Rama tidak bisa berhenti nyerocos tentang idola wanita Korea yang dia sukai saat rombongan roadshow singgah di warung soto untuk makan pagi. Soto ayam dihadapan pemuda itu nyaris tidak mengeluarkan asap saking lamanya dia bercerita. Yang lain dengan seksama mendengarkan cerita Rama yang menggebu tapi tidak dengan Aldi, mimpinya semalam tidak menghentikannya untuk memicingkan mata, geram, tidak tahu bagaimana cara menghentikan Rama kalau sudah asik begini.


"Rama"


"Ya?"

Rama menoleh hanya untuk membiarkan dirinya dijejali sesendok nasi dan soto oleh Aldi.


"Makan dulu lo berisik"


Muka Rama langsung berubah merah kuning hijau, marah dan malu akibat perlakuan Aldi. Ingin mengumpat tapi sepatah katapun tidak keluar dari mulutnya. Jangan tanya, yang lain juga cuma bisa terbengong terlalu shock melihat kelakuan Aldi pada Rama yang makin hari makin berani dan 'ajaib'. Aldi bisa melihat sorot jengkel Rama yang seolah berkata tidak mau makan


"Makan ato butuh gue suapin?" tantangnya


Rama mendengus kesal masih tidak terima sementara yang lain menahan napas. Takut bakal baku hantam antara dua bintang utama mereka yang fansnya sama sama bejibun. Bisa viral ini nanti.


Kecuali bu Mila yang hanya tersenyum karena terbiasa melihat kelakuan dua pemuda yang seperti bocah ini. Di sisi lain, Bu Mila tahu benar maksud Aldi karena itu ia memilih diam.


Besar di dunia hiburan, Rama jarang mendapat kawan sebaya yang satu frekuensi. Rata-rata antara menjaga jarak karena takut, hanya ingin memanfaatkan, atau menjilat ketenaran yang Rama miliki. Rama jengah menutup diri sampai ia memilih kuliah di luar negeri. Kehadiran Aldi seperti angin segar di mata bu Mila, memiliki tingkat kepopuleran yang sama dua pemuda itu ternyata cocok, Aldi mampu mengimbangi Rama bahkan seiring berjalannya waktu ia melihat ketulusan Aldi terhadap Rama dan teman-teman sekitarnya, anak yang sangat baik, benar-benar jauh berbeda dengan ekpektasinya di pertemuan pertama.

Meski manager Rama, Bu Mila sangat menghargai Aldi. Pertemanan mereka membuatnya mempunyai harapan bahwa Rama bisa memiliki apa yang hilang dari anak seusianya.


"Ato lo mau gue suapin mulutke ----"

Rama reflek mendekap mulut Aldi dengan tangannya. Rasa kesal berubah menjadi manyun manja.


"Iya iya ini makan, bawel lo" Rama melepaskan tangannya.


Aldi hanya bisa mengelus dada, menahan diri untuk tidak mencubit dua pipi gembul yang sangat menggemaskan itu. Teringat lagi mimpi aneh semalam, Aldi membuang muka pura-pura biasa sebelum semua orang menyadari betapa merah mukanya saat ini. Sementara di sampingnya, Rama sudah menunduk dan menghabiskan sotonya dengan cepat menghindari tatapan aneh rombongan pada mereka berdua.

.

.


"Makan atau mau gue suapin mulut ke—"


"Cih, sembarangan" gerutu Rama pada dirinya sendiri ketika mengingat percakapan dirinya dengan Aldi barusan. Di tangannya ada kaos putih bersablonkan judul film Empat Koma serta foto dirinya dan Aldi sebagai dua pemeran utama.

[ Boys Love ] The UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang