-VII-

740 27 0
                                    



Aldi terbangun, menyadari kasur di depannya kosong. Matanya berkeliling ke seluruh ruangan dan sampai pada tiang infus yang jarumnya sudah dicabut paksa.


"RAMA? RAM? RAMAA?" dengan panik Aldi mencari sosok pemuda cantik itu di seluruh ruangan VVIP ini sampai terdengar suara gemericik air dari shower yang tengah menyala berpadu dengan lirih isak tangis. Aldi berhenti, memutuskan mendekatkan telinganya ke pintu. Isakan tangis pilu itu semakin nyata mengoyak batinnya.

Aldi merosot di depan pintu kamar mandi itu, Rama yang selalu periang, percaya diri, kuat, sekarang....


Pintu kamar mandi terbuka, Rama keluar dengan bathrobe dan rambut basahnya. Aldi mendongak, hatinya mencelos saat ia melihat tatapan kosong dan bibir pucat dari lawan mainnya itu.


"Ram–"


"Kenapa nggak bisa hilang ya Di?" tanyanya lirih


"Apanya?"


"Ini"


Rama membuka sedikit bathrobe di bagian leher dan dadanya, tampak beberapa bekas keunguan bercampur guratan guratan kuku akibat gosokan yang berlebihan. Aldi terbelalak, perutnya mual, ingin muntah membayangkan mulut, lidah dan tangan lelaki mesum macam Tarigan menjamah tubuh indah Rama.

Rama tersenyum tipis melihat reaksi Aldi, ia tahu pasti sangat menjijikkan melihat ini. Ingin rasa menguliti diri sendiri, tapi bagaimana caranya ia tak tahu.


"Udah gue gosok-gosok tapi nggak mau hilang. Lo punya pisau Di?"


"LO JANGAN GI—"


Aldi berhenti berkata, suara tetesan yang semakin deras.


Merah.


"ANJING"


Panik. Aldi menarik sapu tangan lusuh dari kantongnya dan segera membebat tangan Rama. Menggendongnya ke tempat tidur dan dengan cepat memencet bel untuk memanggil suster.


"Gue nggak mau diinfus, gue nggak mau ada suster"

Aldi jengkel, bisa-bisanya di situasi begini Rama tetap saja bajingan.


"Terserah, kalo gitu gue pulang"

Belum dua detik Aldi membalikkan badannya, jemari mungil nan lembut itu menarik tangan besar dan kasarnya.


"Jangan kemana-mana" pinta Rama lirih.


"Yaudah nurut, jangan bawel luu"


Rama mengangguk pelan. Apapun, apapun asal Aldi disisinya.


.

.


Suster sudah selesai memasang infus dan mengobati luka bekas cabutan infus tadi. Aldi mulai menghembuskan nafas lega dan bisa duduk dengan tenang lagi.

[ Boys Love ] The UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang