Rama sontak lompat dari kursinya menoleh ke belakang, jantungnya hampir copot saat Aldi berdiri dengan handphone masih di telinganya dan memasang muka masam menghampirinya.
Bangsat!!
Alasan apa deh gue? Mampus!
Rama sedikit menunduk, rambut sebahunya menutupi pipinya yang lucu, meskipun tahu sia-sia tapi ia tetap berusaha menyembunyikan batang rokoknya dan botol wine merah yang bertengger di meja sama sekali tak membantunya.
Aldi memicingkan matanya, melihat gerak gelisah yang dilakukan Rama dan menangkap basah tangannya.
"Pertama, lo jelasin kenapa bohong ke gue" titah Aldi.
"Gu—gue pengen sendiri anjir. Kenapa sih lo dateng marah-marah?" elak Rama.
"Kenapa? Kan kita udah janjian, ini makan malem terakhir. Mau ketemu kapan lagi?"
"Lo nya aja sibuk pacara— damnn.. maksud gue tu—anu—"
"Hah? Lo cemburu?" mata Aldi mencari seberkas kejujuran di mata Rama tapi orangnya terus menunduk tak mau menatap Aldi, sebagian rambutnya menutupi wajahnya.
"Engga ihh.. bukan gitu, dengerin—gini loh gue liat lo pacarana—a jadi inget si cewe bangsat itu lagi" jawab Rama mengacu pada mantannya.
"Hmm.." Aldi menyelipkan rambut Rama kebelakang telinga sehingga wajahnya terlihat jelas. Rama yang diperlakukan seperti itu tentu saja wajahnya memerah.
Aldi membungkuk sedikit untuk meraih wajah Rama. Melihat dari dekat luka nyata pada sorot mata itu untuk kesekian kali.
"Maaf.."
Aldi, tentu saja tahu kondisi Rama pada saat titik terendahnya meskipun pada saat itu ia belum terlalu mengenal Rama. Dulu dia kira itu stress akibat kuliah yang tak kunjung rampung. Rama mengangguk dalam tangkupan tangan Aldi.
"Ini juga karena stress gara-gara inget cewek itu?" Aldi mengangkat tangan Rama yang masih mengapit rokok.
"He em" Rama mengangguk takut takut. Aldi mengambil nafas panjang dan melepaskannya.
"Buang" perintah Aldi.
"Eum".
Sebelum Rama sempat membuang Aldi sudah merebut dan menginjak sisa rokok itu serta mengajak Rama duduk lagi di tepian kolam renang.
"Sori, gue cuma takut lo sakit lagi. Nanti kalo ga ada gue, lo boleh nyebat sesuka lo"
Rama menatap pemuda itu lekat-lekat, tidak mengerti kata-katanya barusan.
"Maksud? "
"Minimal jangan sakit selama di batas pandangan gue." Aldi mengelus puncak kepala Rama tanda dia tak ingin ditanya lagi alasannya. Rama menelan ludah, hatinya bergemerincing aneh. Rama berdiri mengambil botol wine di meja tadi dan membawanya saat ia duduk di pinggir kolam bersama Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ Boys Love ] The Untold
Ficción General[BXB] 🔞 Dua aktor muda paling berbakat dan populer yang selalu dibanding-bandingkan di Indonesia disatukan dalam satu project. Apakah lika liku kehidupan akan membuat mereka bisa menjadi teman akrab? Rival abadi? Ataukah malah... - HOMOPHOBITCH DO...