Aldi was too nice
Too much
Rama lah badainya.
Ciuman itu asin. Rama masih memeluk sosok tubuh berdada bidang itu tetapi lututnya terasa kebas.
"Get up, gue cape woi berlutut mulu"
Satu kalimat itu perlahan menghentikan tangisan Aldi.
"Aih akhirnya lu berhenti mewek" lanjutnya separuh mengejek, Rama bangkit dari tempatnya diikuti Aldi yang masih belum mengeluarkan sepatah kata pun. Rama menuntun. tangan Aldi ke arah ranjang yang masih berantakan. Tampak bercak darah masih menghiasi sprei membuat Aldi jatuh terduduk lagi, lidahnya kelu, air matanya sudah akan jatuh lagi.
"Not again" komplain Rama.
"Gue—Gue—" matanya tertutup dan tangannya mengepal, mengumpulkan keberanian untuk mengatakan kejujuran. Rama menghela napas panjang sebelum meraih pipi basah Aldi akibat air mata. Apa yang harus dia lakukan dengan lelaki baik dan bodoh ini.
Aldi bisa merasakan daging tipis kenyal dengan rasa asap dan nikotin menempel lagi pada bibirnya. Rasa ini milik Rama, persis seperti semalam Aldi tanpa sadar memperdalam ciumannya, memasukkan lidahnya yang disambut hangat oleh lawannya. Tidak, semalam tidak boleh terjadi lagi. Aldi terkesiap, memutuskan tali saliva itu dan memeluk Rama yang mulai mengomel.
"Ayo duduk di kasur aja, lo gak kasian apa ama gue udah pegel dari semalem masih disuruh berlutut pula"
Aldi melepaskan pelukannya, menatap Rama dalam-dalam.
"Sakit ya?"
"Ya iya masih nanya!" sahutnya kesal.
Gemes, aldi tersenyum tipis, pengakuannya tadi hilang entah kemana. Ia bangkit lagi dan menggendong Rama yang malah memukul-mukul kecil dadanya karena malu.
"Turunin dih"
"Katanya sakit"
"iya sih"
"Yaudah diem"
Aldi menaruhnya di atas ranjang dengan perlahan, menyelimuti pemuda yang ia habisi semalam tanpa ampun. Sempat terlihat bekas keunguan yang ia buat pada dada pemuda cantik itu, rasa bersalah itu datang lagi kesekian kalinya. Baru saja Aldi ingin kabur, lagi lagi Rama menahannya.
"Mau kemana?"
"Kan lo mau istirahat"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ Boys Love ] The Untold
General Fiction[BXB] 🔞 Dua aktor muda paling berbakat dan populer yang selalu dibanding-bandingkan di Indonesia disatukan dalam satu project. Apakah lika liku kehidupan akan membuat mereka bisa menjadi teman akrab? Rival abadi? Ataukah malah... - HOMOPHOBITCH DO...