-IX-🔞

1.1K 26 1
                                    


"I know what two of you did that night." Demikian isi pesan Lita padanya. Singkat, padat, jelas. Setelahnya Aldi melayangkan puluhan pesan dan mungkin ratusan panggilan tak terjawab.


"Gw tunggu di apartemen lo. Sekarang. Atau karir kalian tamat."


Gadis dengan rambut hitam lurus dengan tatapan yang kelam itu menatap pemandangan pagi kota Jakarta dari balik mobil yang ditumpanginya. Kacamata hitam, dress hitam satin calvin klein, dibalut jaket tweed chanel warna senada, sekali lihat orang akan menilai betapa dimanjanya kehidupannya. Ia meraih tas prada dan mengeluarkan ponselnya. Mengamati satu persatu dari puluhan foto mengenai kejadian yang "sahabat" kekasihnya. Tak satupun berita perihal ini terkuak di media nasional. Hanya rumor kabar angin dan berita yang diam diam disebarkan dengan takut-takut.

Tapi Lita mengetahui semuanya. Jaringan yang kedua orang tuanya miliki di industri tempat kekasihnya berkecimpung adalah area kekuasannya.


"Sudah sampai, Miss." Drivernya memberitahu karena Lita tampak tenggelam dalam pikirannya.

Ia keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke gedung apartemen. Ia memiliki kartu akses menuju apartemen Aldi. Ia juga tahu bahwa selama beberapa hari terakhir Aldi tidak berada di sana. Ia menemani Rama siang dan malam di rumah sakit.

Apakah Aldi repot-repot memberitahunya? Tentu tidak. Dua bajingan tidak tahu diri itu, berani beraninya... setelah apa yang mereka dapatkan darinya...

Semenjak Rama hadir dalam hubungan mereka, segalanya selalu tentang Rama, Rama, dan Rama. Mereka menganggap ini pekerjaan, candaan lucu, tapi ia tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia tidak bodoh.

Lita masuk ke dalam apartemen Aldi. Tentu saja kosong. Ia melempar tasnya ke sofa dan melepas jaket tweednya sembarangan. Ia berjalan menuju jendela besar apartemen yang menghadap ke pemandangan kota Jakarta dari atas lantai 25 dan melipat dada. Tubuhnya kurus menjulang membentuk siluet yang indah.

Tidak lama, mungkin hanya 5 menit saja ia merenung, ia mendengar suara kunci apartemen terbuka. Mereka pasti terburu-buru mendatanginya. Ia tahu pasti. Dua orang yang mementingkan karir mereka di atas segalanya. Benar-benar mudah ditebak.

Ketika Lita membalikkan badan, ia menemukan dua orang pemuda itu menatapnya dengan nafas memburu. Orang-orang bilang mereka adalah pemuda paling tampan di negeri ini. Lita sedikit setuju. Meski banyak manusia manusia tampan di industri ini, dua pemuda di hadapannya memiliki ciri khasnya tersendiri.


Aldi dengan perawakan tinggi tegap dan garis wajah yang tegas. Rama dengan dengan perawakan jangkung, pinggul kecil, dan wajah yang cantik. Rama sebenarnya cukup tinggi, barangkali 181, Lita menerka, namun ketika berdiri bersanding dengan Aldi yang bertinggi badan 184 dengan perawakan tegap sempurna saat ini, kekontrasan fisik keduanya semakin terlihat jelas. Aldi bagaikan ksatria kuat pemberani yang rela mati melindungi orang yang dikasihinya. Semantara Kehalusan fisik Rama jadi semakin terlihat rapuh dan indah ketika berdiri bersandingan dengan Aldi. Menyatukan mereka dalam satu proyek film adalah inisiasi yang bombastis dan semua orang setuju.


"Kalian harusnya berterima kasih sama gw karena berkat bokap gw kalian bisa disatukan dalam satu proyek film. Film kalian booming banget kan? Kalian kebanjiran banyak proyek bagus saat ini." Ujar Lita pelan dan mengancam. Heel sepatu red bottomnya berketuk berirama di lantai porcelen apartemen.

Aldi berjalan perlahan ke arahnya. Ia tampak berhati-hati. Diam-diam Lita menikmatinya. Kedua pemuda di hadapannya tampak tidak berdaya berada dalam cengkeramannya.

[ Boys Love ] The UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang