-XXXI-

766 17 6
                                    


"Hey bro". Sapa Ario pada Aldi yang hanya ia tanggapi dengan senyuman dingin. Ario tahu lelaki di depannya ini Alditya Perwangsa, salah satu aktor top tier saat ini selain Rama. Tidak ada salahnya membangun koneksi pikirnya.

"Kenalin gue Ario" Ario mengulurkan tangannya. Aldi diam beberapa saat, mempertimbangkan apakah dia harus menyambut uluran tangan dari orang brengsek yang berani menyentuh miliknya. Setelah menghela nafas panjang, ia menyambut uluran tangan itu. Tangannya boleh dingin tetapi hatinya masih panas dan mukanya tetap saja tampak tidak suka.

Selama 8 tahun karirnya, banyak hal yang ia lalui termasuk dipermalukan bahkan sampai diludahi di depan kru sudah ia lalui, tikaman demi tikaman dari orang terdekat sudah sering ia terima. Meskipun dia tahu batasan otaknya, tapi kontrol emosi semudah menghirup udara baginya.


Cemburu. Hak untuk cemburu pada Rama, memangnya dia punya? cemburu ini nyata atau sekedar ilusi belaka?


Belum sempat menanyakan hal lain pada Aldi, Ario digeret oleh bu Mila untuk ke tempat duduk VVIP bersama tamu undangan yang lainnya, dan MUA diminta untuk pindah merias artis lain. Tidak lama Rama datang dari toilet, menghadapi Aldi yang tengah sendirian di ruang ganti mereka.

"Apa perlu segitunya?" tanya Aldi dingin berjalan ke arah pintu ruang ganti, tak lama terdengar suara kunci berputar.


"Apanya?"

Aldi bergerak mendekatinya selangkah demi selangkah seperti serigala yang terluka, sementara Rama mundur selangkah demi selangkah sampai ia tidak bisa melangkah lagi dan terpaksa duduk di atas meja. Aura kemarahan dan dominan Aldi tidak main-main. Ia merasa kecil. Aldi mengelus pipinya dan menaruh tangan besarnya di pinggang kecil Rama, ia tidak tahu mau berkata apa. Kecemburuan memang membakarnya tapi disaat yang bersamaan dia tahu tidak pantas cemburu.

Telapak tangan Aldi di pinggangnya membuat Rama menginginkan tahap selanjutnya, muka mereka begitu dekat, Rama bisa melihat sorot kemarahan di mata Aldi, dia menaruh kedua tangannya ke bahu Aldi dan tersenyum manis karena terlalu senang. Merasa kali ini strateginya berhasil.


"Possessive much?"

Awalnya Aldi ingin melampiaskan kekesalan dan kemarahannya, tapi tiba-tiba satu kata terlintas di otaknya setelah melihat senyuman manis Rama.


"KAMU NANYAEAA?"


Rama shock langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya, ia tahu selera humor Aldi buruk tapi tak menyangka akan seburuk ini. Itu adalah humor yang sedang viral dari tiktok saat ini, meski Rama tidak punya tiktok tapi semua orang membicarakan hal ini.


"KAMU BERTANYA-TANYAEAAAA?" lanjut Aldi dan seluruh kebodohan yang ia borong dari muka bumi ini.

Rama tidak sanggup lagi,ia memegangi perutnya tidak tahan, suara tawa membahana menggetarkan ruangan itu berakhir dengan tatapan lembut Aldi. Ia ikut tersenyum memandangi tawa orang yang disayanginya itu, obat dari seluruh kemarahannya. Tawa Rama.


"Lo—lo bisa gak fokus ganteng aja gak usah lucu?" celetuk Rama saat tawanya hampir reda.


"Asal lo bahagia", jawab Aldi seraya memagut bibir pink milik Rama. Lupakan saja Ario bangkotan itu, Rama adalah miliknya. Keduanya menumpahkan hal-hal terpendam di hati mereka dengan pergulatan sampai bibir Aldi dan Rama sama-sama sedikit bengkak dan sedikit berdarah di ujung. Terengah-engah Rama mengumpulkan nafas untuk bertanya pada Aldi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[ Boys Love ] The UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang