Aldi belum menata hatinya dengan baik. Yang ia tahu spontanitas kedatangan Rama membuatnya luar biasa bahagia. Ia teringat dengan Lita yang sempat menawari untuk datang tapi ia menolaknya. Jika Lita yang datang apakah ia akan sebahagia ini?
Tentu Rama dan Lita berbeda. Ini Rama sahabatnya. Lita kekasihnya. Ada masa masa seseorang ingin menghabiskan waktu traveling bersama sahabat ketimbang kekasih karena... karena... Aldi malas memikirkannya alasannya. Tidak penting lagi. Intinya Rama sudah di sini.
Dengan bahagia, Aldi membawa Rama untuk makan malam di restaurant hotel ini. Agak takut tapi Aldi sudah memastikan tak ada orang indonesia. Setelahnya, mereka melanjutkan dengan minum sedikit alkhohol di meja bar di lantai bawah. Musik ramai dari dj dan kerumunan orang yang turun di lantai dansa. Penerangan lampu yang remang-remang. Tangan kanan Aldi yang tanpa sengaja menyenggol tangan Rama. Rama memberinya tatapan "Apa?" dari gelas whiskey yang tengah ditenggaknya.
Aldi menatap wajah itu di antara pencahayaan remang berwarna warni. Tubuh di hadapannya seperti mengeluarkan feromon yang kuat tapi tak kasat mata. Sesuatu yang berbahaya untuk dimiliki oleh orang seperti Rama. Sesuatu yang membuat orang memutar kepala pada papasan pertama. Aldi yakin Rama menyadarinya. Tapi ia tetap saja ceroboh.
Rama memesan satu gelas lagi.
Ia bilang ia tidak kuat alkhohol tapi ini sudah gelas whiskey yang ke empat. Apa ia ceroboh karena merasa aman atas kehadiran Aldi? Apa Rama tidak tahu bahwa Aldi hanya manusia biasa? Ia seharusnya sadar betapa berbahayanya tindakannya saat ini? Ia seharusnya tahu tapi ia memilih tidak peduli...
Rama memesan satu gelas whiskey lagi.
Bartender menyerahkannya. Ini gelas ke limanya. Sebelum Rama meminumnya, Aldi menahannya.
"Stop." Perintah Aldi tegas.
Rama melirik Aldi dari sudut matanya.
"Ayo, balik ke kamar sekarang."
*
Rupanya Rama masih bisa berjalan sendiri, meski terhuyung sembari meraba raba dinding lorong hotel. Aldi sengaja tidak menawarkan bantuan. Ia merasa kesal, benar benar kesal. Rama benar benar tidak belajar dari kesalahannya.
Ketika mereka masuk ke dalam kamar, Aldi langsung menuju kamar mandi, tak peduli Rama melakukan apa. Aldi menyalakan keran air wastafel dan mencuci mukanya dengan air dingin.
Ketika ia keluar kamar mandi, betapa terkejutnya ia menemukan Rama telah membuka botol wine di sudut kamar hotel dan menenggak isinya langsung dari botol. Cairan merah gelap itu jatuh berceceran membasahi dagu, leher, kaos, celana jeans, hingga karpet.
Dengan kesal Aldi merebut botol wine tersebut dan meletakkan ke meja. Tubuh Rama basah kuyup, kaos tipisnya menempel pada dadanya yang kuyup, Aldi bisa melihat tubuh Rama yang ramping, otot otot tubuhnya yang liat, serta puting cokelat merah mudanya yang sedikit menyembul.
Dengan kesal Aldi membuka kaos yang dikenakan Rama. Kulit pucat yang halus dan bercahaya itu tertampang. Bau wine menguar kencang dari tubuh Rama. Rama seperti tak peduli pada kemarahan Aldi dan langsung merebahkan tubuhnya ke atas sofa panjang. Mengangkat satu tangan ke atas kepala, lalu memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ Boys Love ] The Untold
Ficción General[BXB] 🔞 Dua aktor muda paling berbakat dan populer yang selalu dibanding-bandingkan di Indonesia disatukan dalam satu project. Apakah lika liku kehidupan akan membuat mereka bisa menjadi teman akrab? Rival abadi? Ataukah malah... - HOMOPHOBITCH DO...