Roadshow berjalan seru dan aman, Ranu dan Zaki menambah keriuhan.
'Kapan lagi bisa lihat orang-orang ganteng gratis bersamaan' itu yang sering mereka dengar hari ini. Rama jauh lebih fit dari dua hari lalu, tapi tetap saja Aldi masih menjaganya ketat sama seperti Ketika ia sakit. Aldi menggandengnya turun dari atas panggung, dan Rama menerima begitu saja membuat Ranu dan Zaki memicingkan mata dan saling senggol lengan.
Ketika sampai di ruang istirahat, Aldi belum melepas tangan Rama.
"Nanti jadi?" tanya Ranu tapi pandangannya masih tertuju pada genggaman tangan mereka.
"Jadi dong" jawab Rama enteng
"Sampe kapan?"celetuk Zaki
"Ya kalo bisa jangan sampai kemalem—"
"Sampe kapan kalian mau pegangan tangan?" potong Zaki dengan senyuman nakal.
Rama dan Aldi menoleh horror ke arah tangan mereka saling menggenggam dan dengan cepat saling menghentakkan dan mengatakan cacian bersamaan.
"ANJING!!"
Rama dengan cepat pergi menjauh, mengambil minum, wajahnya merah. Bagaimana mungkin dia tidak sadar tangannya digandeng Aldi. Di tempat tadi, Zaki hanya menepuk-nepuk bahu Aldi ketika ia mencoba menjelaskannya dengan terbata.
"Itu.. kemarin.. er.. dua hari lalu.. rama sakit .."
"Isoke Al isoke"
Dering telpon dari Lita menyelamatkan Aldi dari situasi aneh itu.
"Halo sayang.." ia mengangkat dan segera keluar ruangan. Sementara Ranu dan Zaki menghampiri Rama yang kini meneguk airnya dengan gugup.
"Aldi mana?" tanya Rama, mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Lagi ditelpon cewenya" jawab Ranu
"Ooh.." Rama meminum lagi airnya.
"Kenapa? Cemburu?" celetuk Zaki jahil.
Sontak air yang diminum Rama menyembur keluar mengenai muka Zaki.
"HAHAHAHAHAH" Ranu tertawa memegangi perutnya. Ramapun ikut tertawa.
"Makanya jangan jahil lu ki"
^*^
Hembusan angin malam menerpa wajah Rama, dengan Kawasaki Ninja ZX-25R sewaan mereka membelah pelukan malam kota Bandung.
"Pegangan Ram, gue mo ngebut" seru Aldi yang berada di depannya.
"Aye-aye kapten"
Dengan ragu-ragu Rama memegang baju disekitaran pinggang Aldi, Aldi tersenyum simpul memutar gas di genggaman tangannya dengan kecepatan penuh. Sontak kaget, Rama memeluk pinggang Aldi.
"Bajingan Aldi Bajingan lo mau bikin gue serangan jantung dadakan" Rama mengomel sepanjang jalan tapi tak melepas pelukannya.
"Salting lo jelek" tapi Rama tak mendengarnya, deru motor terlalu kencang
"Lo bilang apa?"
"Pegangan!"
Dalam sekejap, Aldi melewati Zaki dan Ranu yang dari tadi di depannya tanpa mengalah. Mereka berempat berhenti di depan balai kota Cirebon. Aldi dan Zaki mencopot helmnya dan Rama melepaskan pelukannya, tapi sayang mata Zaki dan Ranu lebih cepat menangkap pemandangan itu.
"Gila lo Di, bisa-bisanya escalated di last minute" Zaki menggerutu, Aldi hanya tersenyum senang.
"Lama gue nggak balapan motor, terakhir setahun lalu pas syuting. Rasanya puaas banget"
"Lo kalo mau mati jangan ajak gue" timpal Rama.
"Nggak bakalan, lebay lo"
"Udah-udah, pertengkaran rumah tangga jangan dibawa kesini" sahut Ranu sebelum Rama membuka mulutnya lagi.
"Ish"
Zaki memperhatikan Rama lekat-lekat, ia tak terlalu mengenal Rama seperti Aldi mengenalnya tapi sepengetahuannya pemuda itu memang sedikit manja dan menye terkadang di samping perlakuan dinginnya apabila baru berkenalan. Tapi entah kenapa, akhir-akhir ini semakin jadi terutama bila ada Aldi di sampingnya. Ah, mungkin itu hanya perasaannya saja, sudah bagus Rama mulai mau terbuka pada orang lagi.
"Besok lagi yuk, roadshownya cuma sisa dua kota neh", ajak Zaki.
"Ga bisa gue, malem ada meeting sama Tarigan", jelas Rama malas.
"Tarigan sutradara yang agak...". Ekspresi Zaki menjelaskan segalanya sementara Rama mengangguk malas.
Aldi tak mengatakan apapun hanya saja perasaannya mulai tidak enak.
"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ Boys Love ] The Untold
General Fiction[BXB] 🔞 Dua aktor muda paling berbakat dan populer yang selalu dibanding-bandingkan di Indonesia disatukan dalam satu project. Apakah lika liku kehidupan akan membuat mereka bisa menjadi teman akrab? Rival abadi? Ataukah malah... - HOMOPHOBITCH DO...