29. Kotak hijau ayah

271 34 7
                                    

Setelah urusan diluar kota selesai Andra memutuskan untuk segera pulang hari ini. Dia menolak di ajak menginap di hotel dan kembali ke Jakarta besok. Kini, ia sedang duduk di dalam kereta sembari berbicara di telfon dengan seseorang.

"Kamu yakin?"

"iya dong, masa engga"

"Yaudah nanti saya cari tahu lebih lanjut, besok sampe sini kan kamu?"

"Gak tau si, mungkin lusa atau mingdep"

"Lama amat"

"Dih?? terserah saya dong, gak mau dateng aja ahh"

"Jangan gitu, udah dibayar juga. Oh iya, mobilnya yang itu dijual aja. Bekas nabrak orang gak berkah nanti"

"Iya-iya saya ngerti kok. Udah deh nih mie saya medok"

Andra menutup telfonnya. Gerbong ini sangat sepi karna tidak banyak yang duduk disini. Ia membuka korden jendela dan menikmati pemandangan indah yang disuguhkan dalam perjalanan. Ia sudah tau tentang Jiro yang sakit kemarin, karena berada di luar kota Andra tidak bisa melihat keadaan anaknya.

"Semoga pas ayah pulang, kamu udah sehat" Andra tersenyum kecil sambil menggenggam erat sesuatu di tangannya.

Tiba-tiba jantung Andra berdegup. Ia merasa tidak sabar bertemu dengan keluarganya lagi, terutama pada anak bungsunya. Dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia merasa rindu.

"Aku bakal mulai dari awal lagi. Aku mau perbaiki semuanya, semua yang udah aku hancurin. Aku.. juga harus minta maaf sama anakku" pandangannya turun pada kotak kecil berwarna hijau pastel di pangkuannya. Perlahan senyum tipisnya berubah menjadi senyum lebar yang manis. Ternyata sudah tiba waktunya, dimana ia bisa mengerti dan berdamai dengan dirinya sendiri juga dengan masa lalu yang tak seharusnya ia tangisi.

Andra ingin melakukan ini sejak kemarin, tapi belum sempat dan ia juga menunggu inisiatif seseorang untuk mengakui semuanya sendiri tanpa harus dirinya yang membongkarnya.

1 jam kemudian Andra sampai di Jakarta. Setelah keluar dari kereta Andra tak menyadari kalau ia meninggalkan sesuatu di tempat duduknya tadi. Ia baru menyadari saat sudah duduk di dalam mobil taksi dan mencari barang itu.

"Loh? kotak hijau ku mana ya..."

"Aduh jangan-jangan jatuh? atau ketinggalan di kereta??"

Andra terus menggeledah tasnya. Mengeluarkan semua isinya dan berakhir tak menemukan apa yang sedang dicari.

"Pak, pak, bentar pak! jangan jalan dulu ya, saya mau cari barang dulu tungguin ya! nanti saya bayar lebih" ujar Andra pada supir taksi yang baru saja selesai menata koper di bagasi.

Andra lekas keluar dari taksi lalu berlari masuk kembali ke stasiun kereta. Beberapa kali ia tak sengaja menabrak orang-orang yang berlalu lalang. Andra sangat panik takut benda itu benar-benar tertinggal di dalam kereta karna isinya sangat berharga. Sebuah pengumuman di stasiun yang baru saja Andra dengar membuatnya semakin panik. Kereta yang ia naiki tadi akan berangkat dalam 15 menit.

"Kereta sialan!!" umpat Andra semakin menambah kecepatan larinya.

Andra terus berlari ke arah kereta yang sudah berada di depan mata. Ia tak boleh kehilangan kotak itu, karna kotak itu milik putranya. Tapi, saat ia sudah sangat dekat dengan kereta tak sengaja Andra menabrak seorang gadis yang sedang membawa banyak barang, dan semua barangnya jatuh tersebar. Gadis itu pun jatuh begitu juga dengan Andra.

"Mbak? mbak gakpapa?? aduh maafin saya ya mbak!" panik Andra menghampiri gadis muda yang ia tabrak. Andra membantu gadis itu bangun dan mengambili barang-barangnya yang jatuh.

Jiro Dan Ceritanya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang