32. Ada banyak rahasia

278 30 2
                                    

Di kantin sebuah sekolah suasana sangat ramai karena siswa sedang beristirahat. Termasuk geng Sena yang sudah menempati tempat keramat mereka, yaitu di pojok kantin.

"Btw"

Atensi 3 teman Athan yaitu, Kenta, Garaga, dan Sena langsung tertuju padanya.

"Kenawhy?" tanya Kenta sembari mengambil sendok di mangkuk es buah Sena.

"Lo pada udah tau kan si Seo meninggal?"

Garaga mengangguk, "Udah, kenapa emang?"

"Meninggalnya karna apa ya? gue cuma tau kalo di meninggal aja gitu" tanya Athan pada ketiga temannya.

"Kecelakaan" jawab Sena cepat.

Athan membulatkan matanya tidak percaya, "Serius Sen?? kok bisa?!"

"Gue juga kurang tau sih. Ck, biarin aja lah tu bocah mati, hidup di dunia juga gak ada kerjaan nyusahin ortunya doang. Tawuran sana sini, balapan sana sini, gue jadi ortunya sih nama si Seo udah gue Tipe-X dari kartu keluarga" jelas Sena dengan bumbu emosi.

"Dih?? lo gak boleh gitu Sen! jahat amat jadi manusia!" cibir Kenta.

"Kenta bener tuh, sejahat apapun Seo pas hidup dia kan tetep manusia. Kita harus turut berduka cita" sahut Garaga setuju.

"Yaudah sana gue gak ikut" jawab Sena ketus.

Teman-teman Sena masih membicarakan tentang Seo tapi Sena diam tidak merespon lagi. Dia sibuk melamun karena kehilangan kertas yang belum sempat ia baca seluruhnya kemarin. Kertas itu ia temukan di kamar kedua orangtuanya, entah itu milik Helena atau Andra Sena tidak tahu. Lalu kenapa bisa ada di kamar Jiro hari itu? malamnya Sena sempat pergi ke kamar adiknya untuk sekedar melihat keadaan adiknya saja tapi malah kertasnya terjatuh dari saku celananya.

Yang sempat Sena baca hanya pesan, "Siang nanti ambulan datang. Sesuai rencana lakukan apa yang sudah kita bicarakan. Jangan lupa untuk membuat semua perawat bungkam"

Tiba-tiba Sena menggerang emosi membuat teman-temannya terkejut.

"Sen lo kenapa dah? kerasukan demit kantin kah??" heran Kenta bergidik takut.

"Tau tuh nganterin aja" sinis Garaga.

"Eh btw. Adek lo gimana? katanya masuk RS lagi ya?" celetuk Athan memulai topik baru.

Sena hanya menjawab dengan anggukan saja. Lalu menyeruput es buahnya karna sedoknya hilang.

"Sakit apa?" tanya Athan.

"Sakit hati" jawab Sena acuh lalu berdiri pergi meninggalkan teman-temannya tanpa sepatah kata.

Sena mengacuhkan panggilan dan sumpah serapah dari mereka dan tetap berjalan dengan ekspresi wajah yang datar. Dia berjalan ke kelas adiknya berniat menemui Deon, tapi ternyata anak itu tidak berangkat hari ini. Akhirnya setelah berpikir panjang Sena memutuskan untuk bolos.

Sebelum jam istirahat berakhir ia meminta surat dispen pada guru BK, alasannya disuruh wali kelas membeli sesuatu. Untung saja saat itu guru BK sedang sibuk jadi tidak banyak tanya-tanya dan Sena langsung bisa keluar dari sekolah tanpa harus sembunyi-sembunyi.

"Enaknya kemana ya" gumam Sena sambil mengendarai motor menyusuri jalanan kota yang siang ini sepi.

"Pulang? bosen ahh ngapain juga di rumah gak ada adek tiri gak ada yang bisa diganggu. Kalo ke rumah sakit... alah nanti ada ayah gue kena gaplok lagi kalo ketauan bolos sekolah"

"Kemana dong ini anjing?! arghhh!!" lagi-lagi Sena menggerang emosi karna kepalanya terasa semakin panas.

Saat tiba di lampu merah Sena tak sengaja melihat seseorang wanita dengan ibunya sedang berada di depan sebuah kafe yang cukup ramai. Setelah Sena amati dengan seksama ternyata wanita itu benar ibunya. Sena heran, kenapa ibunya tidak masuk dan malah celingak-celinguk? apakah dia sedang menunggu seseorang?

Jiro Dan Ceritanya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang