Ekstra Part II

931 22 0
                                    

 

Seorang pemuda tampan dan gagah tampak memasuki lobi sebuah gedung dengan tegap. Nampaknya pemuda itu sudah sering mendatangi kantor yang berada digedung ini, terlihat dari cara resepsionis menyapanya.

" Siang Mas Rei, mau ketemu Bapak ya ? " sapa salah satu resepsionis

" Siang Mbak, Papa ada kan ? " tanya Rei

" Ada mas, masuk saja "

" Makasih ya "

" Sama-sama Mas " ucap resepsionis sambil memperhatikan Rei yang berjalan menjauhi mereka.

" Anaknya saja ganteng banget begitu ya. Bapaknya juga ganteng banget. "

" Iya betul, Bapak dan Ibunya saja ganteng dan cantik, tentu anaknya lebih ganteng dan cantik lagi "

" Sayang aku terlalu tua untuk Mas Rei " ucap salah satu dari mereka dengan lemas.

Rei berdiri didepan lift menunggu pintunya terbuka. namun samar-samar dia mendengar pembicara kedua wanita itu tentang dirinya. Rei hanya tersenyum simpul mendengar pujian mereka untuk keluarganya.

Pintu lift didepannya terbuka, dan Rei segera memasuki lift menuju lantai dimana Papanya berada.

Ting

Pintu terbuka saat lift berdenting. Rei keluar lift dan tanpa memperhatikan jalan. Matanya fokus menatap hape yang saat ini dipegangnya.

Karena sibuk memperhatikan telpon genggamnya Rei tidak sengaja menabrak seseorang.

" Oh.. shit " telpon genggamnya meluncur bebas dari tangannya dan terjatuh dilantai.

" Kalau jalan pakai mata dong " sembur seorang gadis. Rei menoleh kearah gadis muda yang ditabraknya.

Mata memicing melihat seorang gadis yang ditabraknya tengah berusaha bangun dan merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan. Mata Rei terpaku saat mata gadis itu menatapnya. Warna mata hazel terlihat tajam sekaligus misterius mampu menyihir Rei dengan pesonanya.

" Gak mau minta maaf " tegur gadis itu bersedekap.

Rei tersadar dari keterpakuannya dan tersnyum bodoh " Ah.. maaf gue gak sengaja nabrak elo "

" Gue maafin. Lain kali kalau jalan pakai mata dong "

" Kenalin gue Reinhart. Panggil saja Rei " Rei mengulurkan tangannya kearah gadis itu. Dalam hati Rei mengumpat tingkahnya saat ini. Pertama kali dia sendiri yang berinisiatif berkenalan dengan seorang gadis. Biasanya dia yang akan diajak kenalan atau cuek kepada orang asik.

Gadis itu tidak segera menyambut uluran tangan Rei, justru malah menatap tangan Rei aneh .

Rei tersenyum melihat reaksi gadis didepannya ini, kemudian dia mengoyangkan tangannya didepan wajah gadis itu.

" Gue ngajak elo kenalan, malah dicuekin "

" Sorry, gue Juli "

" Btw, kok elo bisa berada disini ? bukannya bukannya gk bisa sembarang orang bisa masuk kesini "

" Oh, barusan gue ketemu sama Pak Arka, gue ada perlu sama beliau "

" Bukan sesuatu yang merugikan kan ? " selidik Rei.

" Heh, sembarangan kalau ngomong. Ya bukan lah. Gue dari panti asuhan yang beliau menjadi donatur tetap disana. Beliau sendiri yang menyuruh gue datang kesini " cerocos Juli.

Rei diam-diam menunjukkan smirk nya melihat gadis itu terus berceloteh menjelaskan maksud kedatangannya kesini.

" Elo sendiri, ngapain kesini ? dari panti juga ? " tanya Juli kepo.

Love You Renata ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang