Setelah berhari-hari dirawat di rumah sakit, Net terbebas dengan tampang yang lebih bugar. Ia lantas berterima kasih pada dokter dan perawat yang berpapasan saat visit pasien. Sambil menenteng tas jinjing, lelaki itu berjalan menuju hotel kucing di dekat pertigaan lampu merah. Ia menitipkan Chuchu di sana sejak diperbolehkan keluar klinik. Meski harus merogoh kocek yang enggak bisa dikatakan sedikit, Net enggak mau menyayangkan itu. Ini risiko dari pilihan yang sudah ia buat.
"Siang, Kak," sapanya ramah.
"Siang juga. Mau jemput anaknya, ya?"
Net tersenyum dan mengangguk. Ia lalu mengikuti salah satu penjaga itu ke lantai atas, tepatnya di area bermain yang dipenuhi rumah gantung buatan. Wajahnya kian semringah saat Chuchu melompat dan berlari menghampirinya dengan pinggul yang bergoyang-goyang. Ia lekas mengangkatnya dan menciumi gemas di seluruh pipi.
"Dia anteng banget lho, Kak. Nggak pernah berantem."
"Iya?" Net terkikik enggak percaya. "Makasih, Kak. Tas, makan, sama vitaminnya di mana, ya?"
"Mari saya antar."
Mereka pun turun. Net langsung berpamitan setelah semua urusan administrasi dan barang-barang Chuchu selesai. Dengan riang tangannya mengayun dan kaki turut melompat-lompat kecil. Lelaki itu bahkan bersenandung dengan modal headset kosong di kedua telinga. Mungkin ia sudah lupa dengan nasib tagihan di mana-mana.
Kan ada Chuchu, batin Net, seakan-akan anak bulunya itu merupakan jimat pembawa rezeki.
"Kita pulang!"
Net berteriak, padahal kunci kontrakannya belum ketemu. Dasar! Usai terbuka, mereka pun masuk dan lekas berbaring di karpet yang amat berdebu. Enggak masalah, prinsipnya, asal berdua semua baik-baik saja.
"Oiya, tau nggak, Chu, video lo di TikTok kemarin viral banget lho. Udah 100k lebih yang likes. Gila, kan?"
"Meow!"
Lelaki itu tertawa lagi. Rekaman 15 detik yang menunjukkan Chuchu sedang tersangkut di gorden itu mendapat respons yang sangat positif. Malah ada yang menyarankannya kerja sama dengan Kak Jill, hitung-hitung promosi 10 gelombang kanan-kiri yang kuat hantaman keganasan kucing. Ia hanya geleng-geleng. Followers yang mendadak naik saja sudah luar biasa, apalagi kalau secara membludak banyak meminta video Chuchu yang lain.
"Hari ini lo mau makan apa?"
"Meow!"
"Ikan asap dagangan barunya Pak RT?"
"Meow!"
"Nggak enak, ya?" Net mengira-ngira jawaban Chuchu sendiri.
"Meow!"
"Kalau gitu bonus dari pet shop kemarin aja, ya?"
"Meow!"
"Oke, sip. Ikan asap Pak RT buat gue."
Net segera berlari mengambil plastik hitam berisi pakan kering hasil paket vaksin. Ia membukanya, lalu sedikit menuang ke mangkuk bersih dari dapur. Di sela-sela itu, ponsel dalam kantong celananya terus bergetar. Ia lekas berhenti sejenak dan mengecek notifikasi. Tiba-tiba Net tersenyum tipis dan mengembuskan napas panjang. Ia juga menoleh ke Chuchu dan menunjukkan layarnya yang super-terang.
"Dapet salam dari orang kantor, katanya selamat dan maaf. Jawab apa?"
"Meow!"
"Oke, gue ketik 'meow', ya."
"Meow!"
Net enggak bercanda. Ia sungguh-sungguh mengetik itu, lalu menutup grup tim redaksi. Hampir sepekan Leona dan Ais terus meminta maaf, sedangkan Tori entah ke mana setelah masa magangnya selesai dan enggak diperpanjang. Lelaki itu sekarang sama seperti Za, hilang enggak ada kabar. Ya sudahlah, Net enggak peduli. Bukan pendendam, hanya perlu waktu. Mungkin bukan hari ini, tapi suatu saat ia pasti memaafkan mereka. Catatan, bukan berarti lantas lupa begitu saja. Net tetap mengingat semua hal yang terjadi di antara anak-anak Daily of Gorgeous dengan Chuchu. Cukup dijadikan kembang hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasib Ambyar Sobat Meong ✔
قصص عامةEnggak cuma diputusin dan ditinggal kabur ke luar negeri, Net juga harus mengurus Chuchu, kucing peninggalan sang mantan. Gaji pas-pasan sebagai beauty editor terpaksa dibagi untuk mencukupi kebutuhan pakan, kebersihan, vaksin, dan masih banyak lagi...