[CHAPTER 20]

755 87 1
                                    

Hari sudah menjelang malam.

Sekarang jisoo sedang berada diroftoof rumahnya, ditemani coklat hangat dan beberapa cemilan. Tidak lupa dengan alunan musik.

Jisoo sedang memikirkan apakah dia harus menerima ajakan jungkook, untuk menyanyi bersama sama. Jika dipikir pikir, ide jungkook tidak terlalu buruk. Lagipula jisoo sangat suka menyanyi.

"Baiklah aku akan ikut. Aku rasa itu tidak terlalu buruk"final jisoo yang akhirnya memilih untuk ikut.

Seulas ide muncul dipikiran jisoo. Dia berfikir untuk bernyanyi solo juga nanti. Dan membawakan lagu, yang dirinya buat untuk taehyung. Yang sialnya diambil Jennie.

Tapi jisoo masih banyak rekaman lagu itu, secara jisoo sendiri yang membuatnya. Dia juga yang menyanyikannya, tapi si tidak tau malu itu, mengambilnya dan mengaku kalau dirinyalah yang membuat bahkan menyanyikannya.

Padahal jelas jelas, jisoo yang bernyanyi, bahkan membuatnya. Tapi dengan mudahnya dia mengaku ngaku, dan bodohnya lagi taehyung percaya begitu saja. Padahal jelas jelas itu suara jisoo bukan Jennie.
Memang dasarnya taehyung bodoh. Pikir jisoo.

Saat tengah asik melamun. Tiba tiba ada yang duduk disampingnya.

"Boleh aku duduk?"

Jisoo hanya berdehem singkat.

"Aku lihat kau sudah semakin menjauh dari taehyung. Aku juga lihat kau seperti tidak peduli lagi dengannya. Kau memutuskan untuk menyerah?"tanya seokjin. Yang memang menyadari perubahan jisoo terhadap taehyung akhir akhir ini.

Jisoo menoleh sebentar kearah seokjin. Lalu kembali meminum coklat panasnya.

"Hm. Seperti yang aku katakan, jika aku sudah lelah maka aku akan menyerah dan pergi.

Ntahlah jisoo merasa nyaman saat bersama seokjin. Bukan berarti jisoo menyukainya. Jisoo menganggap seokjin seperti kakak kandungnya sendiri. Yang selalu menasehati dirinya, jika dia membuat salah, selalu mendengarkan keluh kesahnya dengan baik. Seokjin bahkan selalu mendengarkan curhatan jisoo, dan memberinya saran. Maka dari itu jisoo selalu merespon seokjin dengan baik. Maka dari itu pula jisoo tidak marah jika, irene menjalin hubungan dengan seokji. Karena jisoo tau seokjin adalah lelaki yang baik, dan sangat tepat untuk irene.

"Bagus. Aku senang mendengarnya, tapi bukan berarti aku ingin menghasutmu yang tidak tidak. Hanya saja aku ingin melihatmu senang jisooyaa, tidak ditindas lagi."ujar seokjin, menatap jisoo yang sudah dia anggap adik itu, dengan tulus.

Jisoo membalas tatapan seokjin, dan tersenyum tulus. Irene yang baru datang pun agak kaget melihat pemandangan dididepannya ini. Tapi detik berikutnya senyuman terbit di wajah cantiknya, saat melihat adiknya tersenyum. Dan itu karena pria yang dicintainya. Irene jadi semakin yakin kalau seokjin memang lelaki yang baik, dan tulus. Lihatlah bahkan dia bukan hanya menyayangi irene. Melainkan juga menyayangi orang yang irene sayang.

"Ekmm" deheman itu membuat keduanya menoleh, dan menampakan gadis cantik dengan pakaian, khas rumahan.

"Cih kalian bersantai dan memakan cemilan. Tapi tidak mengajakku, huh"rajuknya dengan mengerucut kan bibirnya.

"Sayang, sini"

Irene dengan antusias menghampiri keduanya. Lalu duduk di tengah tengah, antara seokjin dan jisoo.

"Ji,aku dengar ada lomba menyanyi juga untuk ulang tahun sekolah"ucap irene. Sembari memakan cemilan jisoo. Membuat jisoo menggerutu kesal.

Jisoo membalasnya dengan deheman.

"Kau akan ikut?"tanya irene. Lalu meminum coklat panas jisoo.

Jisoo yang melihatnya menatap irene tajam. Sedangkan yang ditatap hanya menyengir.
"Aku tidak akan ikut lomba. Aku hanya akan menyumbang lagu"jelasnya lalu mengambil coklat panas yang berada ditangan irene.

Perjuangan [Vsoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang