[CHAPTER 22]

691 98 1
                                    

Malam hari yang sangat sunyi.

Sama seperti ruang tamu dirumah yang megah ini. Tampak manusia didalamnya yang hanya hening. Menunggu kedatangan seseorang.

Cklek

Pintu utama terbuka. Menampakkan gadis cantik yang baru saja pulang, masih lengkap dengan seragam dan tas sekolahnya.

"Dari mana saja kau, kim jisoo?"suara yang terkesan dingin, yang bertanya penuh intograsi.

"Aku habis membeli perlengkapan festival"

"Sampai jam segini? Kau lihat sekarang jam berapa. Appa yakin otak mu masih berfungsi untuk mengenali jarum jam"tegas ayahnya.

Tapi jisoo sungguh dia tidak berbohong. Tadi dirinya wendy dan juga jungkook, diperintahkan membeli keperluan untuk festival.

"Kenapa kau diam? Apa sekarang kau mendadak tidak bisa berbicara hah!?"ucapnya disertai bentakan diakhir kaliamatnya.

Jisoo menghela nafas berat. Oh ayolah, tubuhnya sudah sangat lelah dan ingin langsung tidur. Tapi harus ditanya hal yang tidak penting seperti ini.

"Appa sudah lah, jisoo benar kok"bela irene.

"Diam kau Kim irene. Appa tidak bertanya padamu. Tapi bertanya pada anak kurang ajar ini!"tegasnya.

"Itu appa tau. Aku memang kurang ajar. Karena appa dan eomma tidak pernah mengajariku"balas jisoo. Mampu membuat eomma dan appanya terdiam.

"Kenapa diam? Aku benarkan?"ucapnya lagi.
"Appa tidak bisa menyalahkan ku, karena memang pada dasarnya appa dan eomma lah yang salah!. Kalian tidak punya waktu sedikit pun untuk mengontrol ku"tegas jisoo.

"Bahkan ini belum seberapa. Dan appa janganlah membesarkan masalah. Lagipula apa salahnya aku mengunjungi club? Selagi aku tidak menjual diriku!"tegas jisoo.

"CUKUP KIM JISOO" bentak sang ayah.

"Apa appa pernah mengajarkanmu berbicara seperti itu? Disini kau yang salah lalu kenapa kau membalikkan fakta! Sekarusnya appa yang marah padamu."

"Sudah lah appa aku sangat malas, berdebat hal yang tidak berguna. Mau sampai kapanpun aku menjelaskannya, appa tetap tidak akan percaya. Appa juga tidak tau tentang hidupku. Jadi jangan ikut campur"ucap jisoo, menatap nyalang sang ayah.

Plak

Suara itu menggema diruang tamu, membuat irene membulatkan mstanya,para pelayan yang sendiri tadi melihatpun ikut kaget

"TUTUP MULUTMU KIM JISOO"bentak sang ibu, tepat dihadapannya.

Jisoo memegang pipinya yang terasa panas, akibat tamparan sang ibu. Tapi sakitnya tidak sebanding, dengan sakit hatinya. Yang baru kali ini ditampar oleh sang ibu.

"Apakah aku pernah mengajarimu untuk bersifat kurang ajar pada ayahmu!! Aku juga tidak pernah menyuruhmu menatap ayahmu seperti itu! Kau bahkan hampir merusak reputasi keluarga kita, dengan kelakuan menjijikanmu itu. Apa aku pernah menyuruhmu membully orang lain"bentak ibu jisoo.

Jisoo mendongak, menatap ibunya dengan tatapan kecewa.

"Hm benar. Eomma dan appa benar. Kalian tidak pernah mengajarkan ku seperti itu. Bahkan kalian memang tidak pernah mengajariku. Kalian bahkan tidak pernah tau hidupku! Apakah aku bahagia, sedih. Kalian tidak tau itu!! Yang kalian tau adalah berkas berkas yang sangat berharga bagi kalian!! Sehingga kalian melupakan dua putri kalian!!. Dan lagi, kalian berbicara tentang reputasi? Inilah yang aku benci dari kalian. Kalian selalu mementingkan reputasi. Tanpa memikirkan putri kalian. Apakah reputasi lebih pentung dibanding anak kalian? Kalian bahkan tidak tau kenapa aku melakukan itu! Yang kalian tau hanyalah, uang uang dan reputasi!!
Percuma reputasi kalian bagus, tapi keluarga kalian hancur. Kalian bahkan tidak pernah menghabiskan waktu bersama kami. Bahkan bisa dihitung berapa kali kalian pulang kerumah. Kalian tidak tau apa yang kami alami!!"bentak jisoo. Bahkan sekarang air matanya tidak bisa dia bendung lagi.

Perjuangan [Vsoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang