Awas typo...Setelah lama berpikir, bukan berpikir lebih tepatnya itu memikirkan masalah nya sendiri ditambah jefan memikirkan kedua anaknya yang ia yakini tidak mengetahui apa apa. Sekarang ia yakin untuk melakukan apa selanjutnya.
Tak dipungkiri masalah yang dulu belum bisa ia lupakan sampai sekarang, Jefan masih kekeuh dengan pendirian nya yaitu tidak akan membuat kedua anaknya kecewa, jika sampai itu terjadi ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri.
Sejak gevan lahir terlalu banyak masalah yang hadir di hidup jefan, hanya ia dan keluarga yang tau. Jefan dulu sempat ingin memberikan gevan kepada kakaknya entah apa alasan jefan, tapi di saat itu terjadi jefan mengatakan bahwa ia tak sanggup untuk mengasuh gevan. Maksudnya tidak sanggup mengasuh?
Jefan itu memiliki ketakutan tersendiri dan ketakutan itu hanya jefan yang tahu, bahkan keluarganya tidak ada yang tahu apa yang menyebabkan jefan ketakutan jika melihat anak bungsu menahan sakit atau kesakitan. Kini ia memantapkan diri untuk menemui kedua anak nya, yang sedang berada di dalam kamar gevan tentunya. Jefan yakin sekarang ini anak bungsunya sedang menangis
Jefan perlahan membuka pintu kamar sang anak, ia melihat anak sulung nya sedang memeluk anak bungsunya erat. Ingin sekali jefan juga memeluk kedua anak nya itu tapi gengsi menjadi pemenangnya, ia berjalan mendekati kedua anak nya yang sedang tertidur. Dia membangunkan anak pertama nya dengan lembut
" Bang? Bang varo?"
" Eemhhh, dalem yah?"
" Bisa ngomong sebentar?"
" Mau ngomong apa?" Tanya alvaro yang sudah membuka matanya tapi belum melepaskan pelukannya terhadap gevan
" Kita ngomong di luar bang"
" Nanti ajalah yah, varo lagi nemenin gevan tidur. Kasian dia"
" Bang, ayah mohon. Ini penting bang"
" Yang lebih penting bukan nya kerjaan ayah ya?"
" Tolong, tolong dengerin ayah bang"
" Yaudah, tapi sebentar aja ya yah."
" Iya gpp, ayah tunggu di ruang keluarga ya bang?"
" Ya" jawab varo, dan jefan pun pergi ke ruang keluarga mendahului varo. Sedangkan varo kini bakit dari tidurnya secara pelan pelan agar gevan tidak terbangun, setelah berhasil varo langsung menyusul ayah nya ke ruang keluarga yang letak nya cukup jauh dari kamar gevan
" Mau ngomong apa yah?" Tanya varo yang sudah duduk di sofa yang berhadapan dengan sang ayah
" Ayah mau tanya, gevan pernah tanya soal bunda?" Ucap jefan menatap varo lekat
" Hampir setiap hari gevan tanya soal bunda" ucap varo yang menatap sang ayah serius
" Terus abang jawab apa?"
" Ga banyak, varo cuma jawab bunda udah ga ada dan jangan tanya ini ke ayah karena itu bisa bikin ayah sedih"
" Kenapa abang ga ijinin adek buat tanya sama ayah?"
" Varo tau kok masa lalu ayah, itu sebabnya varo ga ijinin gevan buat tanya soal bunda ke ayah"
" Tau masa lalu ayah? Ga ada yang tau masa lalu ayah selain ayah sendiri bang"
" Ayah ga usah bohong sama varo, varo juga tau kenapa ayah ga pernah mau nemenin gevan berobat"
" Dari siapa abang tau semuanya?"
" Dari papah"
" Dari papah? Ga usah percaya omongan papah, ayah bilang sekali lagi. Yang tau masa lalu ayah itu cuman ayah sendiri" mendengar ucapan sang ayah, varo tersenyum dan memalingkan wajahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
this is RAVINDRO [Tamat]
Nouvelleskehidupan keluarga besar ravindro yang penuh suka dan duka. terdiri dari nyonya besar dan tuan besar beserta anak-anak dan cucu cucu nya Intinya rumit, ruwet, mumet Tapi tetap happy kiyowo