lagi

236 23 8
                                    

Suasana di pagi hari seharusnya membuat suasana hati senang, apalagi dengan hawa yang begitu sejuk dengan sesekali terdengar kicauan burung yang sangat menyejukkan pendengar siapapun yang mendengarnya

Hari ini sudah hari minggu, dimana sebuah keluarga biasanya menghabiskan waktu bersama untuk berlibur atau sekedar pergi jalan jalan menikmati hari liburnya. Tapi tidak semua keluarga seperti itu, ada juga keluarga yang hanya menghabiskan waktu dirumah seraya menikmati kebersamaan yang ada. Contohnya di ruang keluarga menonton tv, sambil bercanda, di temani dengan makanan cemilan dan pendamping lainnya. Bahagia itu sederhana bukan?

Tapi tidak dengan keluarga jefan. tanpa berlibur, tanpa menghabiskan waktu bersama
Kini ia hanya duduk di balkon kamarnya seraya menghisap sebatang rokok ditambah suasana indah di pagi hari yang sejuk tak lupa angin sepoy sepoy menabrak wajahnya. Sungguh jefan sangat nyaman saat ini

Tapi pikiran jefan tidak senyaman, posisinya saat ini. Pikiran nya bercabang kemana mana, memikirkan segala sesuatu yang akan terjadi, segala sesuatu buruknya. Jefan memikirkan itu semua, terlebih sejak dua hari yang lalu ia dan anak bungsunya tidak kunjung berbaikan. Malah sekarang gevan sudah mulai berani terhadap ayahnya, dengan gevan yang sekarang membuat varo bertanya tanya apa yang terjadi di antara ayah dan adiknya.

Jefan menghembuskan asap hisapan terakhirnya, setelah itu varo masuk ke kamar ayahnya dan duduk di sebelah ayahnya. Jefan melirik varo sekilas, kemudian ia fokus kembali menghadap depan. Melihat itu varo menghela napasnya, seraya melihat sang ayah yang tak berhenti menghisap rokok, 
Total rokok yang di hisap jefan sudah lebih dari lima batang sedari tadi

" Ayah sama gevan ada masalah apa?" Tanya varo seraya menatap ayahnya, sedangkan ayah hanya menatap datar ke depan

" Lo yang kasih tau gevan soal wajah bunda?" Tanya nya tanpa menatap varo

" Hah? Maksudnya?"

" Ga usah pura pura bego var. Gevan bilang sama gue, kalo dia udah tau wajah bunda. Dia tau dari siapa kalo bukan dari lo, ha?"

" Y-ya ya...ya. bisa aja tuan park?"

" Ck, ga mungkin. Apa lagi lo gugup gitu"

" Yaudah iya, varo yang kasih tau."

" Kan gue udah bilang, biar gue aja. Kenapa lo kasih tau si hah!? Nggak ngomong gue lagi!" Ujar jefan yang meninggikan suaranya menatap varo

" Varo terpaksa yah kemarin. Varo kasian sama gevan, terus ke-"

" Kalo bilang kasihan, gue juga kasihan var. tapi lo tau nggak gara gara lo kasih tahu wajah bunda ke gevan. Gue yang tadi nya pengen jauhin gevan dari jeshell, sekarang ga bisa tau nggak! Susah! Apalagi gevan nolak mentah mentah waktu gue nyuruh dia jangan deket deket sama jeshell. Karena apa? Karena dia udah nganggep jeshell itu bunda nya! Pusing gue mikirin nya tau nggak!"

" Maaf yah, varo kan juga ga tau kalo bakal kayak gini"

" Gue udah bilang kan sama lo, sabar var! Tunggu waktu yang tepat, lo ngerti ga sih!? Kalo udah kyk gimana, susah tau ga bujuk gevan yang kyk gitu. Lo tau sendiri kan, gevan sama gue sekarang gimana!"

" Iya varo tau yah, tapi disini ayah juga salah loh. Gevan kyk gitu juga karena ayah kok"

" Maksud lo?" Tanya jefan sambil menatap tajam varo

" Ayah ga kasih tau alasan nya kan kenapa ayah nyuruh gevan buat jauhin bu jeshell. Jelas gevan nolak dong, kalo aja ayah kasih tau apa alasan ayah. Varo yakin, gevan mau kok jauhin bu jeshell. Ayah ga bisa nyalahin varo aja, karena gevan ga mau jauh dari bu jeshell, apa lagi gevan tau wajah bunda dari varo. Jangan salahin varo kalo gevan nganggep bu jeshell itu bunda! Karena Varo juga udah ngomong sama gevan, buat ga usah deket deket sama bu jeshell dan jangan anggep bu jeshell itu bunda!"

this is RAVINDRO [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang