Satu tahun kemudian...
Itu waktu yang cukup lama untuk menunggu seseorang bangun dari tidurnya. Ah! Tidak, menunggu seseorang terbangun dari komanya? Ya. Keluarga ravindro tidak jerah untuk menunggu gevan tersadar, tentunya semua mereka lalui dengan kekhawatiran. Bukan hanya mengkhawatirkan gevan tetapi juga kesehatan jefan dan varo. Akhir akhir ini jefan dan varo memang terlihat kurang sehat, terlalu memikirkan gevan mungkin? Bagaimana tidak di pikirkan?! Satu tahun! Itu waktu yang lama! Lantas, apa yang menghawatirkan mereka? Gevan meninggal?
Iya!
Hari hari mereka lewati, saat kumpul bersama suasana keluarga ravindro tidak seperti dulu lagi. Tidak ada candaan, tidak ada tawa bahkan si kembar yang biasanya membuat mereka tertawa, kini mereka juga sama. Benar benar sepi, yang membuat mereka lebih sedih lagi. Itu karena gevan tidak menunjukan perkembangan apapun selama satu tahun ini. bahkan mereka yang tadinya menginap di ruang tunggu secara bergantian, kini sudah tidak mereka jalani sejak satu bulan yang lalu.
Mereka memutuskan untuk menunggu kabar gevan di rumah saja, bukannya sudah bosan menemani gevan di rumah sakit. Tapi sudah hampir satu tahun aktivitas mereka tertunda, mereka tidak mengalahkan gevan. Tidak!
Hanya saja, untuk mempermudah aktivitas dan pekerjaan. Pada akhirnya mereka memutuskan untuk tinggal di rumah mulai satu bulan yang laluSetelah bulan ramadhan dan hari raya mereka jalani tanpa mendengar suara gevan, mendengar rengekan gevan yang meminta ikut puasa juga. Bahkan mereka tidak melihat gevan berdiri, membuat hati mereka sakit. Hari raya dan bulan ramadhan mereka habiskan di rumah sakit, di ruang tunggu icu. Walaupun gevan hanya terbaring, tapi mereka senang bisa melihat gevan tetap di sisi mereka
Tidak ada yang menduga bahwa, gevan sudah koma selama satu tahun. Mereka pikir, gevan hanya koma beberapa bulan saja. Tapi ini takdir bukan? Mereka hanya bisa berdoa dan menuggu keajaiban datang menyelamatkan gevan nantinya
Beberapa hari yang lalu, cuaca memang tidak mendukung. Kadang hujan kadang panas dan kadang hanya mendung, cuaca seperti itu membuat daya tahan tubuh manusia drop atau sering sakit. Seperti yang di alami ayah dan anaknya, siapa? Ya, jefan dan varo. Mereka sakit dari satu minggu yang lalu
Sakit? Ya, memang membuat tubuh lebih mudah lelah. Tapi tidak dengan mereka berdua, mereka sakit! Tapi tetap melakukan aktivitas seperti biasanya! Badan panas, berkeringat dingin dan wajah mereka berdua pucat. Tapi mereka tidak merasakan apa apa
Seperti sekarang ini, jefan yang berada di kantor dan ia baru saja selesai meeting dengan klien. Baru saja menyuruh sekretaris nya keluar dan dia duduk di kursi kebesarannya seraya memejamkan mata, ia sudah di kejutkan oleh kedatangan varo yang membuka pintu dengan kerasnya, membuat jefan menatap varo tajam. Sama dengan varo dia juga menatap datar ayahnya lalu duduk di sofa dan menyandarkan tubuhnya
" Bisa sopan ga?" Tanya jefan
" Bisa, pintunya aja yang susah di buka" jawab varo santai
Jefan menghela napasnya "lo ngapain kesini?"
" Gabut, ga ada jadwal kuliah soalnya"
" Ya dirumah aja lah! Lo lagi sakit var!"
" Ayah juga tuh, biasa aja kali. Orang cuma panas, ayah kenapa ga di rumah aja?"
" Loss! Males banget, sakit tidur tidur ran. Mending gue kerja dapet uang, lo ke rumah sakit gih! Temenin adek, gue ada meeting lagi soalnya habis ini"
" Bareng ayah aja"
" Yaudah, lo makan gih. Gue pesenin ya?"
" Ga usah lah, ayah nyuruh ob tau sekretaris ayah aja tuh"
KAMU SEDANG MEMBACA
this is RAVINDRO [Tamat]
القصة القصيرةkehidupan keluarga besar ravindro yang penuh suka dan duka. terdiri dari nyonya besar dan tuan besar beserta anak-anak dan cucu cucu nya Intinya rumit, ruwet, mumet Tapi tetap happy kiyowo