Bagian 9

4.8K 411 26
                                    

🍓Happy reading📖 🍓



Senyap dan canggung, seperti inilah suasana diatas motor Mahiro, tak ada yang memulai percakapan, antara Alden yang malas dan Mahiro yang tak tau harus mengobrol apa dengan Alden.

Alden hanya menikmati perjalanan yang tidak menyenangkan ini, kenapa bisa? Bagaimana tidak, pasalnya Mahiro mengendarai motor dengan kecepatan yang sangat sangat pelan, hey sampai sampai bokong Alden rasa nya kebas saking lamanya perjalanan ini.

Apakah Mahiro sengaja membawa motor sepelan ini untuk mengisengi Alden, ah memang lelaki satu ini sangat menyebalkan.

Tak lama setelah nya motor Mahiro sampai di perkarangan luas milik kediaman Winata Mahiro menghentikan motor nya dan Alden turun dengan cepat, tak mau berlama-lama di dekat Mahiro.

Alden dan Mahiro memasuki rumah, disambut hangat oleh Nia ibu dari Mahiro, Alden bersikap sopan sekali dengan wanita itu, mencium tangan dan memeluk hangat wanita itu, Mahiro yang melihat itu agaknya merasa tersentuh dan ada sedikit rasa sakit di hatinya.

"Andai saja lu ga melakukan itu, gue mungkin ga akan sebenci itu sama lo Malk" Mahiro bermonolog dalam hati nya.

"Bang abang ganti baju gih, kita makan bareng sama adek! " Perintah mamanya dan Mahiro mengagguk kepala,oh iya , kenapa mama Mahiro memanggilnya abang padahal Mahiro itu anak tunggal, ya itu karena mama Mahiro memanggil Malki adek dan Mahiro itu abang, sudah dari kecil mereka seperti itu.

"Adek ayok ikut mama! " Alden tersenyum, ia mengikuti wanita itu menuju ruang makan.

Sudah tersaji bermacam makanan disana, dan apa itu? Lihat itu semua makanan kesukaan nya malki, ternyata wanita ini benar benar menyambut nya dengan baik, ada sedikit rasa bersalah yang dirasakan Alden, ia takut membuat wanita ini kecewa.

Alden duduk, Nia itu meletakkan nasi dan lauk lauk di piring Alden, melihat itu Alden jadi merindukan mami nya, sedikit ada kesedihan tampak di wajah Alden dan Nia melihat itu.

"Adek kenapa sayang? Kok kelihatan sedih? Makanannya ga enak ya sayang? " Ucap wanita itu dengan nada khwatir, Alden yang mendengar itu lantas menggelengkan kepala.

"Enak kok makanannya tante, jadi kangen nya aku sama mami ku, ga bisa lagi aku makan masakan mami. " Ucap Alden sendu dan itu membuat wanita yang ada di depan nya menatap sedih ke arah anak sahabat nya itu, Malki yang ditinggal sang mama saat dirinya berusia 7 tahun, Nia mengusap pelan rambut Alden.

"Hey sayang, kan mama udah bilang, mama ini mama kamu juga, apapun yang kamu mau mama bakalan turutin, termasuk masakin kamu tiap hari, ya? " Jujur saja Alden benar-benar merasa terharu terhadap wanita ini ia benar-benar baik sekali, jadi tidak tega jika Alden menyakiti wanita ini.

"Maksih mama, baik kali mama sama aku, ga tau nya nanti aku bikin mama sedih. " Ucap Aleen dan wanita itu tersenyum.

"Makanya jangan bikin mama sedih! " Alden tak menjawab, ia bingung , jika ia menjalankan rencana nya pasti wanita ini yang paling kecewa.

"Ga janjinya aku ma. " Nia tak menanggapi jawaban Alden dengan serius, anak sebaik ini mana mungkin membuat nya sedih, tak lama kemudian mahiro data dari arah kamar nya, sudah berpakaian santai ala rumahan, ia duduk di samping Alden dan mengambil makanan untuk nya.

Danger [BL] TAMAT√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang