Bagian 13

4.3K 370 6
                                    

𝙅𝙖𝙠𝙖𝙧𝙩𝙖.




Alden duduk di meja makan, ia mengambil menu sarapan nya, semua yang ada disana menatap nya tumben sekali anak ini ikut sarapan bersama itu lah pikir mereka, namun Alden menghiraukan tatapan itu, ia hanya fokus ke makanannya.

"Tumben kamu ikut makan? " Alden yang sedari tadi fokus ke makanannya kini berhenti sejenak, ia menatap sang ayah yang bertanya kepada nya. Alden terkekeh pelan.

"Kenapa? Ga boleh rupanya aku makan disini?" Sebenarnya hanya nada santai yang diucapkan oleh Alden namun entah mengapa jawaban itu sedikit membuat sang ayah getir.

"O-oh bukan gitu, hmm.. Maksud papa ehh maksud saya tidak biasanya kamu ikut sarapan bersama. " Lagi Alden tak menanggapi Ucapan ayah dari pemilik tubuh ini , ia hanya terkekeh kemudian melanjutkan makanannya.

"Untuk sekarang aku akan terus ikut sarapan bersama kalian. " Ucap Alden setelah makanannya selesai, kemudian ia beranjak dari sana dan bergegas pergi berangkat sekolah. Aldeb tidak menggunakan mobil, tidak lagi di antar oleh supir nya, ia berangkat menggunakan motor, bagaimana ia bisa punya motor? Aldeb mnggunakan credit card milik Malki untuk membeli motor.

Alden sudah memutuskan untuk melakukan apa saja yang ia mau menggunakan tubuh ini, bukankah sekarang tubuh ini miliknya, jadi tidak salah kan jika ia melakukan apa saja yang ingin ia lakukan, termasuk menguras harta keluarga Malki, hehhehehh.

Ia menaiki motornya, menancap gas meninggalkan area perumahan itu, sepanjang jalan pikiran Alden tak fokus, ia memikirkan bagaimana menjawab teka teki yang selama ini belum terjawab, ia tak habis pikir kenapa Malki memiliki takdir hidup seperti ini, seharusnya anak seusia ini sedang asik bermain menikmati masa muda nya bukan harus memecahkan masalah seperti ini.

Tak sadar motornya tiba di area sekolah, ia memarkirkan motor nya di area parkir khusus motor, saat memarkirkan motor nya ia tak sengaja berpapasan dengan Mahiro dan kawan kawannya, dulu jika Malki bertemu dengan Mahiro pasti ia akan menyapanya dan mengajak jalan bersama, memberi bekal, namun Malki yang sekarang jangan kan mengucapkan selamat pagi atau apapun, menyapa nya saja sangat enggan, jadi Malki ini hanya melewati Mahiro dengan tatapan datar, melirik Mahiro saja enggan.

"Widihhhhhh.... sekarang tunangan lu emang beneran lupa banget sama lu ya bro. " Ujar Dipta .

"Wkwkkwk makanya bro jangan benci benci ntar giliran dah lari baru nyesel. " Sambung Yoki, sumpah Mahiro benar-benar kesal dengan kedua sahabat nya ini.

"Bacot! " Umpatnya kemudian ia berlenggang pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu.

"Hahahhaha aelah baper banget sih lu. " Ejek Yoki dan kemudian mereka menyusul Mahiro.

Waktu istirahat selesai, Alden dan Mingyu keluar dari kelas berniat ingin ke rooftop sekolah, hari ini Mingyu dan Alden lagi tidak ingin ke kantin.

namun saat masih di lorong gedung Alden dan Mingyu tak sengaja berpapasan dengan Diva saudara tiri yang sangat Malki benci, Alden dan Mingyu menatap Diva datar, firasat keduanya tak sedap, entah apa yang akan dilakukan Diva pada Malki.

"Malki....sebagai permintaan maaf aku...aku ada makanan buat kamu. " Aldeen dan Mingyu saling melempar tatapan, mereka merasa aneh dengan Diva, pasti ada sesuatu yang akan dilakukan gadis itu.

"Gak usah lah div, ga lapar nya kami. " Ucap Alden dengan nada khas nya, namun Diva tak mengindahkan itu ia tetap memaksa agar Malki menerima pemberian itu.

Danger [BL] TAMAT√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang