Bagian 18

3.3K 274 0
                                    







Malki tak menyangka jika kehidupan nya akan berubah Sedrastis ini, dulu saat ia masih ditubuh asli nya Malki sering mendapat perlakuan yang tak sedap, baik itu dari temannya maupun dari keluarga nya, tak ada yang benar benar tulus terhadapnya, hanya sahabat ibunya lah yang begitu menyayangi nya namun tidak dengan anaknya.

Namun sejak ia berada ditubuh Alden seseorang yang sama sekali tak ia kenal kehidupan malki jauh lebih baik, disini ia bisa tau arti keluarga dan sahabat, Alden sangat beruntung menurut Malki, ia bisa dicintai dengan begitu tulus oleh orang orang terdekat nya, Malki iri untuk hal itu.

"Woy lo ngapain disini? " Malki tersadar dari lamunannya, ia menoleh ke sumber suara, oh itu Devano rupanya, Devano duduk di sampingnya.

"Ga ada, disini tenang sekali, udara yang begitu sejuk membuat pikiran juga tenang. " Jawabnya dengan senyuman kecil nya, ya sekarang ia sedang ada di suatu sungai di tengah kota, disini memang menjadi tempat untuk orang melepas penat.

"Kek lu punya pikiran aja. " Jawaban sinis devano membuat Malki menatap nya tajam.

"Devano jangan asal ngomong, aku berprestasi tau!! " Ujar nya kesal.

"Masaaa sih? " Jawaban Devano membuat nya makin kesal, ia merengut mengalihkan wajahnya enggan menatap Devano.

"Wkwkkw apaan dah kek bocil lo, ngambek gitu." Devano terkekeh melihat tingkah Alden, Devano masih saja merasa aneh dengan sifat Alden yang sekarang, semenjak terbangun dari komanya Alden benar benar berubah seperti anak kucing.

"Kalau aku bocil kamu juga bocil, kan kita seumuran! " Ucap Malki yang tak terima jika disebut bocil.

"Iya kita seumuran, tapi badan gue lebih gede dari lu, lu kecil banget segini 🤏 . " Jawab devano sambil menunjukkan jarinya seperti 🤏, Malki menatap nya garang.

"Devano kingkong soalnya " Ucap Malki sambil tertawa, tidak tau saja ia bahwa sosok disamping nya itu terpana saat melihat dirinya yang sedang tertawa.

"Ya gue kingkong jadi hati hati aja lo gue bating. " Ucap Devano yang membuat Malki menatap nya.

"Kok Devano mau mau aja di samain sama kingkong? " Tanyanya yang membuat devano berpikir, oh iya juga ya, pasalnya Devano paling anti disama samakan dengan hewan dan sejenisnya.

"Ga tau ah cil ga usah dipikirin. " Malki hanya mengagguk.

"Devano ngapain disini? " Seolah baru sadar kenapa Devano ada disini.

"Tadi gue jalan jalan aja di sekitaran sini, eh ga sengaja ngeliat bocil yang kayak kehilangan emak nya. " Jawab Devano.

"Ihhh kasian sekali, diamana memang, sekarang sudah ketemu belum ibunya? " Tanya Malki polos yang membuat Devano menepuk dahi nya.

"yang gue maksud itu eluuuu cill. " Jawab Devano sambil menonjok dahi Alden as Malki dengan jari telunjuk nya, Malki. bersungut sambil mengelus dahinya.

"Devano ngeselin banget! " Balasnya.

Hari sudah gelap namun tak mengurangi semangat Malki saat bermain di area permainan, bagaimana ia ada disini, ya tadi Devano mengajak nya pergi dan berakhir lah mereka di time zone, sudah banyak permainan yang mereka main dan sekarang Malki sedang kelelahan , tenggorokan nya kering dan ia butuh yang dingin, saat mereka menyusuri area time zone Malki melihat ada stand ice cream , ia menatap Devano dengan tatapan seperti anak kucing yang minta dipungut.

"Devano aku boleh minjam uang ga? Aku mau es krim 🥺. " Sumpah saat Alden seperti itu benar benar membuat jantung Devano seperti mau copot, tidak bisa ini terlalu bahaya untuk kesehatan jantung Devano, jadi devano mengalihkan wajah nya kesembarang arah, kemana saja asal tak menatap anak ini.

"Hmm." Malki kegirangan ia berlari menuju stand eskrim itu, dan kemudian baru lah Devano menyusul nya.

Eskrim sudah ada di genggamannya, Devano membayar pesanan Alden, setelah itu mereka kembali melanjutkan jalan , sepanjang perjalanan Malki begitu fokus dengan eskrim nya, tidak sadar sekarang mereka sudah berada di area parkiran, karena terlalu fokus dengan eskrim ditangan nya ia tak sadar didepannya ada sesuatu yang akan membuat nya terjatuh, tapi sebelum hal itu terjadi Devano dengan cepat menarik tangannya sehingga ia menempel di tubuh Devano, seketika waktu seolah berhenti , mata Devano bersitatap dengan obsidian Malki, seperti ada sengatan listrik diantara keduanya, jantung kedua bak gendang yang betabu .

Seolah tersadar Malki melepaskan diri dari dekapan Devano, Devano berdeham gugup, sementara Malki mengalihkan wajah nya.

Klik... Devano mengklik remot mobil nya, mereka melangkah dengan langkah canggung.

"Udah sampe nih. " Devano membuka suara setelah sedari tadi sepanjang perjalanan pulang mereka hanya diam hanya diisi oleh suara musik dari mobil Devano.

"Ehh... Iya, Devano terimakasih untuk hari ini, aku senang banget. " Devano mengagguk, canggung sekali rasanya.

"Yaudah aku turun dulu ya, devano hati hati nyetir nya, kalau udah nyampe kabarin aku ya. " Malki tersnyum, tersenyum manis sekali sehingga lagi lagi membuat Devano terpana.

"" Ekhm.. Oke, "Devano berdehem.

Malki membuka pintu mobil dan turun ia masuk kedalam rumah, sementara Devano masih berdiam di dalam mobil nya.

" B*ngsat jantung gua kenapa? "

"Akkhhhhhh fix gue jatuh cinta sama dia. " Devano menumpukan Kepala nya ke stir mobil nya , dibalik itu ia tersenyum kecil.

Ia jatuh cinta kepada seorang Alden siahaan.
.
.
.
. TBC_



SEPERTI BIASA INI MURNI KARYA DARI IMAJINASI AKU SENDIRI, TIDAK ADA UNSUR PLAGIAT SAMA SEKALI YA GES, JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, TEMPAT DAN LAIN LAIN ITU MURNI FAKTOR KETIDAKSENGAJAAN, JADI MOHON JADI PEMBACA YANG BIJAK YA😄👍.

Danger [BL] TAMAT√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang