Bagian 11

4.8K 378 10
                                    







Medan.

Alden as Malki duduk di meja belajar nya, menatap foto yang ada di meja belajar itu, foto keluarga Alden. keluarga yang bahagia menurut Malki. Alden beruntung sekali memiliki keluarga sehangat ini Malki iri, ia tak pernah mendapat perhatian sebesar ini . ibu Alden yang cerewet namun sangat menyayangi Alden, kakak Alden yang cuek namun begitu peduli  ayah Alden yang super sibuk namun masih bisa memberi perhatian dan adik Alden yang menyebalkan namun sangat tidak ingin Alden kenapa napa.

Malki menghela nafas dada nya tercekik rasanya bila mengingat keluarga asli nya, ayah yang tak pernah menganggap nya, kakak yang tak peduli dan ada ibu dan adik tiri yang paling ia benci.

Andai.. Andai saja ia terlahir di keluarga Alden, pasti ia sangat bahagia, bahagia karna mendapatkan cinta yang begitu besar dari keluarga dan teman temannya.

"Alden aku ga kenal kamu, tapi aku iri banget sama kamu. " Ucapnya

"Alden rasanya aku pengen egois, aku ga pengen balik lagi ketubuhku , aku pengen jadi kamu selamanya, boleh ga? " Ia masih bermonolog sendiri.

Malki masih ingat saat pertama kali ia membuka mata, ia pikir ia sudah meninggal namun ia salah , ia malah terbangun di lingkungan asing

Ia masih ingat 3 bulan lalu saat  terbangun ia menangis dan mengamuk. tapi keluarga ini dengan lembut memperlakukan nya. dokter bilang ia kehilang ingatan akibat kebentur keras , saat itu ia bingung ia tak pernah kebentur sesuatu bahkan ia ingat kejadian sebelum ia mencoba bunuh diri. setelah beberapa hari barulah Malki menyadari kalau ia tak berada di tubuh nya namun ia masuk ke tubuh orang lain.

Malki sudah bisa beradaptasi dengan tubuh Alden ia pun sudah mengerti akan situasi ini,sangat tidak masuk akal namun semua terpampang nyata di hidupnya.

Malki pun menjalani kehidupannya sebagai Alden,walaupun awalnya sulit namun sekarang ia sudah terbiasa , ia sembuh dengan cepat.

Seminggu sudah Malki hari hari Alden termasuk bersekolah.

Saat itu Malki bingung mengapa semua orang menatap nya aneh, dan ia baru menyadari ternyata semua orang menatap nya sebab penampilan yang berubah, dulu Alden sangat urakan, sering bolos suka balapan namun semenjak Malki yang ada ditubuh ini malah sebaliknya.

Malki mengingat kejadian beberapa hari lalu, saat dimana ia sedang dikelas, saat itu ia sangat fokus dengan pelajaran dan itu membuat guru guru merasa aneh, pasalnya Alden yang dulu mana pernah belajar, apalagi saat Malki menjawab pertanyaan dengan benar dan sejak saat itu Alden menjadi perbincangan hangat di kalangan guru.

"Abanggg... dibawah ada bang Rivall! " Malki tersadar dari lamunan nya, suara adik Alden menggema di luar kamar nya, Malki beranjak dari tempat duduk nya dan membuka pintu utnuk menemui Rival di bawah.

"Ihhh lama kali kau, ku telpon pun ga kau angkat. " Terdengar suara omelan Rival salah satu teman akrab Alden yang sudah tak asing bagi Nalki sebab ia yang paling dekat dan paling sering mengunjungi nya sewaktu sakit.

"Hehheheh, maaf aku tadi di kamar mandi. " Masih saja Rival kaget dengan Alden padahal dua bulan ini ia sudah terbiasa dengan perubahan sikap dari Alden, benar benar bukan Alden sekali. Alden as Malki duduk di depan rival ia meminta bibik dirumah nya membawa kan miunum untuk Rival.

"Jadiii ada apa? " Tanya Malki.

"Kek ga tau aja kau, biasa ku jemput mau ngajakin kau ke tongkrongan, dah lama kali kau ga kesana, anak anak pada khwatir sama kau. " Malki tersenyum canggung, ia itu orang nya tak punya banyak teman dulu, ia juga susah akrab sama orang baru, jadi Malki bingung nanti gimana, apa curiga tidak ya teman teman Alden.

Danger [BL] TAMAT√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang