Diwajibkan vote untuk bisa membaca cerita ini, karena minthor bisa sewaktu-waktu memprivate cerita.
***********************************
Gadis itu bernama Luna karena hanya dia satu-satunya mahasiswa yang lewat di jam sepuluh malam.
Luna terisak merasakan benda yang besar hampir masuk kedalam miliknya. Ia ketakutan hingga menahan tangisan. Karena sekuat apa pun dia meminta, pria yang sedang dalam keadaan bernafsu tidak akan menghentikan aktifitas kotornya.
Kenapa sulit sekali untuk masuk? Ucap Gerard dalam hati.
Milik Gerard yang besar menyulitkan si jantan masuk. Terlebih ruang gerak yang terbatasi menjadi penyebab utama penyatuan belum dimulai.
"Fuck!"
Gerard menjauhi tubuh Luna untuk meloloskan semua celana, ternyata bukan karena ruang yang sempit tetapi celana jeans dan boxer yang masih sebatas pinggul.
Dia tersenyum menyadari kebodohannya. begitu semua pakaian terlepas, Gerald kembali menindih tubuh yang masih berbalut dress. Dengan tangan cekatan dress tersebut berhasil di buang tersisa bra dan celana dalam dengan warna senada.
"Perfect!" Puji Gerard melihat ukuran payudara.
Walaupun berada ditempat remang-remang, Gerard masih bisa membedakan mana yang besar dan kecil. Kedua paha itu kemudian di tekuk dan mengarahkan si jantan untuk masuk.
"Aaaasshhhh!" Desisan itu keluar bersama dengan miliknya yang terus menerobos.
"Sial! Sempit sekali!" Ucapnya lagi.
Mengingat birahi yang sudah mencapai ubun-ubun, Gerard mendorong kuat pinggulnya menancapkan lebih dalam miliknya hingga berhasil.
"Aaaaaahhhhhh!" Erangan itu lolos dari bibir Luna.
Dia memejamkan mata merasakan sakit yang luar biasa. Sedang Gerard mengatur nafas sebelum kembali menggoyangkan pinggul.
Milik Luna mampu membuat si jantan berkedut hebat bahkan Gerard belum melakukan apa pun dia masih diam menikmati sensasi aneh tapi nikmat.
Apakah karena efek obat perangsang yang membuat si jantan lebih agresif atau karena lubang sempit yang tidak pernah dia dapat?
Gerard tersenyum menyadari hal itu, sedetiknya dia kembali memaju mundurkan pinggul agar orgasme bisa cepat membuatnya puas.
"Permainan di mulai, bersiaplah cantik."
Di bawah sana si jantan bekerja sebagai mana mestinya sedang bibirnya beralih mencium ganas bibir yang sedari tadi menjadi dambaan.
Jangan tanyakan keberadaan tangannya, keduanya bermain andil diantara payudara yang bergelantung bebas.
"Engghhh ssstt.... Ah.. ah.. ah..,"
Rancauan tidak jelas dari bibir yang melumat habis bibir pasangannya menjadikan nada yang mungkin enak di dengar. Gerard menyukai bibir gadis tersebut. Rasanya sangat memabukkan membuatnya ingin terus dan terus memainkannya.
Gerard melepas ciuman, wajahnya menengadah memperhatikan gadis yang sedang meredam erangannya.
Dari sudut mata telah banyak mengeluarkan butiran air, pantas saja Gerard merasakan asin yang mengalir dari sudut bibir. Namun karena birahi yang membuncah Gerard tidak mempedulikan tangisan gadis yang sedang diperkosanya.
Yang terpenting sekarang adalah kepuasan, toh gadis itu juga akan merasakan kenikmatan yang sama.
Merasa bosan dengan gaya kedua kaki di buka lebar, kini Gerard mengubah posisi dengan satu kaki diangkat keatas. Satu tangan mencekik leher dan satu tangan memainkan payudara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lunarios (END)
Fantasy🔞 WARNING!! 🔞 area 21+ banyak adegan dewasa, kata-kata kasar bernada umpatan dan adegan BDSM! tolong kebijakan dalam membaca jika belum berusia 21, harap skip atau dosa di tanggung penumpang! 🤪 Lunara adalah seorang anak yang tidak jelas asal us...