Diwajibkan vote untuk bisa membaca cerita ini, karena minthor bisa sewaktu-waktu mengunci part atau menghapusnya!!
************************************
Pukul sembilan malam, Mey baru saja kembali. Di apartemen hanya ada Luna seorang diri tengah duduk di balkon dengan menyilangkan kaki dan memegang perut yang masih rata.
Kedua mata Mey mencari keberadaan London disana tetapi tidak menemukan sosok pria kulit hitam itu.
"Hmm sorry aku pulang telat." Gerutu Mey mendudukan bokong di kursi.
Mey juga menyerobot lemon tea hangat untuk menyiram tenggorokan yang kering.
"Uhh rasanya lelah sekali."
Luna memperhatikan gerak-gerik sahabatnya yang tidak biasa, tatapan itu disadari oleh Mey.
"Kenapa? Ada yang salah?"
"Cih!" Hanya desisan pelan yang keluar, Luna menuangkan kembali lemon tea kedalam gelas.
"Kau tahu? Aku ditahan oleh pasien wanita mungkin usianya sama dengan ibu ku."
Luna masih diam, dia masih kecewa karena Mey menghilang tiba-tiba.
"Dia mengira aku adalah kekasih dari anaknya, lebih parahnya dia meminta ku menjadi menantunya." Gerutu Mey dengan wajah memerah.
"Kenapa kau tidak mencari alasan untuk kabur?" Ucap Luna dengan nada sewot.
Mey terlihat kikuk dengan menggaruk tengkuk leher. "Aku kasihan, sepertinya dia menderita tekanan batin. Hmm apa salahnya membantu orang."
"Ck! Jadi kau membantu ku karena kasihan juga?"
Mey mendelik, padahal niatnya bercerita bukan untuk menyinggung. "Astaga, aku tidak seperti itu."
Luna akhirnya masuk kedalam karena kesal dengan perkataan Mey, sedang Mey berkali-kali menarik nafas dalam-dalam memikirkan bagian mana yang menyinggung hati sahabatnya.
Jika di pikir-pikir, ucapan Mey tidak sedikit pun menyinggung orang lain.
"Ada apa dengan Luna? Kenapa sejak hamil dia jadi mudah tersinggung?" Ucap Mey dengan rasa kesal.
"Siapa yang mudah tersinggung?"
London sudah berdiri diambang pintu, di tangannya menenteng sesuatu.
"Kau baru pulang?"
"Yups,"
London meletakan paper bag diatas meja, kedua matanya mencari sosok Luna.
"Dimana Luna?"
"Baru saja ke kamar."
"Oh jadi yang kamu maksud itu Luna?" Sindir London dengan kekehan ringan.
"Ck!" Mey mengalihkan obrolan dengan membuka paper bag yang di bawa London.
"Apa ini?"
"Makan malam untuk kalian, tadi Luna menelfon katanya kau belum makan."
Mey menutup kembali paper bagnya.
"Aku ingin bertanya pada mu, apa wanita hamil bisa mempengaruhi hormon?"London yang tidak tahu menahu tentang hal itu hanya mengangkat kedua bahu.
"Kenapa? Salah paham lagi?" Tebak London yang mendapat anggukan dari Mey.
"Aku tadi pulang telat karena harus menemani salah satu pasien. Alasan ku menerima tawaran karena aku kasihan, dia sudah berumur. Tapi Luna mengartikan hal berbeda dari cerita ku, London."

KAMU SEDANG MEMBACA
Lunarios (END)
Fantasy🔞 WARNING!! 🔞 area 21+ banyak adegan dewasa, kata-kata kasar bernada umpatan dan adegan BDSM! tolong kebijakan dalam membaca jika belum berusia 21, harap skip atau dosa di tanggung penumpang! 🤪 Lunara adalah seorang anak yang tidak jelas asal us...