Lunarios|| perdebatan

2.9K 92 0
                                    

Diwajibkan vote untuk bisa membaca cerita ini, karena minthor bisa sewaktu-waktu mengunci part atau menghapusnya!!

************************************

"Mama," Arell berlari kecil memeluk serta menghadiahi ciuman pada Luna yang sedang berkutat di depan laptop.

"Eumm anak tampan akhirnya pulang juga."

Ketty meletakan tote bag diatas meja, ia ikut duduk bersebrangan dengan Arell dan Luna.

"Bagaimana? Ada sekolah yang Arell sukai?"

Arell mengangguk antusias, "Grandma memilihkan sekolah yang sangat bagus. Iya kan grandma."

"Tentu sayang. Kita semua ingin memberikan yang terbaik untuk mu."

"Oh iya? Bagus dong kalau Arell suka. Besok kita kesana lagi. Mama penasaran dengan sekolahnya."

"Siap."

"Mrs. Ketty Terima kasih telah menjaga Arell."

"Panggil saja Ketty atau bila mau anggap saya sebagai ibu mu juga."

Ketty memegang kedua tangan Luna, "Sekarang kau juga bagian dari keluarga kami. Jangan pernah sungkan meminta tolong. Arell adalah putra Gerard, dia berhak mendapatkan kebahagian."

Luna tersinggung dengan ucapan Ketty, ia akui memang selama ini belum menjadi ibu yang baik tapi bukan berarti ada orang yang bisa seenaknya menyinggungnya seperti ini.

Ehemmm...

Deheman Luna membuat suasana menjadi canggung, Ketty segera mencairkan suasana dengan membuka Tote bag yang ia bawa tadi.

"Jangan terlalu fokus bekerja, makan dan istirahat yang cukup."

"Hmm."

"Lun, kalau kamu tidak keberatan bisakah saya setiap hari datang kemari?"

"Ya silahkan."

"Terima kasih. Saya pamit pulang."

Ketty mencium kening Luna yang sudah ia anggap sebagai anak. Meski mereka baru kenal beberapa Minggu lalu namun Ketty merasakan bahagia.

"Arell, grandma pamit pulang ya. Kamu jangan nakal harus nurut sama mama. Oke?"

"Oke grandma, hati-hati dijalan."

Arell kembali duduk memegang dagu memperhatikan wajah ibunya.

"Arell kenapa menatap mama seperti itu?"

Dengan wajah polos Arell tersenyum tipis mendekatkan tubuh untuk bisa duduk dipangkuan.

"Mama sayang tidak sama ayah?"

Luna mendelik, tenggorokan terasa tercekak mendengar pertanyaan polos.

"Kenapa Arell tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Di sekolah Arell melihat teman-teman datang bersama ayah dan ibunya. Arell iri dengan mereka yang bisa kemana saja bersama-sama."

"Tapi Arell kan punya mama, auntie Meychan, uncle London, uncle Dante, grandma, grandpa. Mereka semua bisa bergantian mengantar Arell."

"Arell inginnya mama sama ayah." Wajah Arell berubah murung, tatapannya sendu dengan bibir manyunnya.

"Sayang, ayah kamu sedang menjalani hukuman atas apa yang dia lakukan."

"Memangnya kesalahan apa yang ayah lakukan sehingga membuat mama menangis dan ayah di penjara?"

Luna mulai kewalahan menghadapi rentetan pertanyaan dari sang anak. Ia bingung mulai dari mana agar sang anak mengerti.

Lunarios (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang