Diwajibkan vote untuk bisa membaca cerita ini, karena minthor bisa sewaktu-waktu mengunci part atau menghapusnya!!
************************************
"Mey?" Lirih Dante
Matanya masih menatap kearah Mey, padahal baru tadi pagi dia memeriksakan keponakannya. Tapi mengapa Mey malah mengajak bocah kecil itu makan di luar? Pikir Dante
Dante memesan meja yang tidak jauh dengan Mey, karena kebetulan meja tersebut belum ada yang menempati. Tujuan Dante mencari tahu siapa pria yang bersamanya.
"Mey, bagaimana keadaan Arell?"
"Sudah mendingan setelah minum obat."
"Syukurlah, aku khawatir saat tahu Arell sakit. Bagaimana dengan Luna, apa dia sudah tahu keadaannya?"
Mey mengangguk, "Dia tidak peduli."
Pria kulit hitam itu berpindah kesebelah Arell.
"Kenapa Arell ingin makan disini? Bukankah Arell belum sembuh total?"
"Karena Arell pernah bermimpi makan disini bersama wanita cantik dan pria tampan."
"Oh iya, seperti apa ciri-cirinya?"
"London, sudah jangan dibahas lagi. Arell suka begini saat dia sakit." Ucap Mey berusaha mengalihkan topik.
Pria yang makan bersama Mey adalah London, sahabat Mey juga Luna yang kebetulan sedang ada tugas di Paris.
"Cantik seperti temannya auntie yang tadi kita temui." Lanjut Arell lagi.
Ehemm...
Mey berdehem, "Mungkin yang ada di mimpi Arell itu auntie Mey dan uncle London."
Arell tiba-tiba diam, dia mengamati satu persatu.
"Bukan, Hmm kenapa auntie cantik itu tidak datang?"
Mey dan London saling tatap, Arell baru beberapa kali bertemu dengan Luna tapi dia langsung bisa menghafal wajahnya satu persatu.
"Oke baik uncle akan menelfon auntie cantik mu itu."
London mengambil ponsel dan menghubungi Luna.
"Hallo Lun,"
"Ya."
"Datang ke restauran elevamian, ada hal yang ingin aku bahas dengan mu."
"Aish! Oke sepuluh menit lagi aku datang."
Panggilan terputus, Luna tidak pernah menolak ajakan London apalagi dengan embel-embel membahas masalah penting. Karena selama ini London membantunya belajar tentang investasi.
"Arell, sebentar lagi auntie cantik mu akan datang. Kau senang?"
"Hore Arell senang, terima kasih uncle London."
Arell tidak bohong, dia sangat senang mendengarnya. Bahkan Arell langsung memeluk London saat itu juga.
Mey merasa kasihan, ternyata benar Luna adalah penyembuh untuk Arell. Bocah tiga tahun yang tadinya masih merasakan lemas begitu mendengar Luna akan datang, dia memiliki energi untuk sekedar berjingkrak.
Tak terasa Mey menitihkan air mata melihat senyum dibibir Arell.
Begitulah kiranya obrolan yang Dante dengar, Mey dan London tidak membicarakan banyak hal hanya seputar perkembangan bocah bernama Arell.
Tak berselang lama, seorang wanita berpenampilan sederhana datang. Dia mengenakan kaos oblong yang dipadukan celana jean, topi hitam serta kacamata hitam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lunarios (END)
Fantasía🔞 WARNING!! 🔞 area 21+ banyak adegan dewasa, kata-kata kasar bernada umpatan dan adegan BDSM! tolong kebijakan dalam membaca jika belum berusia 21, harap skip atau dosa di tanggung penumpang! 🤪 Lunara adalah seorang anak yang tidak jelas asal us...