Diwajibkan vote untuk bisa membaca cerita ini, karena minthor bisa sewaktu-waktu mengunci part atau menghapusnya!!
************************************
POV Gerard
Setelah dua hari menginap di rumah sakit, Gerard akhirnya diizinkan pulang. Saat ini ia sudah berada di penthouse seorang diri. Teman-teman brengseknya entah kemana, mereka sejak kemarin mereka belum menampakan batang hidung.
Tok..tok..tok..
Pintu di ketuk dari luar, biasanya di jam sore seperti ini pasti Pablo dan Dante. Karena hanya mereka berdua yang selalu menyempatkan waktu untuk datang. Jangan tanyakan Mario dan Austen mereka berdua sibuk dengan kehidupan.
Karena tidak juga dibuka, akhirnya tamu itu nyelonong masuk. Dia berdiri bersidakep dada memperhatikan Gerard yang tiduran di sofa.
"Ku pikir kau masih di rumah sakit."
Gerard hanya menoleh sekilas kemudian memalingkan wajah.
Tamu yang datang tanpa diundang itu adalah Dante, dia lalu duduk bersebrangan mengambil potongan buah yang sudah tersedia di meja.
"Siapa yang mengupas?"
"Menurut mu ada orang lain lagi?" Gerutu Gerard dengan wajah kesal.
"Sorry aku melupakan janji untuk menjemput mu di rumah sakit karena ada sedikit masalah tadi."
Gerard mendudukan bokong mengambil potongan buah lalu melahapnya.
"Masalah mu tidak jauh-jauh dari pasien gila." Gerard kembali mengunyah.
"Eum di usia kita yang masih muda ini tidak seharusnya mengurus perusahaan. Sudahlah katakan pada ayah mu kau tidak sanggup mengurusnya." Lanjut Gerard lagi.
Dante yang tadinya sedang mengunyah harus berhenti mendengar sindiran itu.
Gerard pun menyadari kediaman Dante sehingga ia melirik tanpa rasa bersalah. Bahkan senyum tipis itu mengembang dari sudut bibir.
"I'm sorry. Ngomong-ngomong aku sudah lama tidak mengunjungi bibi Lucia. Bagaimana keadaannya?"
"Baik." Ucap Dante singkat.
Gerard merasakan kemarahan sahabatnya, apalagi ia tidak sengaja menyinggung soal orang gila. Mengingat ibu dari Dante mengalami gangguan kejiwaan sehingga membuatnya harus dirawat di rumah sakit.
"Lusa aku ingin menemui bibi Lucia. Kau tidak keberatan kan?"
Dante menggeleng, "Lusa aku ada kelas sore, kau bisa datang menggantikan ku."
"Oke. Eumm aku ingin bertanya secara pribadi padamu."
Dante menghentikan aktifitas mengunyahnya, wajahnya menatap Gerard dengan alis berkerut.
"Apa?"
"Tentang kekasih mu, kau tidak menaruh curiga terhadapnya?"
"Katakan dengan jelas Gerard!"
Gerard menghela nafas pelan, "Terakhir aku mengunjungi ibumu, aku melihat kekasih mu bersama seorang pria di bangsal."
Dante tersenyum, "Dia adalah perawat, keberadaannya di bangsal itu sudah menjadi tugasnya. Apa lagi yang harus di khawatirkan?"
"Ck!" Gerard mendesah, "Kau pemilik rumah sakitnya, sekali-kali cek tugasnya. Jangan terlalu percaya brother."
"Tenang saja kawan, Leoni tidak mungkin mengkhianati ku."
"Oke, semoga penglihatan ku salah."
Gerard mengambil gelas berisi air putih lalu meneguknya hingga tandas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lunarios (END)
خيال (فانتازيا)🔞 WARNING!! 🔞 area 21+ banyak adegan dewasa, kata-kata kasar bernada umpatan dan adegan BDSM! tolong kebijakan dalam membaca jika belum berusia 21, harap skip atau dosa di tanggung penumpang! 🤪 Lunara adalah seorang anak yang tidak jelas asal us...