God gives me you
———
Butiran salju yang turun memenuhi jalanan sekitar rumah sakit. Yeoreum dengan susah payah menutupi wajahnya dari butiran putih yang turun kian banyak. Mantel tebalnya bahkan sudah tertutupi oleh salju dan hawa dingin dengan cepat masuk ke dalam tubuh.
"Ya Tuhan. Apa sedang badai salju?"
Yeoreum mengibas-ngibaskan butiran salju yang masih menempel di mantel dan kepalanya. Ia dengan selamat sampai ke lobi rumah sakit. Tak seperti biasanya yang ramai, lobi terlihat lenggang. Mungkin staf yang lain terjebak di jalan karena badai salju yang mengganas.
Yeoreum dengan segera berjalan ke kamar ganti. Baju biru scrub dipakai. Sambil memakai jas putih, Yeoreum melangkah menuju ER. Tempat yang konon ramai itu kini tak terlihat demikian. Cenderung sepi, tapi sebentar lagi juga penuh. Di musim dingin seperti sekarang rentan sekali banyak pasien yang datang, rata-rata terjatuh dan terluka karena jalanan yang licin, yang paling parah mungkin adalah karena kecelakaan.
"Dokter Jo."
Yeoreum menoleh. Suara perempuan yang menjadi sahabat ER-nya datang dengan dua gelas kopi yang mengepul.
"Untukku?"
Perawat Min mengangguk. Perempuan itu menyodorkan satu gelas kopi pada Yeoreum. Kopi diminum pelan karena panas. Mata Yeoreum menjelajah ke sekitar ER. Ada satu ranjang yang terisi oleh seorang remaja berpakaian sekolah. Remaja itu setengah terduduk di ranjang dan tangannya sibuk dengan ponsel, tampak bermain dengan benda itu
"Itu pasien siapa di sana?"
Perawat Min mengikuti arah tunjukan tangan. "Oh, itu, pasien Dokter Minatozaki."
Yeoreum mengerutkan alis. "Minatozaki? Orang Jepang?"
Perawat Min terkesiap. "Dokter Jo tidak tahu? Kita punya beberapa dokter dari Jepang. Mereka memang jarang terlihat di ER, lebih sering praktik," kata perempuan berambut pendek itu. "Dia dibawa langsung Dokter Minatozaki. Tangan dan kepalanya terluka karena jatuh dari tangga."
Yeoreum mengangguk. Informasi yang baru didapatkan cukup membuat dirinya kaget. Mengingat rumah sakit ini tidak bertaraf internasional namun punya beberapa dokter dari luar.
"Sepi sekali di sini. Yang lain belum datang? Siwoo sudah datang?" tanya Yeoreum.
Temannya yang satu itu tidak terlihat di mana-mana. Biasanya Siwoo akan nongkrong di depan vending machine minuman kesukaannya, minuman berbuih bernama soda.
Perempuan yang sudah menjadi sahabat Yeoreum itu menggeleng.
"Dokter Kang belum pulang."
"Belum pulang? Bukannya dia shift malam? Kenapa belum pulang?"
Perawat Min melihat keluar melalui pintu masuk ER yang transparan. Butiran salju yag turun kian deras. Ada beberapa orang berlari masuk ke dalam gedung.
"Semalam ada berita badai salju makanya Dokter Kang memilih tidur di ruang jaga. Aku tidak tahu dia sudah bangun atau belum. Kemungkinan belum karena tadi malam ER cukup ramai," katanya sambil menyesap kopi yang asapnya mengepul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Days Gone By
FanfictionHari-hari yang terus berlalu tidak akan memberitahu ke mana hidup dan hati ini berlabuh. Semua adalah rahasia, dan rahasia hanya akan terbuka jika hari sudah berlalu. Days Gone By; kelima dokter yang tidak tahu bagaimana kehidupan mereka hingga sat...