Special Chapter

39 3 0
                                    

I can summarize it for you
It's simple and it goes like this
I'm in love with you

——————————

Jiho menatap cermin sekali lagi, memastikan tidak ada satu pun debu yang menempel atau benang yang mencuat.

Kemarin setelah mengantarnya pulang, Dokter Kim tiba-tiba saja bertanya mengenai waktunya di akhir pekan. Jiho yang masih belum terlalu dekat dengan Dokter Kim tentu terkejut dengan ajakan pria itu.

"Seharusnya aku tolak saja waktu itu."

Jiho menggengam erat ujung one piece biru santainya. Ia merasa tidak nyaman harus jalan berdua di akhir pekan dengan atasan yang dulu tak ia suka.

"Apa aku batalkan saja?"

Jiho melihat chat-nya dengan sang atasan. Mereka sepakat untuk bertemu di bioskop untuk menonton film yang baru keluar. Jiho menggigit bibir. Ia sedang berkonflik dengan dirinya sendiri sekarang. Satu sisinya ingin menolak karena ia tidak nyaman, tapi sisi lainnya juga tidak enak untuk membatalkan janji.

Jiho baru saja akan mengetik ketika sang ayah mengetuk kamarnya dan muncul dari balik pintu.

"Kau ada janji dengan Dokter Kim?"

Ayahnya berujar dengan nada terkejut tapi juga bersemangat. Mata pria itu bergerak melihat penampilan anak satu-satunya. Senyum tipis terbit di bibirnya ketika tahu bahwa putri kecilnya sudah besar dan sekarang mau pergi kencan.

Jiho mengangguk pelan karena kebingungan. Ia tak pernah mengatakan janjinya dengan Dokter Kim tapi kenapa ayahnya tahu?

"Ayah tahu dari mana?"

"Itu ada Dokter Kim di luar," katanya sambil menunjuk dengan dagu ke arah luar.

Jiho tidak bisa untuk tidak membelalak. Kenapa pria itu ada di sini?

"Sekarang keluarlah. Jangan membuatnya menunggu."

Dengan cepat Jiho mengambil tas tangan dan berlari keluar kamar. Mereka seharusnya tidak bertemu di sini. Rencananya bukan seperti ini.

"Dokter kenapa ke sini ...?"

Benar kata sang ayah, Dokter Kim Wonpil sudah berdiri di depan pintu rumahnya. Jiho melihat penampilannya yang sangat kasual, berbeda dengan setelan kemeja rapi yang biasa dilihat di rumah sakit. Jujur, Jiho berdebar melihat penampilan baru Dokter Kim. Baju berkerah tapi dengan potongan yang mirip kaos membuat Dokter Kim terlihat seperti anak muda di usianya yang berada pertengahan 30 tahun.

Wonpil mengelus tengkuknya canggung. Sungguh bukan ini janji yang ia buat. Seharusnya Wonpil berdiri di depan loket tiket bioskop untuk memesan tiket film bukannya memencet bel dan menunggu Jiho keluar.

Wonpil menggigit pipi dalamnya. Mulutnya tak bisa terbuka. Tidak mungkin ia berkata jujur kalau sebenarnya tubuhnya secara otomatis membawanya ke sini tanpa alasan jelas.

"Menjemputmu tentu saja."

"Tapi katanya kita bertemu di bioskop."

"Rencana berubah. Lebih baik kalau aku menjemputmu."

Sudut bibir Jiho terangkat, sangat kecil. Paling pria itu lupa kalau mereka harusnya bertemu di bioskop langsung alih-alih di rumahnya. Tampang Dokter Kim kalau berbohong anehnya terlihat imut.

Days Gone ByTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang