15: Didn't expect it

113 22 4
                                    

Setelah berhasil menangkap pria yang ia kejar hampir menuju basement, Yeoreum beserta petugas keamanan akhirnya membawa kembali pria berpakaian serba hitam itu ke ER.

Selama di perjalanan, pelaku terus meronta-ronta untuk melepaskan dirinya. Namun karena tubuh penjaga keamanan dua kali lipat darinya, setiap usaha yang keluar selalu gagal hingga pada akhirnya pria itu menyerah dan membiarkan dirinya dibawa paksa.

Yeoreum tertawa kecil melihat usaha sia-sia pria di depannya. Posisinya yang berjalan tepat di belakang membuat dokter satu ini dapat menyaksikan aksi konyol yang dilakukan pelaku untuk mencoba kabur. Satu tubuh kecil diapit oleh dua tubuh besar dan belum lagi dua penjaga berotot padat yang memimpin jalan di depan sana. Total ia dijaga oleh empat pria kekar. Yeoreum merasa seperti melihat pemindahan tahanan ke sel lain.

Di lain tempat, seorang pria sedang berdiri dengan kaki yang terus dihentak-hentakkan gelisah. Suara hentakkan itu membaur dengan keramaian di lobi. Dowoon menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri untuk mencari keberadaan dokter perempuan yang membuatnya khawatir.

Kepalanya sudah terisi pikiran yang tidak-tidak. Bagaimana kalau dokter itu terluka? Bagaimana kalau dia ternyata sedang disandera oleh pelaku? Bagaimana, bagaimana, dan masih banyak bagaimana lagi. Namun segal pertanyaan tersebut berakhir ketika Dowoon mendengar langkah kaki berat yang datang berirama.

Dari sebelah kiri lobi, tampak empat orang pria berbadan kekar sedang membawa seorang pria. Empat pria berbadan kekar itu pasti petugas keamanan dan pria yang sedang ditarik paksa itu adalah pelaku. Dengan begitu Dowoon hanya melihat lima pria. Lalu di mana satu dokter perempuan yang harusnya ada di sana?

Di saat yang bersamaan, Yeoreum menampakkan dirinya dari belakang. Tubuh Yeoreum tersembunyi sempurna di belakang sana karena tubuh kekar para petugas.

"Aku akan memanggil Dokter Yoon. Tolong jaga dia sebentar di sana," kata Yeoreum seraya menunjuk sebuah kursi panjang tak jauh dari tempatnya.

Petugas melaksanakan perintah Yeoreum dengan mendudukkan pelaku di kursi tunggu panjang yang ada di samping pintu masuk ER.

Belum beranjak dari tempatnya, mata Yeoreum menangkap dokter yang hendak ia temui sedang berjalan cepat ke arahnya. Langkahnya cepat dan terlihat panik.

"Kau tidak apa-apa? Apa ada luka?"

Dowoon bertanya dengan gerakan mata panik.

Yeoreum mengangguk. "Aku baik-baik saja, Dokter. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Pernyataan itu tidak sepenuhnya jujur.

Dowoon memejamkan matanya seraya bernapas lega. Jantungnya sempat berhenti karena perkataan seorang dokter muda di ER tadi, takut ucapannya benar-benar terjadi. Namun setelah mendengar pernyataan langsung dari Dokter Jo sendiri, Dowoon menjadi lebih tenang.

Mata Dowoon diarahkan ke pria yang sedang duduk tertunduk di kursi tunggu. Dowoon tidak bisa melihat wajah pria itu. Pakaian serba hitamnya benar-benar menutupi tubuhnya dan karena kepalanya tidak ditegakkan, Dowoon juga tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Dowoon dan Yeoreum beserta empat petugas keamanan rumah sakit tetap di tempat. Hingga beberapa menit kemudian, tiga orang polisi mendatangi mereka. Satu mengenakan jaket kulit berwarna coklat gelap, dan dua orang tampak seperti polisi patroli dengan rompi hijau menyala.

"Selamat siang. Kami menerima laporan ada pelaku penculikan di rumah sakit. Apa ini orangnya?" tanya polisi dengan jaket coklat.

"Ya, dia orangnya," jawab Yeoreum.

"Bisa ceritakan detail kejadian?"

Polisi berjaket coklat sudah bersiap menulis di buku catatan kecil di tangannya.

Days Gone ByTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang