48: There she goes

29 2 2
                                    

Brian memijat kedua lengannya. Kepalanya bersandar pada bahu kursi dengan handuk hangat ditaruh di atas wajahnya. Operasi whipple yang memakan hingga delapan jam lebih itu membuat seluruh anggota tubuhnya pegal. Sudah beberapa tahun ia berdiri di ruang operasi tapi tubuhnya ternyata masih belum bisa menyesuaikan.

"Aku sudah menua. Badan ini tidak sebugar dulu," kata Brian mengeluh sembari tetap memijat kedua lengannya, instrumen bedah paling utama setelah otaknya.

Brian melirik jam yang ada di ruang ganti. Sekarang pukul tiga siang.

"Mari kita istirahat sebentar lalu pulang."

Brian memutuskan untuk istirahat sebentar di ruangannya karena bahaya menyetir dalam keadaan lelah.

Brian keluar dari ruang ganti dan berjalan menuju ruangannya. Di dalam ternyata ada teman seruangannya.

Dowoon melirik pada Brian yang baru masuk ke ruangan.

"Hyung terlihat lelah."

"Whipple dari jam 5 pagi," katanya diiringi helaan napas lalu duduk di kursinya. Kepalanya disandarkan lagi pada bahu kursi.

"Pakai kursi pijat milik Sungjin hyung sana."

"Malas jalan."

Dowoon mendengus mendengar jawaban ketus Brian. Tak ada percakapan lagi di antara mereka. Brian sedang mengistirahatkan tubuhnya, sementara Dowoon melakukan sesuatu dengan komputernya. Dowoon melirik jamnya. Ia punya keperluan di bangsal anak dan harus segera ke sana.

Dowoon bangun dari duduk dan menyambar jas putihnya di bahu kursi. Sebelum berjalan keluar, dia melirik ke arah Brian.

"Oh, ya, nanti malam jadi band 'kan?"

"Ya, jadi."

"Lagunya?"

"Kau ini tidak baca grup? Semuanya sudah kutulis, dari jam sampai lagu sudah ada di sana. Kalau perlu kutulis juga makan malam kita."

Brian berujar tenang tapi ada kilatan kesal dari nada bicaranya. Dowoon mendecak. Pria itu jadi sensitif ketika kelelahan.

"Ya, ya. Aku jarang buka grup."

Dowoon hendak keluar ruangan sebelum berbalik lagi menghadap pria yang wajahnya terlihat sangat lelah.

"Ah, ya. Aku mau pindah ke apartemenku lagi."

Brian menoleh. "Sudah selesai renovasinya?

"Ya. Sudah. Masih perlu dibersihkan sedikit tapi aku sudah bisa tinggal di sana lagi."

"Hm. Baguslah." Brian memejamkan matanya. "Jae hyung sudah tahu kau akan keluar dari rumahnya?"

"Aku belum memberitahu tapi pagi tadi dia bilang perhatikan lagi barangku jangan sampai ada yang tertinggal, artinya dia sudah tahu 'kan?"

Itu pernyataan yang juga mengandung pertanyaan.

Brian mengangkat bahunya. "Mungkin saja."

Setelahnya Dowoon keluar ruangan, meninggalkan Brian sendirian. Brian melirik jam di ponselnya, sudah jam empat. Dia baru akan menutup layar ponselnya ketika melihat notifikasi dari seseorang. Sudut bibirnya terangkat. Tanpa membalas pesan, Brian langsung membuat panggilan.

Days Gone ByTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang