Sungjin menekan saklar lampu yang berada di balik pintu, membuat deretan anak tangga menurun terlihat.
Tas gitar yang berada di punggungnya membuat Sungjin agak kesusahan berjalan melewati tangga. Badannya harus sedikit menunduk karena kalau tidak tas gitarnya bisa menabrak langit-langit basement yang pendek.
Sesampainya di bawah, matanya dibuat terkesima oleh kebersihan ruang bawah tanah ini. Ruang yang sebelumnya tampak seperti gudang penuh debu kini sudah sebersih kamar bayi. Udaranya juga lumayan segar meskipun berada di bawah tanah.
Setelah matanya puas menjelajah basement, Sungjin mendudukkan dirinya di sofa empuk yang dulu sempat berdebu. Sofanya sangat empuk sampai Sungjin bisa tidur di sana.
Di samping sofa, Sungjin melihat sebuah lemari kaca bergaya kuno yang masih berdiri kokoh. Di dalam lemari itu berisi barang-barang antik perlengkapan teh seperti cangkir, pot dan piring kecil.
"Kim Wonpil. Kau benar-benar kaya."
Karena takut memecahkan salah satu dari barang antik tersebut, Sungjin menjauh dari sana dan beralih pada buku yang terbuka di atas meja. Tombol merah terpampang jelas membuat jari Sungjin bergerak sendiri untuk menekannya.
"Sudah dua kali aku melihat ini tapi masih keren saja."
Dinding terbelah dan menampilkan kembali panggung kecil. Tidak seperti sebelumnya, panggung yang tadinya berisi proyektor dan layar lipat kini terlihat kosong melompong.
Sungjin naik ke panggung sambil menenteng gitarnya. Ia meletakkan stand gitar dan membuat gitarnya berdiri di tengah. Kakinya kemudian berjalan mundur turun dari panggung.
Senyum bangga terpaut diwajahnya. "Kembali seperti dulu."
Sungjin bisa melihat satu per satu alat musik mulai berkumpul di sekitar gitarnya lalu diikuti refleksi dirinya bersama dengan Jae, Brian, Wonpil, dan Dowoon versi mahasiswa. Suasana langsung berubah ke festival kampus yang dipenuhi ratusan orang. Dirinya yang masih muda itu tampak sangat berapi-api di atas panggung. Tersenyum lebar ke arah penonton kemudian tangannya mulai memetik senar gitar seiring mulainya lagu.
"Hyung?"
Badan Sungjin tersentak kaget. Lamunan kenangan buyar ketika merasakan sentuhan dipundaknya.
Wonpil berdiri tepat di belakang Sungjin. Ia sudah membuat suara sedari tadi tapi pria itu tampak tidak terganggu dan hanya diam menatap ke arah panggung.
"Tolong bantu aku pindahkan keyboard ke atas panggung."
"Oh–oh." Sungjin merasa canggung karena ketahuan melamun.
Sungjin mengangkat bagian kaki keyboard sedangkan Wonpil membawa keyboard-nya. Benda panjang itu kemudian diletakkan di sebelah kiri, posisi yang sama seperti waktu festival kampus.
"Apa formasinya tidak sedikit aneh? Sebelah kanan tampak begitu sepi."
Sungjin melihat ke arah kanan. Ya, gitarnya berdiri sendiri di sebelah kanan sana. Agak tidak rapi dan tidak seimbang jika dilihat tapi mau bagaimana lagi. Sebelum si kacamata tinggi bergabung, formasi mereka tetap akan terlihat aneh.
"Biarkan saja. Setidaknya kita tidak tampil di depan banyak orang."
Formasi saat festival kampus dulu adalah paling kanan ditempati oleh Jae dan Sungjin, di tengah Dowoon dengan drumnya lalu di sebelah kiri diisi oleh Brian dan Wonpil. Kurang lebih itulah posisi yang Sungjin ingat.
"Hyung, aku tahu kalian di bawah sana! Tolong bantu aku. Drumnya berat!"
Seruan penuh perintah terdengar menggema dari pintu masuk basement. Sungjin dan Wonpil bergegas pergi ke tangga. Di anak tangga paling atas, Dowoon berdiri dengan menenteng salah satu tas dari bagian drumnya. Mereka berdua kemudian membantu Dowoon membawa perlengkapan drumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Days Gone By
FanficHari-hari yang terus berlalu tidak akan memberitahu ke mana hidup dan hati ini berlabuh. Semua adalah rahasia, dan rahasia hanya akan terbuka jika hari sudah berlalu. Days Gone By; kelima dokter yang tidak tahu bagaimana kehidupan mereka hingga sat...